News
Yang Terjadi di Myanmar Saat Ini, Terjadi Banyak Pemblokiran di Kota Utama Yangon
Aksi memblokir jalan menggunakan kendaraan ini, tampaknya adalah taktik baru yang digunakan oleh pengunjuk rasa pada Rabu (17/2/2021).
Masyarakat memarkir mobil dengan kap mesin mobil sengaja dibuka, seolah kendaraannya benar-benar mogok di tengah jalan Yangon.
Jalan-jalan akhirnya tidak dapat dilewati lalu lintas.
Protes tersebut adalah yang terbaru dari gerakan pembangkangan sipil yang meningkat di negara itu.
Sebelumnya pemogokan dilakukan oleh para dokter dan guru, serta pemboikotan produk dan layanan yang dimiliki oleh militer.
Di tempat lain di Yangon, puluhan ribu orang mengambil bagian dalam protes besar di pusat kota di daerah Sule.
Demonstran telah berkumpul hampir setiap hari selama dua minggu terakhir.
Tetapi penyelenggara berharap protes Rabu akan melihat jumlah pemilih terbesar.
"Mari kita mengumpulkan jutaan orang untuk menjatuhkan diktator," tulis Khin Sandar, anggota senior Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pimpinan Aung San Suu Kyi di Facebook.
"Mari kita berbaris secara massal (dan) menunjukkan kekuatan kita melawan pemerintah kudeta yang telah menghancurkan ... masa depan negara kita."
Tetapi seorang aktivis mengkritik gerakan “mogok kendaraan” itu, mengatakan bahwa mereka justru menahan pengunjuk rasa yang ingin menuju ke pusat kota untuk melakukan protes.
"Hentikan mobil yang rusak dan bantu pengunjuk rasa mencapai Sule (pusat unjuk rasa) secepat mungkin," kata aktivis Maung Saung Kha menurut laporan Reuters.
Menumbuhkan amarah
Ratusan ribu orang bergabung dalam protes dan kampanye pembangkangan sipil setelah kudeta.
Orang-orang terlihat di jalan-jalan di Yangon, Dawei dan Myitkyina memegang pesan "Gerakan Pembangkangan Sipil" dan spanduk "Bebaskan pemimpin kami" yang menampilkan gambar Suu Kyi.
Demonstrasi telah membengkak untuk melibatkan orang-orang dari semua lapisan masyarakat.