Sandiaga Uno
Sandiaga Uno Menyumbangkan Seluruh Gajinya Sebagai Menteri Kepada Baznas, Ini Alasannya
Sandiaga Uno mengaku sebenarnya ingin penyaluran zakat ini tidak terekspos karena sifatnya pribadi.
“Sampai kemudian di Kementerian (Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ditanya sama teman-teman yang ngurus keuangan. Saya bilang dilakukan saja sesuai kita bernazar ini bentuk keistiqomahan,” kata Sandiaga.
Dia mengatakan, pandemi membuat parah kondisi perekonomian sehingga banyak mustahik yang butuh bantuan sesama umat manusia.
Baca juga: Kinerja Prabowo dan Sandiaga Uno Semenjak Menjadi Menteri Jokowi Sangat Memuaskan Sesuai Survey
”Jadi ini yang melatarbelakangi. Awalnya saya tidak ingin diskursus publik tapi teman-teman Baznas yang menginginkan mengangkat ini dari bagian upaya mereka menigkatan potensi zakat Rp240 triliun sekarang belum sampai 10 persennya,” imbuh pemilik PT Adaro Energy Tbk ini.
Sebelum menjadi wakil gubernur DKI Jakarta lewat pemilihan kepala daerah tahun 2017, kiprah Sandiaga sebenarnya lebih banyak berkaitan dengan dunia bisnis di Indonesia.
Sandiaga lahir di Riau 28 Juni 1969 dari pasangan Razif Halik Uno (Henk Uno) dan Rachmini Rachman Uno (Mien Uno).
Sandiaga Uno lulus dari Wichita State University, Amerika Serikat, dengan predikat Summa Cum Laude.
Ia kemudian melanjutkan pendidikan untuk meraih gelar Master of Business Administration dari George Washington University pada 1992.
Selesai dengan sekolahnya, Sandiaga memutuskan pulang dan memulai bisnis di Indonesia.
Beberapa perusahaan yang ia dirikan termasuk perusahaan konsultan keuangan PT Recapital Advisors dan perusahaan investasi PT Saratoga Investama Sedaya.
Sandiaga Uno masuk daftar 100 orang terkaya di Indonesia.

Usaha bisnisnya ini tidak sia-sia. Tahun 2018 ia menduduki peringkat ke-85 daftar orang terkaya di Indonesia versi majalah Asia Globe.
Dikutip dari DetikFinance, jumlah kekayaan Sandiaga dalam laporan itu mencapai US$ 300 juta (Rp 4,3 triliun) turun dari jumlah tahun sebelumnya yang mencapai US$ 500 juta (Rp7,2 triliun).
Aset Sandiaga termasuk dua mobil Nissan Grand Livina tahun 2013 seharga Rp 125 juta dan Nissan X-Trail tahun 2015 senilai Rp 250 juta.
Selain itu ada juga logam mulia, barang-barang seni dan antik, serta benda bergerak lainnya bernilai total Rp 3,2 miliar; surat-surat berharga sebagai bentuk investasi senilai Rp 3,7 triliun yang dikumpulkan dalam periode 1997-2015.
Tidak berhenti sampai di sana, Sandiaga juga adalah pemilik giro dan setara kas sebesar Rp 12,8 miliar, serta piutang dalam bentuk pinjaman uang sebesar Rp 13,8 miliar. Sedangkan utang Sandiaga dalam bentuk pinjaman uang sebesar Rp 8,4 miliar.
