Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Terduga Teroris

Kuasa Hukum FPI: Polisi Kok Masih Sebut FPI? Kan Sudah Dibubarkan

a menilai semestinya polisi tak lagi menghubung-hubungkan terduga teroris tersebut dengan FPI lantaran Ormas FPI telah dibubarkan pemerintah.

Editor: muhammad irham
Warta Kota/Budi Malau
Kuasa Hukum FPI Aziz Yanuar 

TRIBUNMANADO.CO.ID – Polisi menyebut ada anggota Front Pembela Islam (FPI) yang menjadi terduga teroris di Makassar, Sulawesi Selatan.

Menanggapi hal ini, kuasa hukum FPI Aziz Yanuar mengatakan, dirinya bingung menanggapi hal ini.

Ia menilai semestinya polisi tak lagi menghubung-hubungkan terduga teroris tersebut dengan FPI lantaran Ormas FPI telah dibubarkan pemerintah.

Ia pun merasa heran dengan terus dikaitkannya nama FPI dengan berbagai hal sebab Ormas mereka telah dinyatakan tidak eksis karena sudah dibubarkan pemerintah.

"Tidak tahu (ya mau menanggapi seperti apa). Karena tidak ada FPI lagi. Jadi kita bingung. Sudah bubar masih saja dibawa repot dan ribet," kata Aziz sebagaimana dikutip dari Tribunnews.com, Kamis (4/2/2021).

Ia lantas mempermasalahkan sikap pemerintah yang terus menekan FPI namun permisif terhadap organisasi yang di dalamnya terdapat banyak koruptor.

"Yang masih eksis organisasinya dan banyak koruptor dihasilkan bahwa sampai-sampai terkait bantuan kemanusiaan (bansos) juga digarong tapi aman sentosa saja tuh, tidak dibubarkan, tidak diblokir sekelilingnya dan diteror. Aman deh pokoknya," kata Aziz.

"Padahal korupsi ini nyata dan efek yang dihasilkan juga nyata. Merusak dari semua lini kerusakannya dan akut kerusakannya. Ini harusnya jadi fokus," lanjut dia.

Adapun sebelumnya Karo Penmas Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono mengatakan, 19 tersangka teroris dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Makassar merupakan anggota FPI.

Para tersangka teroris itu telah dijemput tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Polri di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (4/2/2021) siang ini.

"Semua terlibat atau menjadi anggota FPI di Makassar. Mereka sangat aktif dalam kegiatan FPI di Makassar," kata Rusdi dalam konferensi pers di Bandara Soetta, Tangerang, Banten.

Menurut dia, kelompok teroris dari Makassar ini memiliki berbagai rencana yang bisa mengganggu stabilitas serta keamanan dan ketertiban masyarakat.

Kelompok ini biasanya melakukan aksi bom bunuh diri. Rusdi mengatakan, salah satu dari 19 tersangka teroris kelompok Makassar ini merupakan anak pasangan suami istri Rullie Rian Zeke dan Ulfah Handayani.

Mereka adalah pelaku bom bunuh diri di Katedral Our Lady of Mount Carmel, Pulau Jolo, Filipina Selatan.

"Kelompok ini mempunyai mental untuk melakukan kegiatan-kegiatan bom bunuh diri," ujar Rusdi.

Dijemput Densus 88

Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Polri menjemput 26 tersangka teroris dari Gorontalo dan Makassar di Bandara Soekarno-Hatta, Kamis (4/2/2021).

Selanjutnya, para tersangka akan dipindahkan ke Rutan Mako Brimob di Cikeas. Karo Penmas Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono mengatakan, puluhan tersangka teroris ini merupakan bagian dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah ( JAD) yang berafiliasi dengan ISIS.

"Hari ini Densus 88 Antiteror Polri memindahkan 26 tersangka aksi terorisme di Indonesia. Tujuh dari Gorontalo dan 19 dari Makassar," kata Rusdi dalam konferensi pers di Bandara Soetta, Tangerang, Banten.

Rusdi mengatakan, kelompok teroris dari Gorontalo itu telah melakukan berbagai latihan fisik, seperti memanah, bela diri, melempar pisau, dan menembak dengan senapan angin. Selain itu, kelompok tersebut juga mempunyai kemampuan merakit bom.

"Kelompok ini telah merencanakan kegiatan-kegiatan, antara lain penyerangan ke Mako Polri, rumah dinas anggota Polri, dan rumah pejabat di Gorontalo. Juga berencana melakukan aksi perampokan pada beberapa toko di sekitar Gorontalo," terangnya.

Kelompok teroris dari Makassar juga memiliki berbagai rencana yang berpotensi mengganggu stabilitas serta keamanan dan ketertiban masyarakat.

Kelompok ini biasanya melakukan aksi bom bunuh diri. Salah satu dari 19 tersangka teroris kelompok Makassar ini merupakan anak pasangan suami istri Rullie Rian Zeke dan Ulfah Handayani.

Mereka adalah pelaku bom bunuh diri di Katedral Our Lady of Mount Carmel, Pulau Jolo, Filipina Selatan.

"Kelompok ini mempunyai ke mental untuk melakukan kegiatan-kegiatan bom bunuh diri," ujar Rusdi.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved