Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sriwijaya Air

Ternyata Bagian Penting pada Pesawat Sriwijaya Air Ada yang Rusak, Penyelidik: Ada Laporan Kerusakan

Temuan baru terkait kecelakaan pesawat Sriwijaya Air. Diketahui ada bagian penting dari pesawat rusak sebelum terjadi kecelakaan.

Editor: Glendi Manengal
isitmewa
Grafik Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Rute Jakarta-Pontianak 

Namun reaksi kru Boeing 737 Sriwijaya Air SJ182 (Pilot Captaian Afwan dan First Officer Diego Mamahit), tidak  mematikan sistem autothrottle.

Rekaman FDR mengindikasikan pilot (Captaian Afwan) mencoba membuat throttle yang macet berfungsi.

Dilansir situs aerotime.aero, seseorang yang akrab dengan proses investigasi mengungkapkan bahwa selama penerbangan SJ182 autothrottle menghasilkan lebih banyak daya dorong pada satu dari dua mesin jet.

Jika pilot tidak menangani dorongan yang tidak seimbang dari mesin dengan benar, mengatur daya dorong pesawat secara manual, pesawat dapat berbelok ke samping atau bahkan menghunjam secara tiba-tiba.

Sebelumnya KNKT mengatakan kedua mesin jet Boeing 737 Sriwijaya Air SJ182 hidup saat pesawat menghantam laut.

Berdasarkan percakapan dan komunikasi dengan ATC, pilot Captaian Afwan tidak melaporkan keadaan darurat dan tidak melaporkan adanya masalah teknis terkait pesawat sebelum menghilang dari radar.

Sementara itu, pihak Sriwijaya belum bisa mengomentari soal teknis yang menyangkut penyidikan, sebelum ada pernyataan resmi dari KNKT.

Pesawat Boeing 737-500 Sriwijaya Air SJ182 dikandangkan selama sembilan bulan, sejak 23 Maret 2020 hingga 18 Desember 2020.

Sejak mulai beroperasi setelah absen beroperasi, pesawat ini telah melakukan perjalanan selama 144 jam 20 menit selama sebulan terakhir.

Dari data Flightradar24.com, sejak 23 Oktober 2020 hingga 18 Desember, mesin pesawat sempat dipanaskan selama 10 kali; empat kali di bengkel Merpati Maintenance Facility di Bandara Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, dan enam kali diterbangkan di sekitar bengkel hingga Jalan Raya Juanda.

Sehari sebelum penerbangan komersial pertama dilakukan setelah dikandangkan,

pesawat ini sempat terbang rendah pada ketinggian 60 meter, pada 18 Desember 2020 sekitar pukul 18:00 WIB.

Penerbangan pertama setelah lama absen beroperasi adalah pada 19 Desember, dari Surabaya menuju Jakarta, menempuh perjalanan selama 1 jam 9 menit.

Keesokan harinya, pada Desember 2020, pesawat ini mulai sibuk terbang melayani enam rute: Jakarta-Pontianak-Jakarta-Pangkal Pinang-Jakarta-Yogyakarta-Jakarta.

Selama sebulan terakhir, pesawat ini melakukan perjalanan dari Jakarta ke Pontianak sebanyak 9 kali dan Pontianak ke Jakarta sebanyak 11 kali.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved