Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air
Lengkap dengan 62 Penumpang, Tim DVI Terima 308 Kantong Jenazah Kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182
Jumlah korban dan barang-barang penumpang serta serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1/21) lalu.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Data terbaru jumlah korban dan barang-barang penumpang serta serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1/21) lalu.
Sejumlah korban ditemukan dan telah teridentifikasi tim DVI Polri.
Proses pemakaman beberapa jenazah juga telah dilakukan oleh pihak keluarga.
Tim Disaster Victim Identification (DVI) Rumah Sakit Polri hingga Senin (18/1/2021) pagi telah menerima 308 kantong jenazah korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
"Hingga saat ini, kami telah menerima sebanyak 308 kantong (jenazah) dari fase 1 di Tanjung Priok," kata Komandan DVI Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri Kombes Hery Wijatmoko, seperti dikutip Antara, Senin.

Ia mengatakan, dari 308 kantong, tim DVI berhasil mengidentifikasi 29 korban.
Kemudian, 15 kantong jenazah yang teridentifikasi juga sudah diserahkan ke pihak keluarga korban.
Hery mengatakan, tim DVI telah mengumpulkan 438 sampel DNA dari keluarga korban. Hal ini diperlukan dalam proses identifikasi.
Jumlah itu, kata dia, juga sudah lengkap untuk 62 korban yang terdaftar dalam manifes Sriwijaya Air SJ 182.
Hari ini, tim DVI akan membentuk pemeriksaan empat meja di post mortem untuk memeriksa dua kantong yang pada Minggu (17/1/2021) baru diserahkan.
"Untuk properti kami menerima sebanyak 168 kantong," ujar Hery.
Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak diketahui hilang kontak pada Sabtu (9/1/2021) pukul 14.40 WIB.
Sedianya, pesawat itu akan tiba di bandara Supadio Pontianak pada pukul 15.50 waktu setempat.
Namun, pesawat tersebut dipastikan jatuh di antara Pulau Laki dan Lancang, Kepulauan Seribu, Jakarta.
Pesawat ini mengangkut 62 penumpang yang terdiri dari enam kru, 46 penumpang dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga bayi.
Sejumlah Korban Tragedi Sriwijaya Air SJ 182 'Pulang'

Sudah lebih dari sepekan tragedi nahas Sriwijaya Air SJ 182 terjadi dan meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan juga publik tanah air.
Puluhan jiwa menjadi korban dan menyisahkan duka dan menjadi sejarah tragedi tanah Ibu Pertiwi.
Sederet cerita pascakecelakaan di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1/21) lalu itu mewarnai kepergian penumpang Sriwijaya Air SJ 182.
Kini mereka telah "Pulang".
Sekitar sepekan yang lalu, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak terjatuh beberapa menit usai lepas landas, Sabtu (9/1/2021).
Satu-persatu jasad penumpang kini telah ditemukan.
Hingga Minggu (17/1/2021), tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri berhasil mengidentifikasi 29 korban dari jumlah total 62 orang.
Mereka yang berhasil diidentifikasi kemudian dipulangkan ke rumah duka.
1. Suami istri korban Sriwijaya Air dimakamkan terpisah
Jenazah warga Pekanbaru, Putri Wahyuni dipulangkan ke rumah duka setelah berhasil diidentifikasi.
Isak tangis menyambut datangnya jenazah Putri di rumah duka, Jalan Sembilang, Kelurahan Limbungan, Rumbai Pesisir, Pekanbaru, Riau, Minggu (17/1/2021).
Sang ibu, Ratna tak kuasa menahan air mata sembari memeluk peti jenazah anaknya.
Putri Wahyuni dan suaminya Ihsan Adhlan Hakim menjadi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 pada Sabtu (9/1/2020).
Perempuan yang lahir pada 9 Mei 1995 tersebut menikah dengan Ihsan yang merupakan warga Pontianak, Kalimantan Barat.
Mereka menikah 10 bulan sebelum insiden jatuhnya pesawat Sriwijaya Air itu terjadi.
Keduanya memutuskan pindah ke Jakarta usai menikah.
Ihsan dan Putri sedianya akan mengadakan syukuran di Pontianak. Mereka pun berangkat dari Bandara Soekarno Hatta menuju Pontianak dengan menggunakan Sriwijaya Air.
Namun, baru beberapa menit setelah lepas landas, pesawat yang mereka tumpangi terjatuh.
Selain jenazah Putri, jenazah sang suami juga telah ditemukan.
Suami istri itu dimakamkan di lokasi yang berbeda. Putri dimakamkan di kampung halamannya di Pekanbaru, Riau. Sedangkan sang suami dimakamkan di Pontianak.
Kakak putri, Aulia mengaku, Putri adalah sosok yang sangat disayangi oleh keluarga.
"Dia satu-satunya adik kami yang perempuan dan bungsu. Kalau di mata kami, dia segala-galanya bagi kami," kata sang kakak pilu.
2. Sempat ditelepon sebelum berangkat, sang ibu menangis dekap foto kopilot Fadly
Tangis pecah mengiringi kedatangan jenazah kopilot Fadly Satrianto di rumah duka, Jalan Tanjung Pinang, Krembangan, Surabaya, Jumat (15/1/2020).
Sang ibunda, Ninik Andayani tak bisa menyembunyikan kesedihannya yang mendalam.
Tangannya tak lepas meraba foto wajah sang putra dengan seragam pilotnya.
Tubuh Nanik pun sempat lemas hingga harus dipegangi oleh anggota keluarga yang lain.
Sesaat sebelum terbang dari bandara, Fadly memang sempat menelepon ibundanya.
Menghubungi sang ibunda adalah hal yang selalu dilakukan Fadly sebelum terbang dan menjalankan tugas.
Sang ayah Sumarzen Marzuki mengatakan, putranya gugur saat menjalankan tugas.
Sumarzen berharap putranya meninggal dalam keadaan syahid.
"Gugur dalam tugas adalah salah satu amal baik, mudah-mudahan syahid," kata dia, melansir Surya.co.id.
Sumarzen juga meminta anaknya dimaafkan jika memiliki kesalahan.
"Kami mohon dimaafkan putra kami," kata dia.
Melansir Antara, Fadly Satrianto yang lahir di Surabaya merupakan bungsu dari tiga bersaudara pasangan Sumarzen Marzuki dan Ninik Andriyani.
Alumnus Unair itu menjadi korban ketika dirinya menjadi ekstra kru di pesawat Sriwijaya Air.
Sebab, Fadly bekerja di Nam Air, anak perusahaan Sriwijaya Air.
Jasad Fadly teridentifikasi setelah sidik jari telunjuk kanan identik dengan sidik jarinya di KTP.
3. Isak tangis keluarga di Bandara Supadio Pontianak
Jenazah salah seorang warga Kecamatan Mempawah Hilir, Mempawah bernama Agus Minarni (47) tiba di Bandara Supadio Pontianak, Sabtu (16/1/2021) sore.
Sejak siang hari, keluarga korban menunggu kedatangan jenazah di bandara.
Sembari memangku foto Minarni, tangis keluarga pecah saat peti jenazah diturunkan dari pesawat dan dimasukan ke dalam mobil ambulans.
Selanjutnya, jenazah dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan.
Kepala Kantor Pencairan dan Penyelamatan Pontianak, Yopi Haryadi mengatakan, kedua jenazah tiba di Bandara Internasional Supadio Pontianak pada pukul 13.30 WIB dan 16.05 WIB.
Menurut Yopi, jenazah pertama yang tiba di Pontianak atas nama Ihsan Adhlan Hakim dengan menggunakan pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 684.
Kemudian disusul jenazah Agus Minarni, menggunakan pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SI 186.
4. Korban Sriwijaya Air dimakamkan sesuai wasiatnya
Jenazah warga Lampung yang menjadi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air, Pipit Piyono (25) tiba di Terminal Kargo Bandara Radin Inten II, Lampung, Sabtu (16/1/2021).
Selanjutnya jenazah Pipit Piyono diserahkan kepada pihak keluarganya.
Paman korban yang bernama Sabar (37) menyebut, keluarga telah ikhlas melepas kepergian Pipit Piyono.
"Keluarga sudah menerimanya dengan ikhlas," kata dia.
Sesuai wasiat Pipit Piyono, jenazah akan dimakamkan di kampung kediaman korban di Desa Toto.
"Sesuai permintaan korban semasa hidup, almarhum ingin dimakamkan di Toto Makmur," kata Sabar.
5. Jenazah Indah sudah teridentifikasi, anaknya belum ada kabar
Jenazah warga Ogan Ilir yang menjadi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air, Indah Halima Putri tiba di kampung halamannya, Minggu (17/1/2021) sore.
Sang ibu, Yursilanita tak berhenti berzikir saat jenazah putrinya tersebut dimakamkan.
Ayah Indah, Ridwan mengatakan, dari rombongan keluarga dan kerabatnya, masih ada beberapa orang yang jenazahnya belum ditemukan dan teridentifikasi.
Mereka adalah anak Indah, Arkana Nadib Wahyudi (7) dan keponakannya, Rizky Nabila.
Adapun yang sudah teridentifikasi oleh Tim DVI ialah Indah, suami Indah dan mertuanya.
"Selain Indah, suami dan ibu mertuanya juga sudah terindentifikasi, tinggal anaknya dan keponakan suaminya yang belum dan saya terus berkoordinasi dengan Tim DVI dan Sriwijaya Air," kata Ridwan.
Manajer Distrik Sriwijaya Air Palembang Yudho Prihatin mengungkapkan akan berusaha menemukan anak indah dan Rizky.
"Hari ini kita menyerahkan jenazah Indah, namun kita tetap masih konsen karena masih ada pekerjaan menemukan anak Indah dan Rizky yang belum teridentifikasi," kata Yudho.
(Kompas.com)