News
Guru Tewas Dipenggal karena Berita Hoaks Muridnya, Pelaku Habisi Korban dengan Brutal
Seorang guru tewas dipenggal pemuda karena berita hoaks muridnya sendiri. Samuel tewas dihabisi seorang pemuda.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Pembunuhan sadis seorang guru tewas dipenggal pemuda karena berita hoaks muridnya sendiri.
Korban seketika tewas setelah pelaku dengan brutal memenggal tubuhnya.
Berawal dari info tak benar yang disebarkan salah satu siswa, guru pria tersebut kehilangan nyawa.
Sosok guru Sejarah dan Geografi bernama Samuel Paty dilaporkan tewas setelah dipenggal pada tahun lalu.
Samuel tewas setelah menunjukkan gambar Nabi Muhammad di sebuah kelas Kebebasan Bicara pada Oktober 2020,
dimana ia sebagai guru yang mengajar saat itu.
Seorang siswa berusia 13 tahun yang merupakan muridnya, menjadi penyebab atas kejadian yang menewaskan Samuel Paty.
Siswa tersebut mengungkapkan pada ayahnya bahwa Paty telah meminta seluruh siswa muslim meninggalkan kelas,
sebelum menunjukkan gambar Nabi Muhammad telanjang kepada seluruh siswa beragama lain.
(Foto: Ilustrasi - mutilasi dipenggal./isitmewa)
Samuel Paty mengajar di sebuah sekolah Conflans Sainte Honorine yang terletak di wilayah Paris Barat.
Ayah dari murid tersebut kemudian bereaksi atas keluhan yang diungkapkan anaknya.
Kemudian, ayah murid tersebut mengajukan keluhan hukum dan memicu kampanye kebencian terhadap Paty
dengan memposting video online dan menyertakan tuduhan tersebut.
Akibat dari adanya hal ini, Paty mendapatkan ancaman pembunuhan sebagai akibat dari adanya tuduhan tersebut,
serta menerima reaksi maupun kemarahan secara global dari negara-negara muslim.
Diketahui seseorang bernama Abdullakh Anzorov merupakan seorang pemuda berusia 18 tahun yang menjadi tersangka pemenggalan Paty.
Abdullakh Anzorov memenggal Paty tepat 10 hari setelah tuduhan terhadap Paty pertama kali dibuat.
Setelah Paty tewas, murid tersebut kemudian mulai mengaku bahwa dia ternyata berbohong, hanya untuk menyenangkan ayahnya.
Pengacara remaja tersebut, Mbeko Tabula bahkan mengkonfirmasi pada hari Senin siswa tersebut bahkan sama sekali tidak menghadiri kelas
dimana tempat kejadian tersebut ia katakan.
Tabula kemudian mengungkapkan lebih lanjut, bahwa di hari tersebut siswa berusia 13 tahun itu pergi sakit.
Menurut sebuah kantor berita, pengacara tersebut juga mengungkapkan bahwa siswa tersebut berbohong karena merasa terjebak
dalam lingkaran teman-teman sekelasnya yang memintanya untuk berbicara.
Berdasarkan laporan, siswa tersebut telah diskors dari sekolahan sebelum kejadian tersebut, hal ini karena ia tidak menghadiri kelas.
Meskipun, siswa tersebut telah mengungkapkan bahwa ia memberitahu ayahnya bahwa skorsingnya terjadi setelah dia menyatakan kemarahannya terhadap Paty karena menunjukkan foto-foto tersebut.
Berdasarkan surat kabar harian Prancis Le Parisien melaporkan bahwa siswa tersebut tidak berani mengakui kepada ayahnya
dengan alasan ia telah dikucilkan sebelum tragedi tersebut terjadi, akibat dari sikapnya yang buruk.
Anak berusia 13 tahun tersebut kemudian didakwa atas tuduhan fitnah, sementara ayahnya ditangkap karena keterlibatannya dalam pembunuhan teroris.
(Foto: Ilustrasi - mutilasi dipenggal./Ilustrasi/Pixabay)
Pihak kejaksaan berpendapat, pembunuhan ini terjadi karena adanya sebab akibat dari kampanye kembencian yang dilakukan oleh ayah murid tersebut.
Tabula berpendapat bahwa adanya hal ini, siswa harus diselamatkan dari tuduhan dan menyatakan ayahnya yang bersalah atas tindakan yang tidak proposional dan berlebihan.
Anzorov sendiri sebagai tersangka oembunuhan Samuel Paty, sebelumnya telah melakukan pelacakan terhadap lokasi Paty akibat tuduhan penggunaan gambar-gambar tersebut.
Kematian Paty memicu banyaknya pawai yang berlangsung di seluruh penjuru negeri dan mendapatkan banyak dukungan dari masyarakat
yang turut berbela sungkawa serta mengadakan upacara peringatan terhadap meninggalnya Samuel Paty. (aya/tribunjateng.com)
(*)
Tautan:
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Heboh Siswa Bolos Sebar Hoaks Guru Sejarah Tewas Dipenggal,