Sampah di Manado
Sampah Banjir Sehari 700 Ton, 'Gunung' TPA Sumompo Kian Tinggi
Amatan Tribun Manado, Rabu (3/2/2021) pagi, tinggi gunung sampah sudah mencapai puluhan meter.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
TRIBUNMANADO.CO.ID - Gunungan sampah di TPA Sumompo Manado kian tinggi.
Amatan Tribun Manado, Rabu (3/2/2021) pagi, tinggi gunung sampah sudah mencapai puluhan meter.
Sebuah eskavator di puncak gunungan dengan susah payah coba menyorong sampah ke tempat yang masih lowong.
Di jalan sekeliling TPA, ratusan kendaraan pengangkut sampah antre. Panjang antrean hampir 500 meter.
Waktu luang menanti pembongkaran sampah dimanfaatkan para sopir truk dengan duduk di warung.
Ada yang tetap di dalam mobil truknya sambil memainkan ponsel.
Musabab kian tingginya gunungan sampah tersebut adalah volume sampah yang meningkat saat bencana banjir.
Diketahui, pada Januari lalu, Manado alami dua kali bencana banjir dalam tempo sepekan.
Yang paling parah terjadi Jumat (22/1/2021). Sebanyak delapan Kecamatan terdampak.
Data yang dihimpun Tribun Manado dari Dinas Lingkungan Hidup Manado, volume sampah usai banjir mencapai 700 ton per hari.
Di waktu normal, produksi sampah Manado per hari hanya 200 ton.
"Sampah yang datang hampir dua kali lipat," kata Maruf salah seorang sopir.
Ia membeber, truknya dalam sepekan terakhir selalu memuat sampah melebihi kapasitas.
Akibatnya, keluar bunyi bunyi pada truk itu pertanda ada kerusakan.
Hal yang sama diakui Carlos, kepala seksi TPA Sumompo.
"Sampah akibat bencana ini sangat banyak. Bukan hanya plastik tapi juga tanah. Kami hampir kewalahan," kata dia.
Sampah banyak, sialnya, alat pendukung tak memadai.
Sebut dia, hanya ada sebuah eskavator untuk membongkar sampah.
"Itu pun sudah sering rusak," katanya.
Diungkapnya, pengelolaan sampah di TPA tersebut sudah tak normal sejak bencana alam 2014 lalu.
Kala itu sampah sangat banyak dan TPA pun rusak.
"Ini tidak pakai sanitary landfill. Hanya sorong sorong (dorong-dorong) saja. Jadi sampah disorong ke ruang yang lowong atau jurang," kata dia.
Ia menuturkan, lahan yang lowong sudah tak ada ada. Karena itulah terjadi gunungan sampah yang kian tinggi.
"Harapan kami tinggal TPA di Ilo Ilo sana. Kalau disini sudah tak memadai," katanya.
Mahmud warga sekitar mengatakan, TPA tersebut sudah berusia hampir lima puluh tahun.
"Dulunya hanya ada dua motor sampah yang kemari. Kini sudah ratusan truk," ujarnya.
Luas TPA Sumompo 13,7 Hektare.
Kondisi buruk TPA tersebut membuat Manado tak pernah lagi meraih piala Adipura sejak beberapa tahun terakhir dan meraih predikat kota kotor
Vicky Akui Tak Layak
Walikota Manado Vicky Lumentut menyatakan TPA tersebut sudah tidak layak lagi untuk menjadi pembuangan sampah di Kota Manado.
Ia menuturkan, nantinya untuk mengatasi masalah sampah di Kota Manado, sambil menunggu TPA Regional yang akan dibangun di Minahasa Utara tepatnya di Ilo-Ilo Kecamatan Wori, pihaknya akan selesaikan sampah di masing-masing kecamatan lewat kompos dan incenerator.
Termasuk mengajak peran serta aktif masyarakat untuk mewujudkan Manado bersih dan sehat.
"Salah satu upaya menekan volume sampah yang akan dibuang ke TPA Sampah, adalah melalui pengelolaan sampah rumah tangga oleh masyarakat secara mandiri," terangnya.
“Lokasi TPA sampah Sumompo tidak layak lagi untuk pembuangan sampah di Kota Manado, saya akan selesaikan sampah dimasing-masing kecamatan lewat kompos dan incenerator, termasuk mengajak peran serta masyarakat dengan pengelolaan sampah rumah tangga secara mandiri,” ujar Walikota.
Ia menambahkan, ke depannya TPA Sumompo dijadikan ruang terbuka hijau dan ruang olahraga bagi masyarakat. (art)
• 8 Bumbu Dapur Berkhasiat Turunkan Kadar Kolestrol, Tertarik Boleh Dicoba
• Kajati Sulut Silaturahmi ke Kantor Tribun Manado, Ucapkan Selamat Ulang Tahun ke-12
• Peringatan Dini Cuaca Ekstrem Besok Kamis 4 Februari 2021, Ini 15 Wilayah yang Harus Waspada