Prakiraan Cuaca
Info BMKG: Peringatan Dini Wilayah yang Alami Hujan Lebat hingga Ekstrem Tiga Hari ke Depan
BMKG telah menyampaikan bahwa puncak musim hujan 2020/2021 di wilayah Indonesia diprediksikan berlangsung antara Januari-Februari 2021.
Hujan ekstrem sangat berpotensi menimbulkan dampak bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, serta hujan lebat disertai kilat/petir dan gelombang tinggi yang membahayakan pelayaran dan penerbangan.
Berdasarkan analisis terintegrasi dari data BMKG, PUPR dan BIG, perlu diwaspadai daerah yang diprediksi berpotensi banjir kategori menengah pada Dasarian III (sepuluh hari ke-3) di bulan Januari 2021, meliputi:
- Banten bagian selatan
- Jawa Barat bagian tengah dan timur
- Sebagian besar Jawa Tengah dan DI Yogyakarta
- Jawa Timur bagian tengah dan timur
- Bali bagian utara
- Nusa Tenggara Barat bagian utara
- Sebagian kecil Nusa Tenggara Timur
- Sulawesi Tengah bagian tenggara
- Sulawesi Selatan bagian selatan
- Sulawesi Tenggara bagian utara
- Maluku Utara
- Papua Barat wilayah Kepala Burung
- Provinsi Papua bagian tengah
"Informasi potensi banjir kategori menengah hingga tinggi untuk 10 hari ke depan ini sebagai upaya mitigasi agar menjadi perhatian dan kewaspadaan bagi masyarakat terhadap potensi bencana banjir, longsor, dan banjir bandang," tutur Deputi bidang Klimatologi Herizal.
Baca juga: Ramalan Zodiak Hari Ini Minggu 24 Januari 2021, Taurus Akan Mendapatkan Pujian

Cuaca ekstrem
Pada periode musim hujan dan puncak musim hujan, juga sering terjadi peristiwa cuaca ekstrem dengan curah hujan kategori tinggi dan sangat tinggi.
Deputi Bidang Meteorologi Guswanto mengatakan, selain dipicu fenomena dan/atau gangguan skala iklim, peningkatan trend curah hujan ekstrem dikaitkan juga sebagai dampak perubahan iklim.
"Dari pengamatan BMKG walaupun curah hujan berada pada tingkat sedang, namun masih berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi. Hal ini tergantung pada daya dukung lingkungan dalam merespon kondisi curah hujan," ujar Guswanto.
Lebih lanjut, kondisi dinamika atmosfer yang tidak stabil dalam beberapa hari ke depan dapat berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia.
Ditambah kombinasi antara MJO, gelombang Rossby Ekuator, gelombang Kelvin, dan gelombang Low Frequency di wilayah dan periode yang sama di Laut China Selatan, Samudera Pasifik utara Papua, Samudera Hindia barat Lampung hingga selatan NTT, sebagian besar Jawa, Bali, NTT bagian barat, Laut Bali, Laut Sumbawa, mampu meningkatkan aktivitas konvektif dan pembentukan pola sirkulasi siklonik di wilayah tersebut.
Sirkulasi siklonik
BMKG memantau adanya bibit siklon tropis 93S di Samudera Hindia sebelah barat daya Sumatera, yang posisi sistemnya cukup jauh dan arah gerak menjauhi wilayah Indonesia.
Ini tidak memberikan dampak terhadap kondisi cuaca di wilayah Indonesia, namun dapat berpengaruh terhadap potensi hujan lebat, peningkatan kecepatan angin dan tinggi gelombang di Samudera Hindia Selatan Sumatera-Jawa Barat.
Selain itu, terpantau sirkulasi siklonik di Teluk Carpentaria bagian barat yang membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang memanjang dari Sulawesi Tengah bagian selatan, perairan barat Sulawesi Tenggara, Laut Banda hingga Laut Arafura bagian barat.
Adapun sirkulasi siklonik lainnya terpantau di Laut Cina Selatan sebelah barat Palawan.
Kondisi-kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi tersebut.
Baca juga: Tak Bayar Uang Kencan, Pria Bertato Bunuh Pasangan Sesama Jenisnya, Korban Alami Luka Tusuk di Leher