Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pesawat Sriwijaya Air Jatuh

Cockpit Voice Recorder Sriwijaya Air SJ 182 Diduga Tertimbun Lumpur, Begini Perkiraan Jatuhnya

Kepastian penyebab jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 terus didalami Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Editor: Aswin_Lumintang
Tribunnews
Ilustrasi CVR - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menduga Cockpit Voice Recorder (CVR) pesawat Sriwijaya Air SJ-182 belum bisa ditemukan karena tertimbun lumpur di dasar laut. 

"Jadi laporannya awal, menunggu bukti-bukti, data-data baru yang masuk," sambungnya.

Mantan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan ini berujar, CVR akan banyak membantu memecahkan misteri jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182 tersebut.

"Kalau Cockpit Voice Recorder ada, sudah banyak membantu," katanya.

Penyebab kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182. Tuas Autothrottle pengatur tenaga mesin rusak. Ada dua kerusakan pesawat Srwijaya Air SJ 182 sebelum terbang.
Penyebab kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182. Tuas Autothrottle pengatur tenaga mesin rusak. Ada dua kerusakan pesawat Srwijaya Air SJ 182 sebelum terbang. (ANTARA FOTO)

"Kemudian nanti ada data-data baru lagi, maintenance logbook bagaimana, catatan pilot selama ini fligt logbook-nya bagaimana."

"Banyak data yang harus digabung, supaya utuh laporannya," terang Budhi Muliawan Suyitno.

Asops Pangkoarmada I, Kolonel Laut I Gung Alit Jaya (kanan) menyerahkan kotak penyimpanan Cockpit Voice Recorder (CVR) kepada Direktur Operasi Basarnas, Brigjen TNI (Mar) Rasman, Minggu (17/1/2021). (Tribunnews/Jeprima)
Menurutnya, KNKT berhati-hati membuat laporan karena keterbatasan data.

"Mereka berhati-hati, jadi ini adalah laporan awal."

"Karena berdasarkan keterbatasan data-data yang mampu dikumpulkan," imbuh mantan Menteri Perhubungan di zaman Gus Dur itu.

Kronologi Jatuh

Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, berdasarkan rekaman Flight Data Recorder (FDR), sistem autopilot pesawat aktif di ketinggian 1.980 kaki.

Kepala Sub Komite Penerbangan KNKT, Kapten Nur Cahyo Utomo mengatakan, pesawat SJ 182 setelah lepas landas dan melewati ketinggian 8.150 kaki, tuas pengatur tenaga mesin atau Throttle sebelah kiri bergerak mundur sehingga tenaga berkurang.

"Sementara itu tuas pengatur tenaga mesin sebelah kanan tetap."

"Kemudian saat melewati ketinggian 10.600 kaki, pesawat berada di posisi 46 derajat lalu mulai berbelok ke arah kiri," ujar Nur Cahyo dalam konferensi pers virtual, Rabu (10/2/2021).

Ia menjelaskan, sebelumnya pilot pesawat SJ 182 meminta kepada petugas Air Traffic Controller (ATC) untuk berbelok ke 75 derajat dan diizinkan.

ATC pun memprediksi perubahan arah ini akan membuat SJ 182 bertemu dengan pesawat lain dengan tujuan yang sama.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved