Kisruh Partai Demokrat
Kisruh di Partai Demokrat: dari Aksi Menangis Depan Kamera, Cap Jempol Darah hingga Ancaman Santet
Kisruh di Internal Partai Demokrat terus berlanjut diwarnai sejumlah aksi dari masing-masing kader pendukung dua kubu.
"Tentu saja, dalam konteks kepentingan kubu Cikeas, langkah pemecatan diambil dengan maksud untuk menciptakan stabilitas internal partai di tengah tekanan politik yang dialami kubu AHY (Cikeas)," kata Karyono kepada Tribunnews, Rabu (3/3/2021).
Karyono menambahkan, pemecatan tersebut dilakukan di tengah dorongan KLB yang kian menguat.
Tujuannya adalah untuk mengamankan status quo yakni posisi Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai ketua umum partai Demokrat.
Namun demikian, yang perlu diantisipasi adalah efek dari tindakan pemecatan yang dilakukan secara serentak.
Jika tak terkendali justru bisa berpotensi menimbulkan gejolak yang lebih besar.
Besarnya gejolak tergantung pada situasi dan kondisi.
Di sinilah diperlukan kepiawaian kubu AHY dalam mengelola konflik.
Tidak hanya AHY yang diuji, tapi kelihaian dan pengaruh SBY menjadi taruhannya.
"SBY adalah benteng terakhir untuk mengamankan AHY sebagai ketua umum. Pengaruh SBY di internal untuk saat ini memang masih kuat. Tapi kekuatan SBY saat ini sedang diuji seberapa kuat dalam membentengi partai Demokrat," ucap Karyono.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Di Balik Kisruh Demokrat: Cap Jempol Darah, Ancaman Santet hingga Menangis Depan Kamera