Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Konflik Laut China Selatan

Indonesia Tak Mau Ikut Campur Soal Laut China Selatan, Tapi Tetap Punya Potensi Terseret Konflik

Indonesia bisa terkena 'limpahan konflik' karena lokasi Laut China Selatan dekat dengan Kepulauan Natuna.

Editor: Rizali Posumah
Tribunnews.com
Pangkogabwilhan I Laksamana Madya (Laksdya) TNI Yudo Margono memimpin apel gelar pasukan intensitas operasi rutin TNI dalam pengamanan laut Natuna di Paslabuh, Selat Lampa, Ranai, Natuna, Jumat (3/1/2020). 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Republik Indonesia telah berkomitmen untuk tidak ikut campur masalah di Laut China Selatan

Meski begitu, negara kita dinilai tetap punya potensi untuk ikut terseret ke dalam konflik. 

Indonesia sendiri telah menyatakan ketidaknyamanan atas tindakan Beijing di Laut China Selatan.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Badan Keamanan Laut Indonesia (Bakamla), Laksamana Madya TNI Aan Kurnia, seperti dilansir dari scmp.com pada Jumat (12/2/2021).

Menurutnya, Indonesia bisa terkena 'limpahan konflik' karena lokasi Laut China Selatan dekat dengan Kepulauan Natuna.

"Ada risiko eskalasi konflik,” ungkap Aan Kurnia.

Aan mengacu pada undang-undang yang mulai berlaku pada hari Senin yang memungkinkan.

Seperti kapal penjaga pantai China untuk menggunakan cara "semua yang diperlukan".

Termasuk serangan militer terhadap ancaman oleh kapal asing di perairan yang diklaim China sebagai miliknya.

Penampakan Rudal JL-3 saat diluncurkan dari kapal selam China saat uji tembak yang tidak disebutkan waktunya. Rudal balistik ini memiliki jangkauan lebih dari 10.000 kilometer.
Penampakan Rudal JL-3 saat diluncurkan dari kapal selam China saat uji tembak yang tidak disebutkan waktunya. Rudal balistik ini memiliki jangkauan lebih dari 10.000 kilometer. (SCMP/Handout)

Seorang juru bicara kementerian luar negeri China, Wang Wenbin, mengatakan bahwa Beijing berharap negara-negara terkait dapat secara objektif dan benar melihat undang-undang penjaga pantai yang baru.

Sebab China tidak akan membuat klaim yang tidak beralasan tentang masalah tersebut.

China dan beberapa negara Asia Tenggara telah berselilih atas perairan kaya energi di Laut China Selatan.

Kapal-kapal Amerika Serikat di perairan Laut China Selatan, berdekatan dengan Teluk Filipina.
Kapal-kapal Amerika Serikat di perairan Laut China Selatan, berdekatan dengan Teluk Filipina. (AFP)

China mengklaimnya dengan dasar Nine Dash Line atau '9 garis putus-putus'.

Indonesia sendiri tidak memiliki klaim apa pun di Laut China Selatan.

Tetapi klaim Beijing atas wilayah yang secara hukum diakui sebagai dalam zona ekonomi eksklusif Indonesia, termasuk perairan di sekitar Kepulauan Natuna menjadi sumber ketegangan dalam hubungan bilateral.

Sumber: Grid.ID
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved