Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sosok Tokoh

Sosok Kompol I Komang Budhiarta dan Dua Kapolres Lainnya yang Dapat Tugas Khusus Tangani KKB Papua

Inilah sosok tiga Kapolres yang mendapat tugas khusus untuk menangani Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.

Editor: Chintya Rantung
Youtube/Facebook TPNPB
KKB Papua 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kapolda Irjen Paulus Waterpauw melantik tiga kapolres untuk menangani Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.

Pelantikan tersebut bersamaan dengan beberapa pejabat utama di lingkungan Polda Papua.

Tiga kapolres tersebut Kompol I Komang Budhiarta yang akan bertugas di Kabupaten Nduga, Kompol I Nyoman Punia di Kabupaten Puncak, dan AKBP Sandi Sultan di Kabupaten Intan Jaya.

Sosok 3 Kapolres Dapat Tugas Khusus Tangani KKB Papua, <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/irjen-paulus-waterpauw' title='Irjen Paulus Waterpauw'>Irjen Paulus Waterpauw</a> Beri Pesan Penting

"Khusus untuk Nduga, Puncak dan Intan Jaya, tiga daerah yang menurut kami sangat merah, itu memerlukan kiat-kiat dari kapolres yang baru untuk bagaimana menempatkan peran dari para tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh perempuan di sana dan bersinergi dengan pemerintah daerah untuk bagaimana bisa memasuki pikiran-pikiran dari KKB Papua," ujar Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw di Jayapura, Senin (22/2/2021).

Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw pun memberikan beberapa pesan penting untuk mereka.

Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Lantik Kapolres Baru di 3 Wilayah Rawan KKB, Kapolda Papua: Segera Bersinergi dengan Pemda'

Paulus menekankan agar ketiga Kapolres itu segera membangun komunikasi dengan pemerintah daerah setempat.

Sehingga, polisi bisa menjaga keamanan wilayah tersebut. Menurut dia, pemerintah daerah sangat berperan dalam menangani KKB Papua.

Pemerintah daerah bisa melakukan pendekatan lewat jalur kekeluargaan.

"Yang bisa menangani mereka (KKB Papua) adalah pemerintah daerah dengan berkomunikasi menggunakan bahasa-bahasa daerah, kemudian selanjutnya mencari solusi untuk kehidupan mereka, saya yakin itu bisa," kata dia.

Hal tersebut, kata Paulus, telah terbukti di beberapa kabupaten, yaitu di Puncak Jaya, Lanny Jaya, Mamberamo Tengah, Tolikara, dan Jayawijaya.

Menurut dia, di lima kabupaten tersebut, sudah banyak mantan anggota KKB Papua yang dirangkul dan kini bekerja di pemerintahan.

"Sudah ada daerah lain yang bisa melakukannya dengan berdialog dan pendekatan kesejahteraan sehingga para pihak ini sudah ikut turun masuk ke dalam lingkungan masyarakat dan bekerja.

Ini kemudian berkurangnya kekerasan yang selama ini mereka lakukan," kata Paulus.

Emak-emak Dikeroyok dan Dibacok di Kabupaten Puncak

Sementara itu, aksi brutal KKB Papua semakin tak pandang bulu.

Tak cuma aparat TNI-Polri, warga sipil pun tak luput dari aksi keji KKB Papua.

Terbaru, seorang emak-emak di Kampung Yulukoma, Distrik Bioga, Kabupaten Puncak, dikeroyok dan dibacok parang oleh beberapa anggota KKB Papua.

Emak-emak tersebut bernama Deljati Pamean (28), seorang ibu rumah tangga yang membuka warung kelontong di rumahnya.

“Memang benar pelaku penganiayaan diduga anggota KKB Papua, namun dari kelompok mana masih dalam penyelidikan,” ujar Kapolres Puncak AKBP Dicky Saragih, Rabu (17/2/2021) seperti dikutip dari Antara.

Kapolres mengungkapkan, insiden penganiayaan terjadi pada pukul 13.00 WIT Selasa (16/2/2021).

Saat itu korban tengah berada di rumah yang digunakannya sebagai kios atau warung yang menjual aneka kelontong bersama Hendra Tennan.

Saat itu, korban sedang melayani pembeli yang akan berbelanja di kiosnya, lalu datang tiga orang, dua di antaranya menyatakan ingin berbelanja.

Sementara seorang lainnya berada di luar, dan salah seorang rekan pelaku menanyakan keberadaan suami korban yang dijawab sedang ke pasar.

Mendengar jawaban korban, kedua orang itu langsung masuk ke dalam kios dan mengeroyok korban menggunakan parang.

Korban berteriak minta tolong, membuat Hendra Tenan yang juga tinggal di rumah tersebut keluar.

Melihat Hendra Tenan yang juga mengajar di SMAN 1 Bioga keluar dari kamarnya, kedua pelaku langsung melarikan diri ke arah kali atau sungai kecil.

“Lalu korban yang terluka dibawa ke puskesmas untuk mendapat perawatan medis,” imbuh Saragih.

Mantan Kapolres Yalimo itu menjelaskan kondisi korban diketahui stabil, dan setelah mendapat perawatan diizinkan pulang.

Dari keterangan saksi, terungkap ketiga orang tersebut sempat mengancam memanah seorang guru bernama Pitter Mutung.

“Saat diancam guru itu langsung masuk dan mengunci rumahnya,” tandas Kapolres.

Kapolda Papua, <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/irjen-paulus-waterpauw' title='Irjen Paulus Waterpauw'>Irjen Paulus Waterpauw</a>.

Intan Jaya Semakin Mencekam

Di daerah lain, situasi Kabupaten Intan Jaya saat ini semakin mencekam karena aksi KKB Papua.

Diketahui, KKB Papua di Intan Jaya telah menewaskan 4 prajurit TNI Banteng Raider (Yonif 400/BR) di awal 2021.

Tak cuma aparat, KKB Papunya ternyata juga mengincar warga sipil di sana.

Hal ini membuat situasi keamanan di Kabupaten Intan Jaya, Papua, semakin bergejolak.

Kapolres Intan Jaya AKBP I Wayan G Antara bahkan menyebut saat ini KKB Papua sudah masuk di kawasan kota.

Warga dari empat kampung bergegas mengungsi ke Kompleks Pastoran Gereja Katolik Santo Mikael Bilogai, Distrik Sugapa.

"Warga mengungsi karena aksi KKB Papua yang tidak hanya mengincar aparat keamanan, namun juga mereka.

KKB Papua sudah menempatkan anggotanya hingga di Sugapa," ujar Wayan, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (17/2/2021).

Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Situasi Intan Jaya Mencekam, Polisi Sebut KKB Sudah Ada di Kota'

Wayan mengaku, kepolisian sudah menetapkan status keamanan siaga satu karena teror KKB Papua yang tiada henti.

Warga juga telah diminta untuk tidak lagi beraktivitas pada pukul 17.00 WIT.

"Kami telah memberikan bantuan makanan dan kebutuhan pokok lainnya bagi warga yang mengamankan diri di komplek pastoran.

Hingga saat ini kami terus mendata, warga yang berlindung di komplek gereja," tutur Wayan.

Namun, walau situasi mencekam, warga di Sugapa tetap beraktivitas dari pagi hingga sore hari.

"Tadi warga masih jualan," kata dia.

Diberitakan sebelumnya, warga yang mengungsi di Kabupaten Intan Jaya terus bertambah.

Sampai Senin (15/2/2021), jumlahnya telah mencapai sekitar 1.000 orang.

Mereka mengungsi ke Kompleks Pastoran Gereja Katolik Santo Mikael Bilogai, Distrik Sugapa.

Ketakutan menjadi korban konflik bersenjata antara aparat keamanan dengan KKB Papua menjadi alasan warga mengungsi.

"Pengungsi tambah dari Mamba, dari (sebelumnya) 600 orang lalu tambah dari Mamba sekitar 400-500 orang, jadi sekarang sudah sekitar seribu orang," ujar Adminstator Diosesan Keuskupan Timika, P Marthen Kuayo, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (16/2/2021).

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Sosok 3 Kapolres Dapat Tugas Khusus Tangani KKB Papua, Irjen Paulus Waterpauw Beri Pesan Penting, https://surabaya.tribunnews.com/2021/02/23/sosok-3-kapolres-dapat-tugas-khusus-tangani-kkb-papua-irjen-paulus-waterpauw-beri-pesan-penting?page=all.

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved