Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sarundajang Meninggal

Rekam Jejak Sinyo Harry Sarundajang, Damaikan Perang Saudara di Maluku, Jadi Gubernur Terbaik Sulut

Karir tokoh nasional Sinyo Harry Sarundajang (SHS) yang dikabarkan telah meninggal dunia pada Sabtu (13/2/2021) dini hari.

Editor: Frandi Piring
TRIBUN MANADO/RIZKY ADRIANSYAH
Sinyo Harry Sarundajang meninggal dunia. 

Kesuksesan Sarundajang membawa misi perdamaian, berbuahkan hasil.

Beberapa tokoh terkemuka umat Muslim Maluku, menyebutnya sebagai ‘Panglima Laskar Jihad Maluku’.

Sedangkan tokoh Kristen di sana menyapanya sebagai ‘Malaikat Kecil’.

SHS juga memaparkan keberhasilannya dalam memimpin Sulawesi Utara, menjadikan Sulut daerah yang aman.

Padahal ketika itu berkembang isu ATM (Ambon, Ternate, Manado) yang menjadi daerah target kerusuhan.

Namun itu tidak terjadi, pemerintah Sulut bekerja sama dengan aparat kemanan, tokoh agama dan masyarakat mampu menjaga daerah ini.(fin)

Profil Sinyo Harry Sarundajang (SHS)

Nama : Sinyo Harry Sarundajang

Tempat Lahir : Kawangkoan, Minahasa, Sulawesi Utara

Tanggal Lahir : Selasa, 16 Januari 1945

Istri : Deetje Adelin Sarundajang Laoh Tambuwun

Anak : Steven J. Sarundajang, Vanda D. Sarundajang, Fabian R Sarundajang, Eva C. Sarundajang, Shinta Sarundajang

Profil SHS, Sinyo Harry Sarundajang yang biasa dipanggil SHS lahir di Kawangkoan, Minahasa, Sulawesi Utara 16 Januari 1945. Ia menghabiskan masa sekolahnya di kota kelahirannya.

Sementara kuliahnya, ia mengambil Jurusan Administrasi Negara, Fakultas Sosial dan Politik, Universitas Sam Ratulangi di Manado. SHS berhasil meraih sarjana muda pada tahun 1968.

Untuk meraih gelar sarjana penuh, ia harus mengikuti pendidikan ke jenjang berikutnya.

SHS kuliah di Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta, Jurusan Fakultas Ketatanegaraan dan Ketataniagaan.

Ia berhasil menyabet gelar sarjana pada tahun 1970. Dalam perjalanan hidupnya, ia juga meneruskan ke jenjang doktor.

Karier Sinyo Harry Sarundajang dimulai sebagai dosen pada tahun 1971.

Saat usianya 26 tahun, ia menjadi dosen luar biasa Fakultas Sospol Universitas Sam Ratulangi Manado dengan mata kuliah Ilmu Politik dan dosen luar biasa Akademi Pemerintahan Dalam Negeri Manado dengan Mata Kuliah Administrasi Negara.

Kariernya terus meningkat. Ia sering diberi tugas darurat untuk menyelesaikan persoalan suatu daerah dengan ditunjuk menjadi pejabat sementara (Pj).

Ia mulai sebagai menjadi Pj. Sekwilda Minahasa, Pj. Karo Bina Pemerintahan Daerah Kantor Gubernur Sulawesi Utara, PJ. Walikotamadya Bitung, Walikotamadya Bitung dalam dua periode.

Kariernya terus naik. SHS menjadi Pj. Gubernur Maluku Utara.

Sementara jabatan tetapnya, SHS menjabat Gubernur Sulawesi Utara selama dua periode; 2005-2010 dan 2010-2015.

Dalam berpartai dia bergabung dengan Partai Demokrat, sebelumnya ia adalah kader PDI Perjuangan.

Saat memimpin Sulut, ia didukung oleh Partai Demokrat. Dia juga sempat ikut konvensi calon presiden yang digelar oleh Partai Demokrat pada tahun 2014.

Sayang, Konvensi Capres yang digelar Demokrat tak berjalan mulus.

Bagi SHS tak masalah tidak jadi ikut bakal Capres 2014. Ia pun menuntaskan pekerjaanya sebagai gubernur.

Tak lagi sebagai orang nomor satu di Sulut, ia diminta berkontribusi di tempat lain. SHS terpilih sebagai anggota Dewan Pers periode 2016-2019.

(fin/tribunmanado.co.id/tribunnews.com)

Sumber: Tribun Manado
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved