Cuaca Buruk
Wilayah yang Berpotensi Munculnya Awan Cumulonimbus, Berbahaya bagi Penerbangan
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika ( BMKG) mengimbau agar maskapai penerbangan waspada terhadap adanya potensi awan Cumulonimbus (Cb).
TRIBUNMANADO.CO.ID - Akhir-akhir ini, sebagian wilayah Indonesia diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Sejumlah daerah pun terdampak dengan terjadinya banjir dan bencana tanah longsor.
Salah satu penyebab tingginya curah hujan adalah, hadirnya awan Cumulonimbus (Cb).
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika ( BMKG) mengimbau agar maskapai penerbangan waspada terhadap adanya potensi awan Cumulonimbus (Cb).
Banjir di Jakarta dan Bekasi juga menjadi salah satu dampak bencana hidrometeorologi dari pembentukan awan ini.
Dampak awan cumulonimbus dapat memicu cuaca ekstrem, tidak hanya angin puting beliung.
Selain itu, Cumulonimbus juga sering disebut sebagai salah satu penyebab utama kecelakaan pesawat.
Oleh karena itu, maskapai penerbangan perlu mewaspadai adanya potensi awan Cb ini untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan.
Berdasarkan analisis BMKG, potensi pertumbuhan awan Cumulonimbus (Cb) di wilayah udara Indonesia dengan persentase cakupan spasial maksimum antara 50-75 persen (OCNL / Occasional).
Prsentase 50-70 persen pertumbuhan awan Cb untuk periode tanggal 24-28 Februari 2021, berpotensi di wilayah sebagai berikut:
Sebagian Sumatra Utara
Sebagian Jambi
Sebagian Sumatra Selatan
Sebagian Sumatra Barat
Sebagian Bengkulu
Sebagian Lampung
Sebagian Bangka Belitung
Banten
DKI Jakarta
Sebagian Jawa Barat
Sebagian Jawa Tengah
Sebagian Jawa Timur
Kalimantan Utara
Sebagian Kalimantan Timur
Sebagian Kalimantan Selatan
Sebagian Kalimantan Tengah
Sebagian Sulawesi Selatan
Sebagian Sulawesi Tenggara
Sebagian Sulawesi Tengah
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Maluku Utara
Maluku
Sebagian Papua Barat
Papua
Pesisir barat
Pulau Sumatera
Selat Sunda
Pesisir Utara
Pulau Jawa
Laut Jawa
Laut Bali
Pesisir Selatan
Kalimantan Selatan
Selat Makassar
Laut Flores
Laut Banda
Pesisir Selatan
Pulau Jawa
Samudera Hindia Selatan
Pulau Jawa dan Nusa Tenggara
Teluk Cenderawasih
Sebagian Laut Arafuru
Sedangkan, potensi pertumbuhan Awan Cumulonimbus (Cb) persentase cakupan spasial lebih dari 75 persen (FRQ/Frequent) diprediksi terjadi di wilayah Samudra Hindia Selatan Pulau Jawa dan Nusa Tenggara. (*)