Internasional
Vaksin AstraZeneca Dianggap Kurang Ampuh Hadapi Varian Covid-19 Afrika Selatan, Mengapa?
Varian Virus Corona (Covid-19) saat ini termasuk yang paling mengkhawatirkan. Namun sayangnya vaksin AstraZeneca kurang ampuh mengatasinya.
TRIBUNMANADO.CO.ID, LONDON - Berdasarkan uji coba tahap awal, vaksin yang dikembangkan produsen obat Inggris AstraZeneca bersama Universitas Oxford kemungkinan hanya memberi perlindungan terbatas terhadap varian virus corona (Covid-19) asal Afrika Selatan.
Hal ini disampaikan langsung oleh juru bicara AstraZeneca.
Menurut laporan Financial Times yang dikutip Reuters, Universitas Witwatersrand Afrika Selatan dan Universitas Oxford menunjukkan studi yang menyatakan bahwa vaksin tersebut kurang manjur terhadap varian Afrika Selatan.
Di antara varian virus corona yang saat ini paling mengkhawatirkan para ilmuwan dan pakar kesehatan masyarakat adalah yang disebut varian asal Inggris, varian asal Afrika Selatan, dan varian asal Brasil.
Ketiga varian ini tampaknya menyebar lebih cepat daripada yang lain.

"Dalam uji coba fase I / II dalam jumlah kecil ini, data awal menunjukkan kemanjuran terbatas terhadap gejala ringan terutama karena varian B.1.351 Afrika Selatan," kata juru bicara AstraZeneca dalam menanggapi laporan FT, Sabtu (6/2/2021).
Surat kabar tersebut mengatakan, tidak ada dari lebih dari dua ribu peserta uji coba yang dirawat di rumah sakit atau meninggal.
"Namun, kami belum dapat memastikan dengan tepat efeknya terhadap penyakit parah dan rawat inap mengingat sebagian besar subjeknya adalah orang dewasa muda yang sehat," kata juru bicara AstraZeneca.
Perusahaan mengatakan, vaksinnya dapat melindungi dari penyakit parah, mengingat aktivitas antibodi penetral setara dengan vaksin Covid-19 lain yang telah menunjukkan perlindungan terhadap penyakit parah.
Uji coba, yang melibatkan 2.026 orang di antaranya setengah dari kelompok plasebo, belum ditinjau sejawat, kata FT.
• BOCORAN Ikatan Cinta Minggu 7 Februari 2021: Papa Surya Kecelakaan, Al dan Andin Rujuk
• Sosok Tazneen Miriam Sailar, Siapa Sebenarnya Perempuan Inggris Istri Terduga Teroris JI Ini?
Sementara ribuan perubahan telah muncul ketika virus bermutasi menjadi varian baru, hanya sebagian kecil yang mungkin menjadi penting atau mengubah virus dengan cara yang berarti, menurut British Medical Journal.
"Universitas Oxford dan AstraZeneca telah mulai mengadaptasi vaksin terhadap varian ini dan akan berkembang pesat melalui pengembangan klinis sehingga siap untuk pengiriman Musim Gugur jika diperlukan," kata juru bicara AstraZeneca.
Pada hari Jumat, Oxford mengatakan vaksin mereka memiliki kemanjuran yang sama terhadap varian virus corona Inggris seperti halnya varian yang beredar sebelumnya.
Keyakinan Masyarakat Akan Vaksin Covid-19 di Beberapa Negara Mulai Meningkat
Sejak vaksin ditemukan, dunia mulai berharap pandemi virus corona (Covid-19) bisa segara berakhir.
Namun cukup kontradiktif mengingat masih banyak orang yang meragukan khasiat vaksin bahkan menolak vaksinasi.
Namun menurut survei terbaru, kini masyarakat global tambah yakin akan kehadiran vaksin Covid-19.
Jajak pendapat terbaru yang dilakukan di Inggris menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat global akan vaksin mulai meningkat.
Saat ini sudah semakin banyak orang yang bersedia menerima vaksin di tengah wabah Covid-19.

Dilansir dari Reuters, pada hari Kamis (4/2/2021) YouGov dan Imperial College London’s Institute of Global Health Innovation (IGHI) merilis hasil survei yang menemukan bahwa sebanyak 78 persen orang di Inggris bersedia menerima vaksin Covid-19, diikuti oleh Denmark sebesar 67 persen.
Survei kali ini mencakup 15 negara dengan hasil yang beragam.
Perancis memiliki proporsi responden tertinggi yang mengatakan tidak akan mengambil vaksin, yaitu 44 persen.
Kepercayaan akan vaksin juga meningkat di Prancis.
Data menunjukkan kenaikan dari 15 persen pada November menjadi 30 persen pada Januari.
• Harimau Putih Sinka Zoo Bernama Tora Berhasil Dilumpuhkan Tembakan Bius, Eka Terpaksa Ditembak Mati
• SINOPSIS Ikatan Cinta Minggu 7 Februari 2021: Rafael dan Nino Curiga, Ada Apa?
Di kawasan Asia Pasifik seperti Australia, Jepang, Korea Selatan, dan Singapura, kesediaan untuk menerima vaksin telah menurun sejak bulan November lalu.
Jepang jadi negara yang paling ragu, diikuti oleh Singapura.
"Karena vaksin akan memainkan peran penting dalam mengendalikan pandemi, para pemimpin negara harus mendorong rakyatnya agar memahami pentingnya vaksinasi Covid-19," ungkap David Nabarro, wakil direktur IGHI dan pakar Covid-19 untuk WHO.

Survei tersebut juga merupakan bagian dari upaya WHO serta badan terkait lainnya untuk bisa lebih memahami pandangan masyarakat global akan vaksin.
Reuters melaporkan, sejak April 2020 para peneliti telah mensurvei lebih dari 470 ribu di seluruh dunia dengan tema serupa.
Survei terbaru ini dilakukan dalam periode 4-24 Januari 2021.
Secara umum kebanyakan orang mulai mempercayai khasiat vaksin.
• Pekan Lalu Harga Minyak Brent Melonjak 6 Persen, Hampir Dekati US$60 Per Barel
• 50 Universitas Terbaik di Indonesia Versi Webometrics Rank 2021, Cek Daftarnya
Dua pertiga di antaranya menyatakan keyakinan kuat atau sedang. Sementara 12 persen di antaranya mengaku tidak percaya sama sekali.
Dua pertiga lainnya meyakini secara penuh bahwa vaksin penting untuk kesehatan mereka.(*)
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Vaksin AstraZeneca kurang ampuh dalam perlindungan varian Covid-19 Afrika Selatan dan Keyakinan masyarakat akan vaksin Covid-19 di beberapa negara mulai meningkat.