Hari Pers Nasional
Sejarah Hari Pers Nasional, Berawal dari PWI Pada 9 Februari 1946, Dikukuhkan Soeharto Lewat Kepres
Bila dikaji lebih jauh, sejarah pers Indonesia sebenarnya tidak dimulai tanggal 9 Februari. Di zaman perjuangan, organisasi pers sudah terbentuk.
· Mohammad Kurdie (Suara Merdeka, Tasikmalaya)
· Bambang Suprapto (Penghela Rakjat, Magelang)
· Sudjono (Berdjuang, Malang)
· Suprijo Djojosupadmo (Kedaulatan Rakjat, Yogyakarta).
Baca juga: Hari Pers Nasional, Media Massa Diminta Tak Abaikan Data hingga Perkuat Kerja Sama
Nama-nama tersebut kemudian diserahi tugasi untuk merumuskan hal-hal yang berkaitan dengan persuratkabaran nasional pada waktu itu.
Mereka juga mengupayakan adanya koordinasi antara ratusan surat kabar dan majalah ke dalam satu barisan pers nasional, dengan satu tujuan bersama.
Tujuan tersebut adalah menghancurkan sisa-sisa kekuasaan Belanda dan mengobarkan nyala revolusi dengan mengobori semangat perlawanan seluruh rakyat terhadap bahaya penjajahan.
Selain juga menempa persatuan nasional untuk keabadian kemerdekaan bangsa dan penegakan kedaulatan rakyat.
Peringatan HPN pertama
Mengutip Kompaspedia, Senin (8/2/2021) gagasan awal mengenai HPN muncul pada Kongres ke-16 PWI, Desember 1978, di Padang, Sumatera Barat.
Salah satu keputusan kongres waktu itu adalah mengusulkan kepada pemerintah agar menetapkan tanggal 9 Februari yang sekaligus tanggal lahir PWI sebagai HPN.
Sebelum ditetapkan resmi oleh pemerintah, Hari Pers Nasional diperingati pertama kali pada 9 Februari 1981 bertepatan dengan ulang tahun PWI ke-35.
Peringatan tersebut dipusatkan di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, bersamaan dengan Konferensi Kerja PWI tanggal 9-11 Februari 1981.
Selanjutnya, dalam sidang ke-21 Dewan Pers (berdiri 1968) di Bandung pada 19 Februari 1981, usulan penetapan tanggal 9 Februari sebagai HPN disetujui oleh Dewan Pers untuk kemudian disampaikan kepada pemerintah.