Doa dan Amalan
Bolehkah Wanita Membaca Alquran Saat Hadi?, Sebelum Kamu Lakukan Sebaiknya Baca Dulu 4 Pendapat ini
Semangat dan keinginan istiqomah dapat membaca Alquran setiap hari ini, sering menjadi dilema tersendiri bagi wanita yang sedang haid.
Dimana dengan berbagai redaksi semua hadisnya melarang wanita haidh dan junub membaca Alquran.
Diantaranya hadis Ibnu Umar RA :
عن ابن عمر، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: لا تقرأ الحائض، ولا الجنب شيئا من القرآن.
Artinya: Dari Ibnu Umar, Nabi SAW bersabda :Janganlah wanita haidh dan junub membaca sesuatu pun dari Al-Qur’an.(HR: At-Tirmidzi)
عَنْ أَبِي وَائِلٍ، قَالَ: كَانَ يُقَالُ: " لَا يَقْرَأُ الْجُنُبُ، وَلَا الْحَائِضُ، وَلَا يُقْرَأُ فِي الْحَمَّامِ، وَحَالَانِ لَا يَذْكُرُ الْعَبْدُ فِيهِمَا اللَّهَ: عِنْدَ الْخَلَاءِ وَعِنْدَ الْجِمَاعِ، إِلَّا أَنَّ الرَّجُلَ إِذَا أَتَى أَهْلَهُ، بَدَأَ فَسَمَّى اللَّهَ "
Artinya: Dari Abi Wail, beliau berkata: Diriwayatkan bahwa tidaklah orang yang junub dan haidh membaca (Al-Qur'an), dan tidak pula membacanya saat di kamar mandi. Dan seorang hamba tidak diperkenankan menyebut nama Allah dalam dua keadaan. Saat ia berada di kamar mandi/wc dan ketika berjima' kecuali saat ia mendatangi istrinya maka mengucap bismillah. (HR: Ad-Darimi)
Berikut pendapat para ulama Malikiyah dan Hujjah Mereka:
1. Ibnu Abdil Barr (W. 463)
ولا يقرأ الجنب ولا الحائض شيئا من القرآن على اختلاف عن مالك وأصحابه في قراءة الحائضوأما الجنب يمكنه الطهر بالماء أو بالصعيد فلا يقرأ حتى يرفع [حدث] الجنابة بأحدهما، وأكثر العلماء على أن الحائض والجنب لا يقرءان شيئا من القرآن ولو قرأت الحائض لصلت، وأما المصحف فلا يمسه أحد قاصدا إليه مباشرا له أو غير مباشر إلا وهو على طهارة
Wanita yang haidh dan junub tidak diperbolehkan membaca sesuatupun dari Al-Qur’an, berbeda dengan pendapat yang diriwayatkan Imam Malik dan Ulama Malikiyah lainnya, yang membedakan keadaan wanita haidh dan orang junub yang memungkinkan untuknya bersuci kapan saja, baik dengan air ataupun dengan tanah.
Dan kebanyakan ulama melarang wanita haidh dan junub membaca sesuatu pun dari Al-Qu’an. Kalau dia membacanya sama hukumnya seperti dia shalat yaitu haram.
Dan dalam menyentuh mushaf, tidak diperkenankan seorang pun menyentuhnya, kecuali dalam keadaan suci. Baik tersentuh secara langsung maupun menggunakan penghalang atau perantara.
Dari apa yang ditulis Abdil Barr, beliau menyatakan Imam Malik dan beberapa ulama Malikiyah yang lainnya berbeda pendapat dengan jumhur ulama yang melarang wanita haidh membaca Al-Qur’an. Namun dari pernyataan diatas beliau termasuk ulama Malikiyah yang melarang wanita haidh membaca ataupun menyentuh mushaf secara mutlak.
2. Ibnu Rusyd (W. 595)
Ibnu Rusyd menegaskan dalam Kitabnya Bidayatul Mujtahid :