Malaysia Airlines
7 Tahun Lenyapnya Pesawat Malaysia Airlines MH370, Keluarga Minta Rilis Data Radar Militer
Pesawat Malaysian Airlines MH370 menghilang dengan 239 orang di dalamnya pada 8 Maret 2014, saat terbang dari Kuala Lumpur ke Beijing.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Sebuah pesawat Boeing 777-200 Malaysia Airlines lenyap tak diketahui keberadaannya pada 8 Maret 2014 silam.
Pesawat dengan nomor penerbangan MH370 diduga jatuh di Samudra Hindia.
Namun, belum juga ditemukan bukti jatuhnya pesawat tersebut kendati pencarian besar-besaran banyak negara sudah dilakukan selama 2 tahun.
Pesawat dengan rute Kuala Lumpur - Beijing itu lepas landas dari Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) pada pukul 00.41 waktu setempat.
Pesawat itu dijadwalkan tiba di Beijing pukul 06.30, tetapi kemudian putus kontak sekitar pukul 02.40 waktu setempat, 8 Maret 2014.

Adapun posisi terakhir pesawat tersebut sebelum putus kontak yakni berada di kawasan Laut China Selatan di antara Pesisir Timur Semenanjung Malaysia dan ujung selatan Vietnam.
Anggota keluarga dari penumpang dan awak pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang, berkumpul untuk memperingati 7 tahun hilangnya pesawat tersebut, Minggu (7/3/2021).
Grup yang bernama Voice370 ini menegaskan kembali tuntutannya agar pencarian dilanjutkan, dan agar semua data radar militer sejak hari itu dirilis untuk penyelidikan independen.
"Kami mendesak pemerintah Malaysia untuk merilis semua data radar militer, dari tanggal 7 dan 8 Maret, bahkan dengan basis non-disclosure, untuk penyelidikan independen,
sehingga kami dapat menghilangkan semua keraguan dari setiap pergerakan pesawat, yang hingga kini tidak kami ketahui," ujar Grace Nathan, salah satu keluarga korban Malaysia Airlines MH370, seperti dikutip dari the Associated Press.
Pesawat Malaysian Airlines MH370 menghilang dengan 239 orang di dalamnya pada 8 Maret 2014, saat terbang dari Kuala Lumpur ke Beijing.
"Kami tidak dapat menggunakan Covid-19 sebagai alasan untuk berhenti. Sebelumnya kami telah melalui begitu banyak pemerintahan dan begitu banyak menteri perhubungan," kata Jacquita Gomes, yang juga merupakan keluarga korban.
Upaya bersama oleh Australia, China, dan Malaysia dihentikan pada Januari 2017 setelah dua tahun dilakukan pencarian bawah air di Samudra Hindia bagian selatan. Pencarian ini merupakan pencarian terbesar dalam sejarah penerbangan.
Upaya eksplorasi lain pada Mei 2018, yang dipimpin oleh US Ocean Infinity, juga gagal menemukan lokasi jatuhnya pesawat.
Sebuah laporan investigasi independen yang dipimpin Malaysia yang dirilis pada Juli 2018, menunjukkan adanya penyimpangan dalam tanggapan pemerintah dan meningkatkan kemungkinan adanya intervensi oleh pihak ketiga.
