Perahu Tanpa Awak Terombang-ambing di Bitung, Mesin Masih Menyala
Kami harus naik perahu ke titik ditemukannya, seorang pria yang tak bernyawa. Karenakan akses darat tidak bisa dijangkau
Penulis: Christian_Wayongkere | Editor: Charles Komaling
TRIBUNMANADO.CO.ID, BITUNG - Sejumlah warga Kelurahan Batu Lubang Kecamatan Lembeh Utara, tepatnya dipesisir pantai Labuang dekat perusahan Dok kapal PT Sarana Samudera Pasific (SSP) dikejutkan dengan penemuan mayat, Kamis (25/2/2021).
Jenazah itu seorang lelaki bernama Charlie Lukas (46), warga Desa Tariang Baru Kecamatan Tabukan Tengah Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Peristiwa itu berawal, saat warga setempat menemukan satu unit perahu kecil atau pakura terombang-ambing di laut depan perkampungan kelurahan itu.'
Perahu pakura, merupakan alat yang yang dipakai para nelayan untuk memancing dan menangkap ikan tuna saat melaut.
Ketika ditemukan, pakura itu dalam kondisi mesin hidup dan tidak ada awaknya. Warga lalu melaporkan ke Lurah Batu Lubang Amanda Dalope dan meneruskan informasi itu ke Polsek Lembeh Selatan.
"Informasi dari warga, mereka menemukan pakuran itu sekitar pukul 5.30 wita," kata Lurah Amanda saat memberikan keterangan di mapolsek Lembeh Selatan, Jumat (26/2/2021).
Beberapa jam kemudian, warga lainnya bernama Nilo Pahaganas melihat sesosok jasad pria yang memakai kaos warna gelap dan celana jins terlungkup di atas permukaan air di pesisir pantai Labuang Selat Lembeh dekat PT Dok SSP Kelurahan Batu Lubang Kecamatan Lembeh Selatan.
Nilo yang berprofesi sebagai nelayan, kemudian bergegas menginformasikan penemuan mayat itu ke pemerintah setempat, termasuk Kapolsek Lembeh Selatan AKP Arie Najoan, SH serta anggota polsek dan Danramil 1310-02/Lembeh Pelda Edison Kasenda serta anggota Danramil.
Lalu mendatangi tempat kejadian perkara (TKP), dengan menggunakan perahu.
"Kami harus naik perahu ke titik ditemukannya, seorang pria yang tak bernyawa. Karenakan akses darat tidak bisa dijangkau," ujar Kapolsek Lembeh Selatan AKP Arie Najoan sekaligus membenarkan peristiwa penemuan mayat itu, Jumat (26/2).
Korban kemudian di evakuasi ke atas perahu.
Saksi Nilo mengaku mengenali korban karena korban, yang pekerjaannya juga nelayan dan kerap tinggal di atas kapal ikan milik warga bernama Stenly Sajow yang masih ada hubungan keluarga dengan korban.
Pihak kepolisian, TNI dan pemerintah kemudian melakukan kordinasi dengan pemilik kapal ikan.
Didapati kesepakatan dibawa ke Rumah Sakit Manembo - Nembo untuk dilakukan pemeriksaan luar.
Dari keterangan Stenly Sajouw pemilik kapal ikan, mengakui memang benar korban bekerja di kapal miliknya sejak bulan Januari 2020 sampai sekarang.
"Dia (korban) tinggal atau menetap di atas kapal ikan. Dan memiliki riwayat penyakit tekanan darah tinggi," tambah kapolsek.
Dari keterangan itu dan pemeriksaan luar, diduga pria itu meninggal karena sakit tekanan darah tinggi. Ini di perkuat dengan pernyataan dari keluarga dan pemilik kapal tidak melakukan otopsi, karena korban sudah memiliki penyakit bawaan yaitu tekanan darah tinggi sejak beberapa tahun terakhir ini.
Korban di semayamkan, di rumah sang pemilik kapal di Kelurahan Paceda Kecamatan Madidir Kota Bitung. (*)