News
Prabowo Subianto Ingin Partai Gerindra Berkuasa Dengan Izin Rakyat, dan Perjuangan Yang Baik
"Saudara-saudara perjuangan, kita rasakan sendiri, kita ketahui sendiri, betapa rakyat begitu besar menaruh harapan kepada kita,
TRIBUNMANADO.CO.ID - Prabowo Subianto ingin partai Gerindra berkuasa dengan mutlak di Indonesia.
Ketua umum partai Gerindra ini, mengajak semua kadernya untuk berkuasa dengan halal dan berjuang dengan baik.
Menteri Pertahanan Republik Indonesia ini juga menyampaikan agar semua kader partainya jangan pernah ragu dan tetap yakin bisa memperbaiki Indonesia.
Hal itu disampaikannya saat merayakan hari ulang tahun Partai Gerindra ke-13 yang jatuh pada Sabtu (6/2/2021) lalu.
Awalnya, Prabowo mengenang bahwa partainya yang hanya didirikan melalui 14 hari kerja sempat tidak diperhitungkan oleh orang-orang.
"Gerindra berdiri 13 tahun yang lalu secara spontan dalam waktu yang cepat, yang tidak diperhitungkan oleh orang.

Kalau tidak salah saya ingat, kita memerlukan waktu 14 hari kerja untuk mendirikan partai kita ini," ujar Prabowo, seperti dikutip Tribunnews.com dari IG TV Partai Gerindra, Selasa (9/2/2021).
Dia juga menceritakan dalam registrasi, pencatatan, hingga pendaftaran partainya beberapa kader yang merupakan pendiri partai bahkan sudah berpulang dan kehilangan nyawanya.
Namun, Prabowo mensyukuri lantaran partainya hingga saat ini tetap berdiri dan diluar dugaan mampu lolos threshold dan masuk ke parlemen.
Setelahnya, Prabowo mengatakan bahwa Partai Gerindra masih belum bisa berkuasa dengan mutlak di Tanah Air. Meski demikian, Gerindra ingin berkuasa dengan izin rakyat, dengan halal dan konstitusional.
"Saudara-saudara perjuangan, kita rasakan sendiri, kita ketahui sendiri, betapa rakyat begitu besar menaruh harapan kepada kita, bahwa kita masih belum bisa berkuasa dengan mutlak. Itu tidak menjadi sesuatu yang harus menurunkan semangat kita," jelasnya.
"Kita tetap ingin berkuasa dengan halal, dengan legitimat dengan konstitusional, kita ingin berkuasa dengan izin rakyat, dengan perjuangan yang baik, tapi jangan pernah ragu bahwa kita terus punya keyakinan bahwa kita mampu memperbaiki bangsa ini," tandas Prabowo.
Profil
Prabowo Subianto Djojohadikusumo adalah seorang politisi, pengusaha, dan perwira tinggi militer Indonesia.
Ia menempuh pendidikan dan jenjang karier militer selama 28 tahun sebelum berkecimpung dalam dunia bisnis dan politik.
Pada tanggal 23 Oktober 2019, Prabowo dilantik menjadi Menteri Pertahanan ke-26 Republik Indonesia dalam Kabinet Indonesia Maju untuk periode 2019 hingga 2024.
Sebagai Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto bersama Hatta Rajasa, maju sebagai calon Presiden Indonesia ke-7 dalam pemilihan umum 2014, namun diungguli oleh pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
Ia kembali mencalonkan diri sebagai presiden pada pemilihan umum Presiden Indonesia 2019, berpasangan dengan Sandiaga Uno.
Lahir di Jakarta, masa kecil Prabowo sebagai putra ekonom Soemitro Djojohadikoesoemo banyak dilewatkan di luar negeri bersama orang tuanya.
Minatnya pada dunia militer dipengaruhi oleh pamannya, Soebianto Djojohadikusumo yang gugur dalam Pertempuran Lengkong.
Selepas lulus dari Akademi Militer di Magelang pada tahun 1974 sebagai seorang letnan dua, ia menjadi salah satu komandan operasi termuda dalam sejarah Angkatan Darat saat memimpin operasi Tim Nanggala di Timor Timur.
Kariernya melejit setelah menjabat sebagai Wakil Komandan Detasemen Penanggulangan Teror di Komando Pasukan Khusus pada tahun 1983.
Pada tahun 1996, Prabowo diangkat sebagai sebagai Komandan Jenderal pada korps tersebut. Saat menjabat, ia memimpin operasi pembebasan sandera di Mapenduma.
