Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sejarah Hari Ini

Ingat Sejarah Hari Ini? Tahun Baru Imlek Menjadi Hari Libur Nasional di Indonesia

Masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia kembali mendapatkan kebebasan merayakan tahun baru Imlek pada tahun 2000

Penulis: Rhendi Umar | Editor: Rhendi Umar
Tribun Manado
Warga menyaksikan dan mengabadikan atraksi Barongsai yang akan tampil dalam prosesi Cap Go Meh. 

Selain jamuan makan juga dilakukan persembahan bakaran yang umumnya dikenal sebagai uang arwah (uang orang mati) serta berbagai kesenian kertaspakaian, rumah-rumahan, mobil-mobilan, perlengkapan sehari-hari, dan pembantu).

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat menyaksikan parade Barongsai di Food and Creative Thamrin 10, Jalan Sudirman, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat pada Minggu (26/10/2020) pagi.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat menyaksikan parade Barongsai di Food and Creative Thamrin 10, Jalan Sudirman, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat pada Minggu (26/10/2020) pagi. (Dok PPID DKI Jakarta)

Makna persembahan bakaran jinzhi dan zhǐzhā yang dilakukan oleh keturunannya adalah agar arwah para leluhur tidak menderita kekurangan serta sebagai bekal untuk mencukupi kebutuhannya di alam lain.

Praktik jamuan makan dan persembahan bakaran jinzhi yang dilakukan oleh keturunannya untuk arwah para leluhur di alam lain merupakan bentuk perwujudan tanda bakti dan balas-budi atas apa yang telah dilakukan oleh orangtuanya saat masih hidup kepada anak-anaknya di alam manusia.

Pada malam tanggal 8 menjelang tanggal 9 pada saat cu si (jam 23:00-01:00) Umat melakukan sembahyang lagi. Sembahyang ini disebut Sembahyang “King Thi Kong” (Sembahyang Tuhan Yang Maha Esa) dan dilakukan di depan pintu rumah menghadap langit lepas dengan menggunakan altar yang terbuat dari meja tinggi berikut sesaji, berupa sam-poo (teh, bunga, air jernih), 

tee-liau (teh dan manisan tiga macam), mi swa, ngo koo (lima macam buah), sepasang tebu, dan tidak lupa beberapa peralatan seperti hio-lo (tempat dupa), swan-loo (tempat dupa ratus/bubuk), bun-loo (tempat menyempurnakan surat doa), dan lilin besar.

Suasana klenteng ramai oleh warga yang ingin menyaksikan atraksi Barongsai.
Suasana klenteng ramai oleh warga yang ingin menyaksikan atraksi Barongsai. (Tribun Manado)

Pada hari Cap Go Meh, tanggal 15 Imlek saat bulan purnama, umat melakukan sembahyang penutupan tahun baru pada saat antara shien si (jam 15:00-17:00) dan cu si (jam 23:00-01:00).

Upacara sembahyang dengan menggunakan thiam hio atau upacara besar ini disebut Sembahyang Gwan Siau (Yuanxiaojie).

Sembahyang kepada Tuhan adalah wajib dilakukan, tidak saja pada hari-hari besar, namun setiap hari pagi dan malam, tanggal 1 dan 15 Imlek dan hari-hari lainnya.

Kini, tahun baru Imlek dirayakan dengan beragam cara, mengingat Indonesia memiliki beragam budaya dan warga Indonesia keturunan Tionghoa telah memeluk keberagaman dan menganut agama dan kepercayaan yang berbeda-beda.

Meski demikian, berkumpul bersama, makan kue keranjang, dan berbagi angpau menjadi benang merah dari perayaan tahun baru Imlek.

BERITA TERKINI TRIBUNMANADO:

Kecelakaan Truk Rem Blong Lindas Wanita hingga Terjun ke Kali, Sopir Ngaku Mengerem dan Tak Mabuk

Pasca Bencana Gempa, Telkomsel Lakukan Ini di Mamuju dan Majene

Ramalan Zodiak Karier Selasa 9 Februari 2021, Capricorn Temukan Peluang Emas, Gemini Ambil Inisiatif

Sumber: Tribun Manado
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved