Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Partai Demokrat

SBY Merasa Malu, Telah Memberikan Jabatan Kepada Moeldoko, Yang Kini Mengkudeta Partai Anaknya

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhyono (SBY) tak bisa menutupi kekecewaan mendalamnya kepada Moeldoko

Editor: Fistel Mukuan
Twitter Susilo Bambang Yudhoyono
Suasana saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melantik Jenderal Moeldoko sebagai Panglima TNI menggantikan Laksamana Agus Suhartono di Istana Negara Jakarta, Jumat (30/8/2013) silam. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Presiden kelima Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) angkat bicara trntang kudeta partai Demokrat.

Menurut SBY selaku ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Moeldoko disebutnya berdarah dingin saat mengkudeta partai yang diketuai oleh anaknya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)

SBY tak bisa menutupi kekecewaan mendalamnya kepada Moeldoko.

Mengingat masa lalu, dalam kepemimpinan SBY ada jabatan strategis yang diberikan kepada Moeldoko yang merupakan purnawirawan TNI.

Bagi SBY hal ini sejarah di negara ini.

"Hari ini sejarah telah mengabadikan apa yang terjadi di negara yang kita cintai ini".

"Memang banyak yang tercengang. Banyak yang tidak percaya bahwa KSP Moeldoko yang bersekongkol dengan orang dalam benar-benar tega dan dengan darah dingin lakukan kudeta ini," kata SBY saat konferensi pers menanggapi KLB Partai Demokrat, Jumat (5/3/2021).

SBY menyebut apa yang dilakukan Moeldoko dengan mengkudeta kepemimpinan Partai Demokrat dari tangan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sangat jauh dari sikap ksatria dan moral.

SBY bahkan apa yang dilakukan Moeldoko sungguh memalukan dilakukan seseorang yang pernah menjadi Prajurit TNI.

"Sebuah perebutan kepemimpinan yang tidak terpuji, jauh dari sikap ksatria dan nilai-nilai moral dan hanya mendatangkan rasa malu bagi perwira dan prajurit yang pernah bertugas di jajaran TNI," geram SBY.

SBY pun merasa malu karena pernah memberikan jabatan kepada Moeldoko sewaktu yang bersangkutan masih berdinas di TNI.

Diketahui, karir militer Moeldoko moncer sewaktu SBY menjabat Presiden ke lima RI.

Moeldoko dilantik SBY menjadi KASAD pada 2013 menggantikan adik iparnya, Sarwo Edhie Wibowo hingga kemudian ditunjuk sebagai Panglima TNI.

"Termasuk rasa malu dan rasa bersalah saya yang dulu beberapa kali memberikan kepercayaan dan jabatan kepadanya".

"Saya memohon ampun kehadirat Allah SWT tuhan yang maha kuasa atas kesalahan saya itu," ucap SBY.

Viral Moeldoko cium tangan SBY. Momen Moeldoko diundang Presiden SBY untuk melakukan Fit dan Propertes KSAD.
Viral Moeldoko cium tangan SBY. Momen Moeldoko diundang Presiden SBY untuk melakukan Fit dan Propertes KSAD. (Abror/Rumah Tangga Kepresidenan SBY)

Akal Sehat Telah Mati

Dalam pernyataannya itu, SBY menyebut bahwa akal sehat saat ini telah mati.

Hal tersebut terkait gerakan bawah tanah melalui KLB Partai Demokrat yang disebutnya abal-abal telah mengkudeta AHY dari pucuk kepemimpinan dan diganti oleh pejabat pemerintahan aktif yang bukan anggota partai.

"Hari ini kami berkabung. Partai Demokrat berkabung. Sebenarnya bangsa Indonesia juga berkabung karena akal sehat telah mati".

"Sementara keadilan, supremasi hukum dan demokrasi sedang diuji," kata SBY.

AHY Sebut KLB Abal-abal

Sebelumnya, AHY mengklaim bahwa pelaksanaan KLB tersebut dinilai inkonstitusional dalam segi aturan hukum karena tidak sesuai dengan konstitusi yang ada di Partai Demokrat.

"KLB ini tidak sesuai dengan konstituen Demokrat, (berdasarkan AD ART) harus disetujui dan didukung dua pertiga dari jumlah DPD, dan setengah dari jumlah DPC dan itu merupakan angka minimal, dan persetujuan dari ketua Majelis Partai," kata AHY saat konfrensi pers di kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta Pusat, Jumat (5/3/2021).

Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY merespon hasil KLB Deliserdang yang memutuskan secara aklamasi Moeldoko sebagai Ketum Demokrat, Jumat (5/3/2021). Konpers AHY berlangsung di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta Pusat. (Tangkapan layar YouTube Tribun Video)

Sedangkan kata dia, pada KLB yang terjadi di Deli Serdang dan menunjuk Moeldoko sebagai ketua umum itu, seluruh anggota, baik dari Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat tidak ada yang terlibat.

Seluruhnya, kata AHY, dikonfrimasi berada di daerah masing-masing. Oleh karenanya AHY mengatakan bahwa KLB yang terjadi siang tadi merupakan ilegal.

Lebih lanjut dia mengatakan, KLB yang terjadi juga didasari oleh niat yang buruk serta dilakukan dengan cara-cara yang buruk.

AHY mengatakan, sebagai negara demokrasi Indonesia seharusnya menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, independensi, dan kedaulatan partai politik.

Karena itu dirinya juga meminta agar pemerintah tidak tinggal diamatas langkah Moeldoko yang dinilai telah memecah belah partai.

"Saya minta negara dan aparat pemerintah untuk tidak melakukan pembiaran atas kegiatan ilegal yang dilakukan KSP Moeldoko untuk memecah-belah partai Demokrat," ucapnya.

Kolase foto Moeldoko dan AHY. Terpilih secara Aklamasi, AHY Minta Menkumhan Tak Sahkan, Sebut KLB Ilegal dan Lawan Hukum
Kolase foto Moeldoko dan AHY. Terpilih secara Aklamasi, AHY Minta Menkumhan Tak Sahkan, Sebut KLB Ilegal dan Lawan Hukum (Kolase Wartakotalive.com/Kompas.com/Kristianto Purnomo/Antara Foto/Muhammad Adimaja)

Jadi Ketua Umum Partai Demokrat

Moeldoko hari ini, Jumat (5/3/2021) resmi ditunjuk sebagai Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB di Deli Serdang untuk menggantikan posisi putra sulung SBY, yakni AHY.

Sebelum menyatakan kesanggupannya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko melontarkan tiga pertanyaan kepada peserta Kongres Luar Biasa (KLB).

Pertanyaan itu disampaikan Moeldoko melalui sambungan telepon.

Moeldoko memang tak menghadiri langsung KLB yang digelar di The Hill Hotel Sibolangit, Deliserang, Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021) siang.

Dia baru dihubungi panitia KLB setelah hasil KLB menyatakan peserta sepakat menunjuk Moeldoko secara aksalami sebagai Ketua Umum Partai Demokrat menggantikan Agus Harimurti Yudhoyono.

"Walaupun secara aklamasi rekan-rekan telah memberikan kepracayaan kepada saya. tapi saya ingin memastikan keseriusan teman-teman semua," kata Moeldoko saat dihubungi melalui telepon oleh panitia KLB Partai Demokrat.

KLB Partai Demokrat di Sibolangit, Deliserdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021). Hasilnya, peserta menunjuk secara aklamasi Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. (Kompas.com/Mei Leandha Rosyanti)

Mantan Panglima TNI ini menyebut ada tiga pertanyaan yang akan dilontarkan kepada peserta KLB Partai Demokrat.

"Tolong saudara jawab beberapa pertanyaan saya untuk memastikan, tolong ini dijawab secara serempak," pinta Moeldoko.

Pertama, Moeldoko bertanya kepada peserta KLB apakah pelaksanaan KLB ini sesuai dengan AD ART Partai Demokrat apa tidak.

"Sesuai," jawab peserta secara kompak.

Kedua, Moeldoko menanyakan keseriusan para peserta KLB yang memilihnya untuk memimpin Partai Demokrat.

"Serius," lagi-lagi para kader menjawab secara kompak.

Pertanyaan ketiga, lanjut Moeldoko, dia menanyakan sejauh mana keseriusan kader Partai Demokrat untuk bekerja atas nama integritas yang menempatkan merah putih di atas kepentingan pribadi dan golongan.

"Siap ga?," tanya Moeldoko.

"Dengan demikian saya menghargai keputusan saudara, saya terima sebagai Ketua Umum Partai Demokrat," ucap Moeldoko setelah para kader menjawab pertanyaan yang dilontarkannya.

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Sebut Moeldoko Berdarah Dingin Kudeta Demokrat, SBY Menyesal Pernah Kasih Kepercayaan Sewaktu di TNI, https://jakarta.tribunnews.com/2021/03/05/sebut-moeldoko-berdarah-dingin-kudeta-demokrat-sby-menyesal-pernah-kasih-kepercayaan-sewaktu-di-tni?page=all

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved