Penanganan Covid 19
Heboh, Wakil Bupati Nganjuk Tetap Terjangkit Covid 19 Meski Sudah Divaksin, Ini Penjelasan Ahli
Efektivitas vaksin Covid 19, saat ini tengah dipertanyakan masyarakat. Pasalnya vaksinasi, tak menjamin seseorang tidak akan tertular wabah Covid.
Tetapi dari tes antigen pekan lalu, Marhaen mengaku hasilnya non-reaktif.
"Dan karena saat ini saya juga positif Covid-19, sehingga bersama isteri dan dua anak menjalani isolasi di RSUD Kertosono," ujar Marhaen.
Diakui Marhaen, pekan ini ia cukup sibuk dengan terjadinya musibah tanah longsor di Dusun Selopuro Desa/Kecamatan Ngetos, dan banjir di sejumlah titik wilayah Nganjuk.
Hal itu menuntut ia harus mondar-mandir menangani musibah bencana alam yang terjadi tersebut.
Bahkan, ungkap Marhaen, sejumlah menteri dan para tamu pejabat tinggi Provinsi Jawa Timur juga ditemuinya terkait penanganan bencana alam di Nganjuk.
"Di tengah aktifitas padat tersebut kami belum merasakan apa-apa, dan baru kemarin terasa badan tidak enak yang ternyata kena Covid-19," terangnya.
Seperti diketahui, Marhaen sebetulnya telah mendapatkan vaksinasi Covid-19 sebanyak dua kali.
Yakni vaksin pertama pada 27 Januari 2021 dan vaksin kedua pada 10 Februari 2021.
Turut mendapatkan vaksin tersebut adalah Bupati Nganjuk, Kapolres Nganjuk, Komandan Kodim 0810 Nganjuk, dan Forpimda Kabupaten Nganjuk serta sejumlah tokoh publik di Nganjuk.
Untuk itu, imbuh Marhaen, pihaknya berharap warga mematuhi dan menjalankan protokol kesehatan dengan baik dan benar.
Ini karena penyebaran Covid-19 masih terus terjadi dan bisa menimpa siapa saja tanpa melihat pejabat atau warga biasa.
"Kami mengajak masyarakat untuk menjalankan prokes dengan benar dan baik. Seperti dengan menjalankan 3M yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Dan jangan lupa menjaga imun agar tidak turun dengan pikiran fress dan makan makanan bergizi," tutur Marhaen.
Penjelasan ahli
Foto : Vaksinasi Covid-19 di Sulawesi Utara. (Istimewa)
Menjawab persoalan tersebut, Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Prof. DR Sri Rezeki S Hadinegoro dr SpA(K) angkat bicara.