Imlek di Sulut
Tembak Meriam VOC Dari Kelenteng Ban Hin Kiong, Tradisi Unik Malam Imlek di Manado Zaman Lampau
Di tahun pendemi Covid ini, pemasangan kembang api ditiadakan karena dapat memicu kerumunan. Malam tahun baru Imlek di Manado juga tanpa kembang api.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kembang api identik dengan hari raya Imlek.
Kembang api dipasang pada malam pergantian tahun baru.
Suaranya yang keras dipercaya dapat mengusir roh roh jahat hingga tahun baru dapat dijalani dengan mulus.
Di tahun pendemi Covid ini, pemasangan kembang api ditiadakan karena dapat memicu kerumunan. Malam tahun baru Imlek di Manado juga tanpa kembang api.
Bicara kembang api, Kelenteng Ban Hin Kiong yang sudah berusia tiga abad punya tradisi unik di masa lampau.
Yakni menembakkan meriam peninggalan VOC ke laut.
"Setiap malam Imlek ditembakkan ke arah laut," kata ketua Kelenteng Ban Hin Kiong Ferry Sondakh.

Namun tradisi ini sudah tidak dilaksanakan lagi sejak puluhan tahun lalu. Dikarenakan Manado sudah padat pemukiman.
Meriam VOC tersebut masih tersimpan di Klenteng.
Jika benar, telah berdiri sejak tahun 1607, Kelenteng Ban Hing Kiong Manado bisa jadi adalah Klenteng tertua di Indonesia Timur.
Bahkan masuk jajaran Klenteng tertua di Indonesia.
Menurut cerita, Ferry membeber, Kelenteng tersebut didirikan seorang dari Tiongkok.
Terombang ambing di laut, dia berjanji bakal mendirikan sebuah kelenteng di tempatnya terdampar jika selamat.
Dia pun selamat dan memenuhi janjinya.
Setibanya di daratan Manado, ia mendirikan Kelenteng Ban Hing Kiong yang artinya Istana Sejuta Berkah.