Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tribun Travel

Berusia 153 Tahun, Begini Kondisi Terkini Gereja Tertua di Minahasa

Meski sudah memasuki 153 tahun sejak didirikan, gedung GMIM Galilea Watumea, Kecamatan Eris, Kabupaten Minahasa masih berdiri kokoh.

Penulis: Martsindy Rasuh | Editor: David_Kusuma
Martsindy Rasuh
Kondisi terkini GMIM Galilea Watumea yang merupakan gereja tertua di Minahasa 

Hal menarik lainnya, ornamen kaca di atas pintu berwarna-warni ini dipasang pada tahun 1924 dan keasliannya masih tetap terjaga sampai sekarang.

Sebelah kiri ruangan tepat pintu masuk terdapat tangga kayu untuk naik ke atap gereja dimana terdapat lonceng gereja tua yang dipasang sekitaran tahun 1912.

Kursi-kursi rotan yang menempel pada dinding gereja itu adalah sebagian dari 140 kursi rotan yang dibuat pada 1895 dan masih digunakan sampai sekarang dan merupakan buatan Austria.

Pada bagian depan/panggung terdapat mimbar berbentuk cawan bersudut dan berhiaskan bunga-bunga ukiran dari pahat.

Mimbar kayu ini bukan baru kemarin, ternyata telah berusia lebih dari 100 tahun, karena dibuat pada tahun 1872 yaitu saat bangunan gereja ini ditahbiskan.

Selain itu, bagian dalam atap seluruhnya terbuat dari susunan papan kayu, dengan titik lampu gantung di tengahnya yang dipasang pada tahun 1924.

Ada ornamen tempat lampu yang dipasang di tiang-tiang penyangga gereja yang juga terpasang tahun 1924, bersamaan dengan pemasangan lampu-lampu gantung dan kaca-kaca patri.

Baca juga: 5 Populer Kemarin, dari Ramalan Soeharto, Polisi Menyamar Jadi Dokter, hingga Maut Pengantin Baru

Perlu diketahui, GMIM Galilea Watumea Minahasa ditetapkan sebagai gereja tertua di Minahasa oleh Dinas Kebudayaan pada Februari 1983, dan pada 4 Maret 2003 ditetapkan sebagai cagar budaya yang dilindungi undang-undang. 

Saat Tribun Manado bertemu dengan Kostor atau disebut penjaga gereja, Refly Pandoh menerangkan bahwa semua perabot yang ada di dalamnya masih asli dan belum ada yang diganti.

Misalkan kursi rotan masih tetap terpakai sampai saat ini, meski sudah ada yang disimpan di gudang karena rusak.

"Ornamen yang ada masih digunakan, kecuali yang rusak dan tak bisa digunakan lagi sudah kami simpan di gudang," sebutnya.

Sementara Ketua BPMJ GMIM Galilea Watumea Pdt Inneke Tulangi STh mengungkapkan, lonceng yang ada di atap pun masih tetap digunakan untuk memberi tanda masuk gereja,

sesekali digunakan untuk kegiatan-kegiatan gerejawi antar denominasi, untuk kedukaan, maupun kegiatan kemasyarakatan.

Ketua BPMJ GMIM Galilea Watumea Pdt Inneke Tulangi STh
Ketua BPMJ GMIM Galilea Watumea Pdt Inneke Tulangi STh (Martsindy Rasuh)

"Lonceng digunakan untuk semua masyarakat, baik kedukaan, kegiatan kemasyarakatan dan semua golongan menggunakan ini.

Termasuk pemberitahuan kegiatan dari gereja-gereja yang ada di Desa Watumea," sebutnya.

Sumber: Tribun Manado
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved