Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Cuaca Ekstrem

2,4 Ton Garam Disemai di Udara Agar Jaboedetabek Tak Diguyur Hujan Deras

Curah hujan yang tinggi disertai kiriman banjir dari hulu memperparah kondisi di sebagian wilayah Jabodetabek yang hingga kini masih terendam.

Editor: muhammad irham
Tribun Pekanbaru/Doddy Vladimir
ILUSTRASI - TMC - Petugas sedang memasukkan garam kedalam konsul garam untuk melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Hujan deras yang terjadi pada 19 dan 20 Februari 2021 kemarin menyebabkan bencana banjir di sejumlah daerah di wilayah Jabodetabek. Banjir itu menyebabkan banyak pemukiman terendam air setinggi 100 cm hingga 2,5 meter.

Curah hujan yang tinggi disertai kiriman banjir dari hulu memperparah kondisi di sebagian wilayah Jabodetabek yang hingga kini masih terendam.

Untuk mengantisipasi curah hujan serupa, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menurunkan tim Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk redistribusi curah hujan di wilayah Jabodetabek.

Modifikasi cuaca dilakukan untuk mengantisipasi hujan ekstrem yang berpotensi banjir seperti yang terjadi pada dua hari kemarin.

"Posko TMC dipusatkan di Lanud Halim Perdanakusuma. Kegiatan ini akan didukung 2 unit pesawat Casa 212 dan CN 295 yang memiliki kapasitas angkut lebih besar, sebagai antisipasi pengulangan siklus hujan ekstrem berikutnya," ujar Kepala BBTMC-BPPT, Jon Arifian melalui keterangan tertulis, Senin (22/2/2021).

Mitigasi bencana menggunakan operasi TMC, secara resmi sudah dilakukan BPPT sejak hari Minggu (21/2) sore pada pukul 15.05 WIB. Kemudian, modifikasi cuaca juga dilakukan hari Senin (22/2) dengan mengerahkan 2 unit pesawat Casa 212 dan CN 295.

Sebelumnya, Tim TMC melaksanakan satu sorti penerbangan dengan pesawat Cassa 212 dari landasan pacu Halim Perdanakusuma Jakarta. Melalui pesawat itui, target area modifikasi cuaca berada di daerah upwind Jabodetabek sekitar Cilegon dan pesisir timur Lampung.

"Secara umum cuaca hari ini lebih kering dibandingkan periode 2-3 hari sebelumnya. Pertumbuhan awan terganggu oleh adanya divergensi angin memasuki pulau Jawa bagian barat. Kecepatan angin atas relatif kencang serta kelembaban lapisan atas rendah," ujar Jon.

Jon menjelaskan bahwa target utama operasi TMC untuk mengurangi potensi hujan pada siang hari di Jabodetabek.

Hal ini dilakukan agar terjadi tingkat kejenuhan tanah berada pada level aman untuk menampung hujan ekstrem yang bisa terjadi sewaktu-waktu.

Sementara itu, Koordinator Lapangan TMC Dwipa W Soehoed, mengatakan timnya telah melakukan penerbangan menggunakan pesawat CASA-212 (A-2105) dengan membawa bahan semai berupa garam sebanyak 800 kg NaCl pada hari Minggu lalu.

"Hasil pantauan awan pada sorti penyemaian terpantau awan potensial di wilayah pesisir barat Kabupaten Serang dan pesisir timur Provinsi Lampung dengan ketinggian puncak awan sekitar 9.500-10.500 kaki," ujar Dwipa.

Ia mengatakan berdasarkan analisis kondisi dinamika atmosfer, potensi pertumbuhan awan konvektif cenderung berada di Jabodetabek bagian barat, barat daya dan selatan. Lebih lanjut ia mengatakan, area semai akan diperluas hingga ke wilayah Ujung Kulon, Selat Sunda dan Timur Lampung.

Tim TMC Redistribusi Curah Hujan Jabodetabek terdiri dari 10 personil BBTMC-BPPT, 2 personil BMG dan 2 tim TNI-AU untuk mengoperasikan pesawat CN 295 dan Casa 212.

TNI Angkatan Udara menerbangkan pesawatnya untuk melaksanakan proses penyemaian awan melalui operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur pada Senin (22/2/2021).

Berdasarkan keterangan resmi Dinas Penerangan TNI AU, pesawat tersebut yaitu pesawat CN-295 A-2901 Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusuma.
Pesawat tersebut diterbangkan oleh Kapten Pnb Riyo dan Kapten Pnb Iskandar. Pesawat tersebut mengangkut garam sebanyak 2,4 ton.

Pada ketinggian 10.000 sampai dengan 12.000 feet pesawat CN-295 menabur garam di awan yang berpotensi mengakibatkan hujan di daerah Selat Sunda, Ujung Kulon, dan Lampung Timur sehingga hujan tidak masuk ke daerah Jabodetabek.

"Melalui modifikasi cuaca diharapkan dapat mengurangi risiko banjir seperti yang terjadi di Jabodetabek pada awal tahun ini," dikutip dari keterangan resmi Dinas Penerangan Angkatan Udara.

Kegiatan TMC tersebut adalah bentuk kerjasama antara TNI Angkatan Udara dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved