Pelantikan Presiden AS
Pihak Keamanan AS Bersiaga Tinggi Usai Ada Ancaman Bom di Mahkamah Agung Jelang Pelantikan Joe Biden
Juru bicara mahkamah, Kathleen Arberg mengemukakan, petugas keamanan yang merespons laporan segera melakukan pencarian.
Pihak Pusat Komando Militer Nasional AS menyatakan, mereka akan lebih memerhatikan laporan intelijen mengenai potensi gerakan bersenjata.
Selama beberapa hari terakhir, pejabat di Kementerian Pertahanan AS menuturkan mereka belum melihat gerakan dari Iran maupun Korea Utara.
Sumber internal Pentagon mengungkapkan, Kepala Staf Gabungan menggelar pertemuan rahasia terakhir pada Jumat pekan lalu (15/1/2021).
Mereka membahas mengenai rencana penindakan jika terjadi krisis keamanan nasional, baik di AS maupun luar negeri saat pelantikan Biden.
Baca juga: INFO Terkini Kejadian di Dunia, Ada Ledakan Dahsyat di Madrid Spanyol, Ini Dugaan Penyebabnya
Dilansir CNN Rabu (20/1/2021), para kepala staf sudah memersiapkan langkah jika musuh menganggap AS sangat rentan.
Apalagi, pada 6 Januari lalu terjadi kerusuhan di Gedung Capitol, saat Kongres AS mengesahkan kemenangan Biden.
Karena itu, pihak militer disebut bakal berkoordinasi dengan penegak hukum setempat jika ada tanda-tanda kelompok ekstresmi AS bergerak.
Pejabat di Angkatan Darat maupun Garda Nasional dilaporkan berkontak dengan Biro Penyelidik Federal (FBI) dan Secret Service.
Mereka ingin memastikan 25.000 tentara Garda Nasional yang ditempatkan di Washington DC saat pelantikan sudah terjaga.
Selain itu, para pejabat pertahanan dan keamanan ingin memastikan segala informasi sudah tersampaikan dengan baik.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Momen Pelantikan Biden Makin Dekat, Militer AS Tingkatkan Kewaspadaan
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Jelang Pelantikan Biden, Ada Ancaman Bom di Mahkamah Agung AS