Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Bacaan Alkitab

Bacaan Alkitab Minggu 31 Januari 2021, Kisah Para Rasul 16:13: Strategi Penginjilan Paulus

Jika di suatu tempat jumlah mereka banyak, mereka membangun Sinagoge (gereja), jika sedikit hanya rumah doa saja.

Editor: Aldi Ponge
Istimewa
Renungan Harian Kristen: Rela Menderita 'Orang Kristen Sejati, Pasti Melewati Penderitaan' 

TRIBUNMANDO.CO.ID - Rasul Paulus selalu mendahulukan ibadah. Ini dibuktikan dalam setiap penginjilannya, termasuk di jemaat Filipi.

Ketika tiba di Filipi, yang mereka cari pertama adalah rumah ibadah. Bertepatan juga itu adalah hari Sabat.

Sudah kebiasaan orang Yahudi di perantauan, mereka suka membangun rumah ibadah.

Jika di suatu tempat jumlah mereka banyak, mereka membangun Sinagoge (gereja), jika sedikit hanya rumah doa saja.

Rumah doa itu mereka bangun di pinggiran sungai, dan ke sanalah Paulus beribadah.

Ternyata, "persekutuan WKI" (perkumpulan perempuan) sudah ada sejak saat itu. Paulus pun bertemu mereka dan menginjili mereka.

Dari sinilah Paulus mengawali penginjilannya di Filipi.

Demikian Firman Tuhan hari ini.

"Pada hari Sabat kami ke luar pintu gerbang kota. Kami menyusur tepi sungai dan menemukan tempat sembahyang Yahudi,

yang sudah kami duga ada di situ; setelah duduk, kami berbicara kepada perempuan-perempuan yang ada berkumpul di situ." (ay 13)

Oleh tuntunan kasih Kristus, selain berhikmat, Paulus juga cerdik dalam memberitakan Injil.

Dia mengambil langkah-langkah yang taktis dan strategis dalam pelayanannya.

Penginjilan di Filipi ini dilakukannya seperti teori "makan bubur panas" atau teori desa mengepung kota (Mao Tze Tung), yakni memulainya dari pinggiran, baru masuk ke kota.

Memulainya juga dari rumah ibadah (doa). Paulus tahu bahwa di rumah doa itu, akan berkumpul banyak orang. Termasuk kaum perempuan terkemuka.

Inilah langkah taktisnya. Dari rumah doa, di pinggiran sungai dan perempuan-perempuan itu dia memberitakan Injil,

sehingga dengan cepat tersebar dan membuat orang percaya kepada Kristus bertambah secara signifikan dan secara masif.

Dari rumah doa dan kepada perempuan-perempuan ini, Paulus telah menyebarkan Injil secara luar biasa, karena dia selalu yakin Tuhan Yesus beserta dia.

Dia tidak takut dengan apapun dalam memberitakan Injil. Bahkan dia mengatakan, "segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberikan kekuatan kepadaku." (Filipi 4:13).

Itulah kunci pelayanan dan penginjilan Paulus. Apapun yang dia lakukan, selalu didasarinya pada kekuatan Kristus. Fokusnya hanyalah kepada Tuhan Yesus.

Dia juga memulainya dari orang Yahudi di perantauan (Filipi), kemudian kepada bangsa Yunani dan ke seluruh daratan Eropah, Asia dan dunia.

Paulus melihat bahwa 'orang pinggiran,' rumah ibadah (doa) dan perempuan memiliki potensi yang kuat dalam penginjilan. Itulah sebabnya, dia pertama-tama memenangkan mereka.

Kaum perempuan, misalnya. Dalam setiap persekutuan yang melibatkan perempuan, pasti mereka paling banyak yang hadir. Hal ini juga dibuktikan sampai sekarang bahwa dalam setiap ibadah jemaat, selalu perempuan yang dominan.

Demikian dalam hal meletakan dasar Injil kepada anak, perempuan sangat dominan.

Di mana-mana, guru sekolah minggu mayoritas adalah perempuan. Bahkan di banyak gereja, termasuk GMIM, pendetanya paling banyak adalah perempuan.

Jadi, anggapan bahwa perempuan makhluk yang lemah, tidak juga. Demikian dengan 'orang pinggiran,' justeru mereka yang terbukti sangat komitmen dan konsern dengan pelayanan.

Karena itu, dalam memilih mitra pelayanan, kita jangan menganggap rendah orang lain. Justeru di balik kelemahan seseorang, terdapat kekuatan dan kemuliaan Allah di dalamnya.

Demikian juga Paulus mengajarkan kita agar jangan mengabaikan ibadah. Ibadah harus selalu didahulukan. Jangan mengabaikan persekutuan di dalam Tuhan.

Sebagai keluarga Kristen yang baik, marilah kita teladani kepelayanan Paulus dan kesetiaan perempuan di gereja mula-mula yang melayani Kristus dengan sungguh-sungguh.

Jadilah kita teladan dalam mengabarkan Injil Kristus kepada semua orang, sehingga dari kehidupan kita nama Tuhan Yesus dimuliakan. Amin

Doa: Tuhan Yesus, kuatkan dan teguhkan kami dalam melayani Engkau dan pakai kami lebih heran lagi demi kemuliaan nama-Mu. Amin. (Jackried Maluenseng)

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved