Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kisruh Partai Demokrat

Darmizal Menangis, KLB Partai Demokrat Kubu Moeldoko Tak Bisa Didaftarkan di Kemenkumham

Ada sejumlah kebutuhan administrasi yang tidak bisa dipenuhi hasil KLB yang menetapkan Moeldoko sebagai ketua umum, sehingga tidak bisa mendaftar

Editor: Finneke Wolajan
Tribunnews/Herudin
Inisiator Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deli Serdang, Darmizal (tengah) menangis saat menggelar konferensi pers di Jakarta, Selasa (9/3/2021). Dalam konferensi pers tersebut, Partai Demokrat versi KLB menyatakan bahwa KLB yang mereka adakan sah dan sesuai dengan AD/ART partai. Tribunnews/Herudin 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Tangisan Darmizal diejek Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY), Andi Arief, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat

Andi Arief mengatakan hasil Kongres Luar Biasa atau KLB Partai Demokrat di Deli Serdang tidak bisa didaftarkan ke Kementerian Hukum dan HAM, Selasa (9/3/2021) lalu.

Menurut Andi Arief, ada sejumlah kebutuhan administrasi yang tidak bisa dipenuhi hasil KLB Partai Demokrat yang menetapkan Moeldoko sebagai ketua umum, sehingga tidak bisa mendaftar.

Hal ini juga, menurut Andi, yang membuat Darmizal menangis saat menggelar jumpa pers pada Selasa lalu.

"Mengapa Darmizal nangis? Karena janjikan Moeldoko 9 Maret data KLB abal-abal bisa didaftarkan elektronik di kumham."

"Saat mendaftarkan, data tidak bisa diinput," kata Andi melalui akun Twitternya @AndiArief_ID, Kamis (11/3/2021).


Andi Arief dan Moeldoko (Istimewa)

Andi menyebut ganjalan kubu Moeldoko mendaftar ke Kemenkumham karena masih ada perselisihan, yakni pemecatan sampai keabsahan peserta kongres dan jumlahnya.

"Karena perselisihan dari mulai pemecatan keabsahan peserta kongres dan jumlahnya di Mahkamah Partai," ungkapnya.

Darmizal Menangis

Darmizal, aktor KLB Deli Serdang, tiba-tiba menangis sesenggukan saat menggelar konferensi pers soal kisruh Partai Demokrat.

Tangis Darmizal itu lantaran usahanya yang merasa tak dihargai, ketika dirinya berupaya mengumpulkan para Ketua DPD dan DPC untuk memilih Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai ketua umum PD pada 2015 silam.

"Saya sangat menyesal pernah menjadi aktor tim buru sergap untuk mendatangi ketua-ketua DPD."

"Mengumpulkan ketua-ketua DPC agar mereka berbulat tekad membangun chemistry agar Pak SBY yang dipilih pada kongres 2015 di Surabaya," kata Darmizal di Jakarta Selatan, Selasa (9/3/2021).

Penyesalan tersebut menurut Damrizal membuat dirinya melankolis.

"Hari ini saya kepada seluruh DPC seluruh DPD Partai Demokrat minta maaf, saya menyesal, saya enggak tahu kalau akan lahir rezim diktator ini," ujarnya.

Aksi menangis Darmizal membuat kader yang lain seperti Razman Nasution hingga Tri Yulianto memintanya berhenti menangis dan bersabar.

"Sungguh saya enggak tahu akan ada PO (peraturan organisasi) yang memberatkan kalian menyetor setiap bulan."

"Malu saya, saya malu," ucapnya.

Darmizal mengungkapkan latar belakang KLB.

KLB digelar salah satunya dilatari kekecewaan para kader di DPD dan DPC atas pemberlakuan Peraturan Organisasi (PO) Partai Demokrat Nomor 01/2019.

PO 01/2019 tersebut, kata Damrizal, mewajibkan fraksi tingkat I Provinsi dan tingkat II kabupaten/kota untuk menyetor uang tiap bulan kepada DPP.

"Yaitu PO yang mewajibkan fraksi tingkat 1 provinsi, fraksi tingkat 2 kabupaten/kota, menyetor setiap bulan ke DPP Partai Demokrat," beber Damrizal.

PO 01/2019, lanjut Damrizal, dilahirkan Ketua Umum Partai Demokrat sebelumnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Menurut pikiran saya, secara hukum ini tidak baik."

"Namun sesuai moral, etika dalam berpolitik, jauh lebih tidak baik lagi."

"Atau bisa dikatakan ini adalah buruk sekali dalam mengelola kader-kader," tutur Damrizal.

Damrizal lantas mengungkapkan penyesalannya pernah membantu SBY menjadi pucuk pimpinan Partai Demokrat pada tahun 2015 silam.

Keputusan itu, lanjut dia, adalah salah satu keputusan paling fatal yang pernah dia buat dalam hidup.

"Salah satu kesalahan fatal saya, dan saya harus bertanggung jawab kepada seluruh kader dan kelak di hadapan Allah SWT," cetus Damrizal.

Dibantah

DPP Partai Demokrat membantah pernyataan Darmizal, yang menyebut adanya permintaan uang setoran kepada para pengurus dan kader di daerah.

Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani menyebut, Darmizal telah menyebarkan informasi palsu berujung fitnah.

"Darmizal juga menyajikan informasi palsu yang mengatakan DPP Partai Demokrat setiap bulannya meminta uang atau pungutan kepada pengurus daerah."

"Ini kebohongan dan fitnah besar, Darmizal harus mempertanggungjawabkan omongannya."

"Dia harus menyimpan tangisannya untuk hari pertanggungjawaban nanti," kata Kamhar kepada wartawan, Rabu (10/3/2021).

Menurut Kamhar, sebagian kader Partai Demokrat menjadikan tangisan Darmizal tersebut sebagai lelucon.

"Jangan-jangan karena diteror peserta kongres abal-abal, janji Rp 100 juta hanya ngucur Rp 5 juta."

"Atau ditekan sponsor, karena dana yang direalisasi ke peserta tak sesuai pengajuan."

"Ngambil potongan kegedean sehingga peserta ngamuk, tapi sekali lagi ini hanya lelucon diinternal Kader Partai Demokrat."

"Setelah kemarin menonton video terstimoni peserta KLB abal-abal dan hari ini menyaksikan Darmizal menangis saat konferensi pers," papar Kamhar. (Chaerul Umam/Reza Deni/Lusius Genik)

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Andi Arief Bilang Darmizal Menangis karena Gagal Janjikan Moeldoko Daftarkan KLB pada 9 Maret

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved