KEK Likupang
Kisah dari Lokasi KEK Likupang, Sehari Kios Makanan Dapat 14 Juta, Warga Berlomba Beli Mobil
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno direncanakan mengunjungi kawasan KEK pariwisata Likupang pekan depan.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Pantai Paal di Desa Marinsow, Kecamatan Likupang Timur, Kabupaten Minahasa Utara (Minut), Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) bakal jadi bagian integral dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Likupang.
Diketahui, KEK pariwisata Likupang masuk lima program super prioritas Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno direncanakan mengunjungi kawasan KEK pariwisata Likupang pekan depan.
Jauh sebelum jadi KEK, pantai Paal telah menjadi penghasil "cuan" bagi warga Desa Marinsow.
Booming wisata pantai itu pada 2017 ke atas mendongkrak ekonomi masyarakat.
Warga yang sebelumnya hanya berprofesi sebagai petani, nelayan dan tukang dan bergelut pada strata terbawa, perlahan merangkak ke strata kehidupan menengah dan atas.
"Dulu hanya satu dua warga yang punya mobil. Kini sudah hampir 20 an warga yang punya mobil," kata Jesika Bawekes kepada Tribun Manado Sabtu (27/2/2021) di pesisir Pantai Paal.
Ungkap dia, rezeki datang pada warga dari usaha jual makanan di pantai serta sewa wahana permainan.
Untung usaha jual makanan mencapai jutaan rupiah per hari.
"Pernah sebuah kios sehari dapat 14 juta rupiah," ujar dia.
Para pemuda banyak yang menjadi pemandu wahana air.
Pendapatan mereka mencapai 300 hingga 500 ribu per hari.
"Padahal kerja mereka hanya memakaikan baju pelindung ke tamu," katanya.
Dirinya membeber, tempat usaha makanan dan wahana dikelola warga. Sementara retribusi masuk Bumdes.
"Untuk motor dipungut biaya 10 ribu. Sementara mobil 20 ribu," ujarnya.
Saldo terakhir Bumdes pada periode Oktober hingga Desember tahun lalu mencapai 100 juta rupiah.
"Padahal masih Covid 19," ujarnya.
Dulunya, kata dia, desa itu begitu tertinggal dan miskin.
Air sulit. Pekerjaan warga hanyalah petani penggarap dan nelayan dengan hasil hanya cukup untuk makan sehari.
Kemudian ditemukanlah pantai itu.
Tribun Manado pada 2014 lewat pemberitaan turut memviralkan pantai itu hingga diserbu ribuan pengunjung dan membawa cuan bagi warga.
"Dulunya pantai itu sering didatangi turis dengan helikopter. Belum ada jalan masuk. Baru ada jalan kebun. Dinamakan pantai paal karena ada paal penanda batas antar kampung di pantai itu," kata dia.
"Pantai ini selamatkan kami dari kemiskinan. Kami bersyukur atas berkat Tuhan yang luar biasa ini," katanya.
Di masa PPKM saat ini, pantai ditutup dan pundi uang berkurang.
Warga terpaksa menyambung hidup dengan bertani dan jadi tukang.
Ia berharap pendemi segera berlalu dan KEK pariwisata dapat disegerakan.
"Agar masyarakat kian sejahtera," katanya. (art)
• Bacaan Alkitab Minggu 28 Februari 2021, Nehemia 7:61-62 : Penatalayanan Nehemia
• Arti Mimpi Jatuh Terpeleset, Apakah Pertanda Buruk? Ini Tafsir Lengkapnya
• Fakta Wasiat Yuni Shara Mantan Raffi Ahmad Sebelum Meninggal, Begini Kondisi Sebenarnya