Penculikan Anak
Sosok Iptu Fifin, Polwan yang Bongkar Kasus Penculikan Bocah di Palembang
Kasus ini sempat menjadi bahan perbincangan lantaran video detik-detik penculikan korban viral di media sosial.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kasus bocah yang diculik oleh dua orang pria yang minta tebusan di Palembang, Sumatera Selatan, menjadi sorotan publik.
Kasus ini sempat menjadi bahan perbincangan lantaran video detik-detik penculikan korban viral di media sosial.
Belakangan diketahui dalang penculikan merupakan seorang pecatan (eks) anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI), Suhartono (38).
Saat melakukan aksi penculikan, pelaku dibantu rekannya bernama Sutriono (32).
Para pelaku kemudian meminta uang tebusan sebesar Rp 100 juta ke orang tua korban. Namun upaya tersebut gagal lantaran aksinya lebih dahulu viral di media sosial.
Namun, di balik penggagalan aksi penculikan tersebut, muncul nama Inspektur Satu (Iptu) Sumailan. Ia adalah polwan yang bertugas sebagai Kepala Sub Bagian Unit (Kasubnit) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Palembang.
Di kalangan anggota Polrestabes Palembang, Iptu Sumailan dikenal sebagai sosok tegas tapi penyayang anak-anak.
Dalam rekaman video yang tersbar tampak Iptu Fifin (sapaannya) berbincang dengan seorang laki-laki yang mengaku menemukan Zaky bocah berumur 4 tahun yang diculik.
Iptu Fifin lulusan Semaba PK Polwan tahun 1997/1998 dan langsung pendidikan di Jakarta selama 11 bulan.
Setelah itu Iptu Fifin penempatan di Spri Kapolda Sumsel selama dua tahun, setelah itu ia kembali mendapatkan Spri Kapolda dan ditempatkan di Ditlantas Polda Sumsel bagian BPKB.
"Setelah itu saya mutasi lagi ke Polrestabes Palembang menjadi Spri Kapolrestabes Palembang tahun 2020. Sampai akhirnya saya menjadi Kasubnit PPA Polrestabes Palembang," ujarnya Senin (22/2/2021).
Ia menjelaskan, bahwa sebelumnya karirnya ialah di bagian lalu lintas.
"Di Reskrim ini baru tujuh bulan," katanya.
Ia mengungkapkan selama tujuh bulan di PPA Polrestabes Palembang, ia beserta anggotanya berhasil mengungkap kasus perdagangan anak, kemudian jual beli perempuan dan terakhir berhasil mengungkap kasus threesome.
"Saya berharap ke depannya PPA tetap eksis, tetap memberantas kejahatan terhadap anak-anak juga perempuan agar kejahatan di kota Palembang bisa diberantas," katanya.