Berita Populer
POPULER Sulut - Syerly A Sompotan Bakal Pengaruhi Kekuatan PDI-P | Kisah Sukses Pemilik Coto Maros
Berita pertama tentang Syerly Adelyn Sompotan yang bergabung dengan PDI-P. Berita kedua kisah sukses pemilik coto Maros Manado.
Di saat vakum, Heri banyak berpikir dan menata ulang rencana bisnis. Salah satunya ialah memilih tempat yang cocok.
Akhirnya ditemukanlah lokasi di mana Coto Maros Paniki saat ini. Lima tahun lalu, Heri bilang, kawasan itu belum terlalu ramai seperti selatang.
Ketekunan pasti berbuah keberhasilan. Setiap pelaku usaha tentu punya tantangan rintangan.
"Kita sudah memulai, tentu kita harus siap segala konsekuensinya. Jalani sambil belajar," kata Heri.
Lambat laun, warung Coto Maros Heri kian populer. Dari pelanggan puluhan orang, menjadi ratusan orang yang datang setiap hari.
Katanya, sebenarnya Coto Maros dan Coto Makassar serupa tapi tak sama. Pembedanya pada resepnya. "Penikmat coto pasti bisa membedakan," jelasnya.
Seiring waktu, usahanya kian besar. Karyawannya kini 20-an orang yang melayani di dua cabang. Omset usaha Coto Maros Rp 400 jutaan per bulan.
Apa yang istimewa dari Heri, di saat ekonomi tengah tertekan akibat pandemi Covid-19, ia malah membuka gerai baru di Bahu, Malalayang.
"Ini karena permintaan pelanggan saya dari Malalayang. Kadang mereka kalau ke Mapanget, pas sampe coto habis," ujarnya.
Herianto pun tak sungkan berbagi kiat sukses bertahan di tengah pandemi. Kuncinya adaptasi dan inovasi.
Di saat pembatasan jam operasional, Heri membuka warung cotonya lebih pagi.
"Sebelum pandemi saya buka paling cepat jam sebelas siang dan tutup jam satu malam. Sekarang, kita buka lebih pagi. Durasinya tetap dapat," katanya.
Ia bersyukur tak merumahkan karyawannya meskipun kondisi sulit di tengah pandemi.
Salah satu alasan ia membuka cabang di Malalayang biar karyawannya bisa diberdayakan.
"Memang kita melakukan penyesuaian-penyesuaian ya biar bisa bertahan di kondisi ini," jelasnya.