Krisis di Myanmar
Amerika Mulai Ikut Campur Kudeta di Myanmar, Facebook Dipakai Mengawasi, 10 Pejabat Militer Target
Pemerintah Amerika Serikat menjatuhkan sanksi pada pemerintah militer atau junta Myanmar, Kamis (11/2/2021), Channel News Asia melaporkan.
menyebarkan informasi yang salah atau hoaks di media sosial setelah merebut kekuasaan.
Sementara itu, hingga hari ini, Jumat (12/2/2021) para pengunjuk rasa anti kudeta masih menentang seruan junta yang meminta mereka menghentikan aksi protes.
Para pengunjuk rasa yang berjumlah ratusan ribu orang itu kini mendesak AS
untuk memperketat sanksi yang dijatuhkan pada para jenderal yang berkuasa.
Di kota terbesar Yangon, ratusan dokter yang mengenakan jas putih dan masker
berbaris melewati pagoda emas Shwedagon, situs Buddha paling suci di negara itu.
Di kota pesisir Dawei, jalanan dipenuhi dengan pengunjuk rasa yang memberikan pidato berapi-api.
Mereka banyak yang membawa bendera merah dengan burung merak,
yang mana itu merupakan simbol kebanggaan dan perlawanan nasional.
Di bagian lain kota, penggemar sepak bola yang mengenakan perlengkapan
tim berbaris dengan plakat lucu yang mengecam militer.
Baca juga: Ternyata Ini Sosok Kawan Karib Iriana Jokowi, Pernah Dipeluk Dari Belakang
Ribuan orang juga berkumpul di Myitkyina, ibu kota negara bagian Kachin,
dengan para pria muda memainkan musik rap dan melakukan dance-off.
Sedangkan di ibu kota Naypyidaw, beberapa pengunjuk rasa menutupi
kepala mereka dengan seprai dan berpakaian seperti hantu dengan kacamata hitam di bawah terik matahari.