Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sosok

Sosok Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa, Pernah Bebaskan Sandera KKB Papua, Ini Biodata Lengkapnya

Inilah profil dan biodata Meyjen TNI I Nyoman Cantiasa, jenderal dari Kopassus yang pernah membebaskan sejumlah sandera KKB Papua.

Editor: Chintya Rantung
Istimewa
Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa, S.E., M.Tr saat memberikan arahan dan pembekalan terhadap 359 personel Satuan Bawah Kendali Operasi (Sat BKO) 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa kini menjadi pebincangan publik.

Pasalnya Mayjen TNI I Nyoman adalah sosok yang berperan penting dalam operasi pembebasan sandera mapenduma 1996.

Melansir dari tayangan MetroTV yang diunggah ulang channel youtube blackdistro, Mayjen TNI I Nyoman Cantias menceritakan pengalamannya saat Operasi Pembebasan Sandera Mapenduma 1996.

Biodata <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/mayjen-tni-i-nyoman-cantiasa' title='Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa'>Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa</a> Jenderal dari Kopassus yang Pernah Bebaskan Sandera KKB Papua

Menurut keterangan Nyoman, saat itu ia masih berpangkat Letnan Satu (Lettu).

Ia menjabat sebagai Wakil Komandan (Wadan) Sub Tim Detasemen 81 (Penanggulangan Teror) atau Sat-81/Gultor Kopassus.

Nyoman dan para prajurit Kopassus lainnya awalnya tidak menyangka, akan mendapatkan tugas membebaskan warga yang disandera KKB Papua.

"Jadi saat operasi pembebasan sandera di Mapenduma, saya berpangkat Letnan Satu.

Jabatan saya Wadan Sub Tim pada saat itu," ucap Nyoman.

Tak cuma warga negara Indonesia, beberapa warga negara asing juga ikut disandera.

"Kami pada saat itu tidak menyangka akan ada tugas operasi pembebasan sandera.

Sanderanya bukan hanya Warga Negara Indonesia, tetapi ada warga negara asing.

Kami mendapat perintah operasi dari Komandan (Jenderal) Kopassus, pada saat itu Brigadir Jenderal TNI Prabowo Subianto," katanya.

Nyoman mengungkap bahwa saat itu KKB Papua pimpinan Kelly Kwalik melayangkan sejumlah tuntutan.

Tuntutannya adalah mempublikasikan keberadaan OPM yang eksis di Papua, dan meminta Komite Palang Merah Internasional (ICRC) sebagai fasilitator dan negosiator.

Sumber: Surya
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved