Sosok Tokoh
Sosok Min Aung Hlaing, Jenderal Senior yang Pernah Terlibat Genosida Rohingya, Ini Profil Lengkapnya
Berikut Profil dan Biodata Min Aung Hlain, Panglima Militer yang saat ini pimpin Myanmar usai terjadi Kudeta, pernah terlibat Genosida Rohingya.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint yang ditangkap pagi ini.
Kepemimpinan negara Myanmar pun diganti oleh Jenderal Senior yaitu Min Aung Hlain.
Lalu, siapa dan bagaimana rekam jejak Min Aung Hlain yang kini jadi pemimpin Myanmar?
Profil Min Aung Hlaing
Min Aung Hlaing adalah seorang jenderal senior di Myanmar.
Pria berumur 64 tahun ini sebenarnya mulai diperhatikan dunia ketika militer Myanmar mengambil tindakan keras terhadap etnis muslim Rohingya.
Selama ini, Aung San Suu Kyi memikul kemarahan dunia atas krisis yang terjadi terhadap muslim Rohingya. Namun sebenarnya, Ming Aung Hlaing juga bertanggung jawab atas kekejaman yang terjadi terhadap etnis minoritas Rohingya.
Tidak banyak sumber yang membahas tentang detail pribadi Min Aung Hlaing. Namun dia diketahui diangkat menjadi panglima tertinggi militer Myanmar atau dikenal dengan nama Tatmadaw pada 30 Maret 2011.
Menurut mantan teman sekelasnya, yang dikutip oleh Reuters, Min Aung Hlaing adalah seorang kadet biasa-biasa saja, yang diterima di Akademi Layanan Pertahanan pada usaha ketiganya.
Meskipun demikian, jabatannya di militer selalu dipromosikan secara teratur.
Perangi Pemberontak
Min Aung Hlaing menghabiskan sebagian besar karir militernya untuk memerangi pemberontak di perbatasan timur Myanmar dalam konflik yang dikenal karena mendiskriminasi etnis minoritas.
Pada tahun 2009, Min Aung Hlaing mengawasi operasi militer di sepanjang perbatasan Myanmar-China untuk menggulingkan kekuasaan pemimpin regional yang kuat, Peng Jiasheng di wilayah Kokang yang berbatasan dengan China.
Ketika ia memimpin operasi militer di Kokang, terjadilah insiden yang menewaskan puluhan orang.
Insiden ini telah melanggar gencatan senjata selama 20 tahun dan mendorong 30.000 warga di wilayah ini mengungsi ke China.
Diangkat Menjadi Pemimpin Militer
Seperti dikutip dari TIME, ketika dia diangkat penjadi pemimpin militer, pemerintah barat awalnya menyambut panglima baru dengan antusias.
Min Aung Hlaing disamakan dengan seorang negarawan, berkat karismanya dan artikulasi yang jelas tentang visi politik.
Min Aung Hlaing diharapkan akan memudahkan proses kembalinya Tatmadaw ke barak. Namun harapan ini dengan cepat memudar, ketika sang jenderal menyatakan perlunya keterlibatan militer yang berkelanjutan dalam politik Myanmar.
Pada 2015, beberapa bulan sebelum pemilihan umum nasional yang mendorong Suu Kyi naik ke tampuk kekuasaan, dia mengatakan kepada BBC bahwa dia tidak memiliki target untuk membuat Myanmar dipimpin penuh oleh pemerintahan sipil.
“Bisa jadi lima tahun atau bisa 10 tahun, saya tidak bisa mengatakan,” ujarnya ketika itu.
Ketika Suu Kyi diangkat menjadi pemimpin Myanmar pada 2016, dia tidak dapat mengubah konstitusi tanpa persetujuan militer. Ia pun memutuskan untuk menjalankan pemerintahan bersama dengan mantan penculiknya.
Pada 2016, Min Aung Hlaing menjadi kepala Tatmadaw pertama dalam beberapa dekade yang menghadiri Hari Martir bersama Suu Kyi. Penampilannya secara luas ditafsirkan sebagai tanda tumbuhnya kolegialitas antara militer dan Aung San Suu Kyi dengan pemerintahan sipilnya.
Krisis Rohingya
Beberapa pengamat Myanmar mengatakan bahwa krisis Rohingya telah membuat tegang hubungan antara Suu Kyi dan Min Aung Hlaing.
Tapi peraih Nobel itu bersikeras bahwa dia dan pemerintahnya "berdiri teguh" dengan militer dan panglimanya.
Aung San Suu Kyi, Pemimpin Myanmar (Tribunnews.com)
Pada tahun 2018, Tim Pencari Fakta Internasional melaporkan bahwa tentara Min Aung Hlaing telah dengan sengaja menargetkan warga sipil di negara bagian Myanmar utara dan telah melakukan "diskriminasi sistemik" dan pelanggaran hak asasi manusia terhadap minoritas muslim Rohingya di Negara Bagian Rakhine.
Secara khusus, dia dituduh melakukan pembersihan etnis. terhadap orang-orang Rohingya. Pelanggaran hak asasi manusia ini dapat berupa genosida, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan kejahatan perang.
Dicekal Amerika Serita
Seperti dikutip dari Wikipedia, Facebook melarang Min Aung Hlaing dari platformnya bersama dengan 19 pejabat dan organisasi Myanmar lainnya. Hal ini dilakukan untuk mencegah ketegangan etnis dan agama lebih lanjut di Myanmar.
Tindakan ini dilakukan Facebook setelah adanya laporan investigasi PBB, bahwa para pemimpin militer tertentu di Myanmar diselidiki dan dituntut atas genosida terhadap Muslim Rohingya.
Menyusul Facebook, Twitter kemudian melarangnya dalam pada 16 Mei 2019.
Pada Juli 2019, pemerintah Amerika Serikat pun melarang dia bepergian ke Amerika Serikat. Pada Desember 2020, AS membekukan aset Min Aung Hlaing yang berbasis di negara tersebut dan mengkriminalkan transaksi keuangan antara dia dan siapa pun di Amerika Serikat.
Ketegangan Meningkat
Krisis antara pihak Militer dan Aung San Suu Kyi makin memanas.
Dimulai dari partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), mengamankan kemenangan besar dalam pemilu November 2020 silam.
Total, dia mendapatkan 258 House of Representatives (majelis rendah), dan 138 House of Nationalities (majelis tinggi).
Namun militer, yang sudah menguasai negara di Asia Tenggara itu dalam 60 tahun terakhir, menyebut pemilu November 2020 penuh kecurangan.
Mereka mengeklaim menemukan lebih dari 10 juta pelanggaran suara, dan meminta komisi pemilu untuk melakukan pencocokan dengan temuan tersebut.
Tensi mulai meningkat setelah Jenderal Senior Min Aung Hlaing, panglima militer Myanmar memberikan ancaman kudeta.
Dalam pernyataannya pekan lalu, Jenderal Min menuturkan dia tak segan mencabut konsitusi jika dia menganggap tidak dihormati.
Pekan lalu, tank mulai dipasang berjejer di kota utama seperti Naypydaw dan Yangon, dengan kelompok pro-militer berunjuk rasa.
Menjadi Pemimpin Myanmar Usai Kudeta Militer
Kudeta militer yang terjadi pada Senin (1/2/2021) pagi, dipimpin langsung oleh Jenderal Min Aung Hlaing yang menjabat Panglima AD Myanmar.
Pasukan militer melakukan penyerbuan di pagi buta dan menangkap pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi, Presiden Win Myint, serta tokoh-tokoh senior partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD).
Sekadar diketahui, partai NLD merupakan partai yang berkuasa saat ini.
Setelah menangkapi para petinggi partai NLD, militer Myanmar menahan mereka.
Kondisi ini membikin politik di Myamar makin memanas.
Melalui siaran televisi, pihak militer mengumumkan bahwa kekuasaan saat ini untuk sementara dipegang oleh Jenderal Senior Min Aung Hlaing.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Profil Min Aung Hlaing, Panglima Militer yang Kini Pimpin Myanmar, Pernah Terlibat Genosida Rohingya, https://surabaya.tribunnews.com/2021/02/01/profil-min-aung-hlaing-panglima-militer-yang-kini-pimpin-myanmar-pernah-terlibat-genosida-rohingya?page=all.