Ketika jatuhnya Presiden Soeharto, ayah mertuanya, pada bulan Mei 1998, Prabowo sedang menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis.
Setelah diberhentikan dari dinas militer, Prabowo menghabiskan waktu di Yordania dan di beberapa negara Eropa.
Sekembalinya ke Indonesia, ia menekuni dunia bisnis, mengikuti jejak adiknya Hashim Djojohadikusumo yang merupakan seorang konglomerat.
Bisnis Prabowo meliputi sedikitnya 27 perusahaan yang bergerak pada sektor-sektor yang berbeda.
Pada tahun 2008, ia mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Selain itu, ia juga aktif sebagai ketua di Himpunan Kerukunan Tani Indonesia dan Ikatan Pencak Silat Indonesia.

Kehidupan awal
Prabowo Subianto lahir di Jakarta pada 17 Oktober 1951.
Ia merupakan anak ketiga dan putra pertama dari bapaknya Soemitro Djojohadikusumo yang berasal dari Kebumen, Jawa Tengah dan ibunya Dora Marie Sigar, yang lebih dikenal sebagai Dora Soemitro yaitu seorang wanita Kristen Protestan berdarah Minahasa, yang berasal dari keluarga Maengkom di Langowan, Sulawesi Utara.
Ayahnya merupakan seorang pakar ekonomi dan politisi Partai Sosialis Indonesia yang pada saat itu baru saja selesai menjabat sebagai Menteri Perindustrian di Kabinet Natsir pada April 1952, tak lama setelah kelahiran Prabowo, Soemitro diangkat kembali sebagai Menteri Keuangan pada Kabinet Wilopo.
Prabowo memiliki dua orang kakak perempuan, Biantiningsih Miderawati dan Maryani Ekowati; dan seorang adik lelaki, Hashim Djojohadikusumo.
Dari keluarga ayahnya, Prabowo merupakan cucu dari Margono Djojohadikusumo, pendiri Bank Negara Indonesia dan Ketua Dewan Pertimbangan Agung yang pertama.
Nama pertamanya diambil dari pamannya, Kapten Soebianto Djojohadikusumo, seorang perwira Tentara Keamanan Rakyat yang gugur pada Pertempuran Lengkong pada Januari 1946 di Tangerang.
Keluarga Djojohadikusumo sendiri dikatakan merupakan keturunan dari Raden Tumenggun Kertanegara, seorang panglima laskar Pangeran Diponegoro di wilayah Kedu; dan Adipati Mrapat, bupati Banyumas yang pertama.
Masa kecil Prabowo banyak dihabiskan di luar negeri, terutama setelah keterlibatan ayahnya menentang pemerintah Presiden Soekarno di dalam Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia di Sumatra Barat.
Prabowo menyelesaikan pendidikan menengahnya di Victoria Institution di Kuala Lumpur, Malaysia; Zurich International School di Zurich, Swiss; dan The American School di London, Inggris.
Baru setelah kejatuhan Soekarno dan naiknya Soeharto, keluarga Soemitro kembali ke Indonesia, dan Prabowo masuk ke Akademi Militer di Magelang, Jawa Tengah.
Karir Militer
Prabowo mengawali karier militernya di TNI Angkatan Darat pada tahun 1974 sebagai seorang Letnan Dua setelah lulus dari Akademi Militer di Magelang.
Dari tahun 1976 hingga 1985, Prabowo bertugas di Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha), pasukan khusus Angkatan Darat pada saat itu. Salah satu penugasan pertamanya adalah sebagai komandan pleton pada Grup I/Para Komando yang menjadi bagian dari pasukan operasi Tim Nanggala di Timor Timur.
Berusia 26 tahun, Prabowo merupakan salah satu komandan pleton termuda dalam operasi tersebut. Ia berperan besar dalam memimpin sebuah misi penangkapan terhadap Nicolau dos Reis Lobato, pemimpin Fretilin yang pada saat Operasi Seroja menjabat sebagai Perdana Menteri.
Dengan bantuan adiknya sendiri Antonio Lobato, kompi Prabowo menemukan Lobato di Maubisse, sebuah kota kecil lima puluh kilometer di selatan Dili.
Ia tewas tertembak di perut saat bertempur di Lembah Mindelo pada 31 Desember 1978; salah satu peristiwa yang menandai berakhirnya perlawanan terbuka Fretilin terhadap invasi militer Indonesia dan bermulanya pendudukan militer atas bekas wilayah jajahan Portugal tersebut.
Pada tahun 1983, Prabowo telah menjabat sebagai wakil komandan pada Detasemen Khusus 81 (Penanggulangan Teror) di Kopassandha.
Prabowo mendampingi misi ekspedisi Everest.
Pada tahun 1985, Prabowo menjadi wakil komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 (Yonif Para Raider 328/Dirgahayu), pasukan para raider di Kostrad. Dua tahun kemudian, setelah menamatkan pelatihan Special Forces Officer Course di Fort Benning ia menjadi komandan batalyon tersebut; jabatan yang dijabatnya selama tiga tahun.
Pada 1991, ia menjabat sebagai kepala staf Brigade Infanteri Lintas Udara 17 (Brigif Para Raider 17/Kujang I), yang bermarkas di Cijantung.
Dalam kapasitas itu, Prabowo yang saat itu telah berpangkat letnan kolonel terlibat dalam operasi pemburuan dan penangkapan Xanana Gusmao, salah satu tokoh pemimpin gerilyawan Fretilin.
Pada tahun 1993, Prabowo kembali ke pasukan khusus, yang kini dinamai Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Ia diangkat menjadi komandan Grup 3/Sandi Yudha, salah satu komando kontra-insurjensi Kopassus.
Ia seterusnya menjabat sebagai wakil komandan komando dan komandan komando, di bawah kepemimpinan Brigadir Jenderal Agum Gumelar dan Brigadir Jenderal Subagyo Hadi Siswoyo.
Karier politik
Pemilihan umum presiden 2004
Prabowo memulai kembali karier politiknya dengan mencalonkan diri sebagai calon presiden dari Partai Golkar pada Konvesi Capres Golkar 2004. Meski lolos sampai putaran akhir, akhirnya Prabowo kandas di tengah jalan. Ia kalah suara oleh Wiranto.
Setelah keluar dari Golkar, Prabowo mendirikan partainya sendiri, yaitu Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) pada 2008.
Dalam keikutsertaan perdananya pada Pemilu 2009, partai ini menempatkan 26 wakilnya di DPR RI.
Kemudian, pada Pemilihan Presiden tahun 2009, Prabowo mendampingi Megawati sebagai calon wakil presiden.
Pasangan ini kalah dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono.
Dua kali mencalonkan sebagai presiden Pada 2014, Prabowo pun kembali maju. Kali ini, Partai Gerindra telah tumbuh lebih besar dibandingkan tahun 2009.
Mengutip Kompas.com, 10 Agustus 2018, kursi Partai Gerindra di DPR RI meningkat pesat menjadi 73. Prabowo pun memberanikan diri mencalonkan diri sebagai presiden.
Ia menggandeng Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rajasa sebagai calon wakil presiden. Namun, ia kembali menelan kekalahan.
Saat itu, pasangan Prabowo-Hatta kalah suara dari pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Lihat Foto Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menunggangi kuda bersama di kediaman Prabowo di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Senin (31/10/2016).
Kemudian, di Pilpres 2019, Prabowo kembali maju dan menantang Jokowi yang merupakan petahana. Kali ini, Prabowo menggandeng mantan Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno, yang juga masih terkait dengan Partai Gerindra. Akan tetapi, ia kembali kalah oleh petahana.
Pendiri Partai Gerindra
Prabowo, bersama adiknya Hashim Djojohadikusumo, mantan aktivis mahasiswa Fadli Zon, dan mantan Deputi V Badan Intelijen Negara Bidang Penggalangan Muchdi Purwoprandjono serta sederetan nama lainnya mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya atau Partai Gerindra pada tanggal 6 Februari 2008.
Ia menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Dewan Pimpinan Pusat (DPP).
Partai tersebut meraih 4.646.406 suara (4,46 %) dan menempatkan 26 orang wakilnya di DPR RI pada Pemilu legislatif Indonesia tahun 2009.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Prabowo Subianto Ingin Partai Gerindra Berkuasa Dengan Mutlak di Indonesia, https://jakarta.tribunnews.com/2021/02/09/prabowo-subianto-ingin-partai-gerindra-berkuasa-dengan-mutlak-di-indonesia
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perjalanan Karier Politik Prabowo Subianto yang Kembali Pimpin Gerindra", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/tren/read/2020/08/09/162800465/perjalanan-karier-politik-prabowo-subianto-yang-kembali-pimpin-gerindra?page=all