Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Info Terkini

6 Maskapai Dalam Sejarah Aviasi Indonesia yang Kini Tinggal Nama, Adam Air hingga Merpati Airlines

Dalam sejarah aviasi Indonesia, tercatat ada beberapa perusahaan yang pernah beroperasi namun kemudian tumbang karena terlilit masalah keuangan.

Penulis: Gryfid Talumedun | Editor: Gryfid Talumedun
Tribunnews.com
Kotak hitam pesawat Adam Air yang jatuh pada 2007. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sriwijaya Air tengah dirundung masalah.

Salah satu armada pesawatnya, SJ182 jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1/2021) lalu.

Pesawat rute Jakarta-Pontianak itu membawa sekitar 50 penumpang yang terdiri dari 43 dewasa, 7 anak-anak, 3 bayi. Ditambah dengan 12 kru.

Hingga saat ini, beberapa serpihan pesawat diduga Sriwijaya Air SJ182 sudah ditemukan.

Umur Sriwijaya Air SJ 182 sendiri sudah 26 tahun namun dianggap masih layak terbang.

Pesawat Boeing 737-500 <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/sriwijaya-air' title='Sriwijaya Air'>Sriwijaya Air</a> PK-CLC yang difoto pada 1 Januari 2015.

Sriwijaya Air merupakan salah satu perusahaan maskapai swasta terbesar di Indonesia dari sisi jumlah armada.

Nama Sriwijaya sendiri diambil dari kerajaan maritim yang pernah berjaya di Selat Malaka, Kerajaan Sriwijaya.

Industri penerbangan terbilang sebagai industri dengan persaingan sengit, tak terkecuali di Indonesia.

Tak jarang, antar-maskapai kerap melakukan perang harga tiket.

Dalam sejarah aviasi Indonesia, tercatat ada beberapa perusahaan yang pernah beroperasi namun kemudian tumbang karena terlilit masalah keuangan.

Baca juga: Hari ke-5 Pencarian Sriwijaya Air, Total 141 Kantong Jenazah Dievakuasi, 2 Korban Teridentifikasi

Sejarah Singkat Penerbangan Di Indonesia

Penerbangan di Indonesia sangat berperan penting dalam menghubungkan daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh moda transportasi lain.

Dengan pesawat terbang kita dapat menuju ke suatu tempat dengan waktu yang relatif singkat.

Kegiatan penerbangan di Indonesia sebenarnya sudah dimulai setahun setelah Wright bersaudara berhasil menemukan pesawat terbang untuk pertama kalinya.

Setelah negara Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, seluruh fasilitas milik pemerintah Belanda di Indonesia mulai diambil alih oleh bangsa Indonesia. Saat itu fasilitas penerbangan dikuasai oleh Tentara Republik Indonesia (TRI) bagian udara.

Pada masa perang kemerdekaan melawan penjajahan Jepang, bangsa Indonesia juga banyak mengambil alih dan memodifikasi beberapa pesawat terbang milik Jepang yang dikenal dengan sebutan pesawat Nishikoren.

Keberhasilan memodifikasi pesawat milik para penjajah bangsa Indonesia itu tidak lepas dari tokoh dirgantara seperti Adi Sutjipto yang membuat pesawat terbang B-25 milik Belanda mampu terbang lebih baik.

Berikut ini daftar 6 maskapai penerbangan Indonesia yang kini tinggal nama:

1. Adam Air

Kotak hitam pesawat Adam Air yang jatuh pada 2007.
Kotak hitam pesawat Adam Air yang jatuh pada 2007. (Tribunnews.com)

Di masa jayanya, perusahaan swasta ini sempat disebut-sebut sebagai maskapai penerbangan berbiaya rendah atau low cost carrier terbaik di Indonesia.

Jangkauan rute maupun penambahan armada pesawatnya terbilang ekspansif sejak didirikan pada tahun 2002.

Namun sebuah kecelakaan naas membuat reputasi Adam Air langsung ambruk seketika.

Saat itu, pesawat Adam Air KI 457 rute Jakarta-Manado mengalami insiden kecelakaan di atas perairan Majene setelah hilang dari radar.

Seluruh penumpang dan awaknya yang berjumlah 102 orang meninggal.

Tak lama setelah kecelakaan tersebut, pemerintah mencabut izin terbangnya pada 19 Juni 2008 yang menandai berhentinya operasional Adam Air di Tanah Air. 

2. Merpati Airlines

Merpati Airlines
Merpati Airlines (Istimewa)

Merpati merupakan maskapai penerbangan milik pemerintah yang beroperasi sejak era Presiden Soekarno, tepatnya perusahaan ini didirikan pada tahun 1962.

Saat itu, belum ada transportasi mumpuni untuk menghubungkan Indonesia yang berbentuk kepulauan dari Sabang sampai Merauke.

Sehingga pemerintah merasa perlu untuk membangun maskapai yang khusus melayani penerbangan-penerbangan perintis.

Selama puluhan tahun, Merpati mengalami masalah keuangan, namun selalu diselamatkan pemerintah.

Beberapa kali pemerintah melakukan upaya restrukturisasi.

Puncaknya, Merpati berhenti beroperasi pada tahun 2014 akibat terus merugi dan lilitan utang.

Meskipun sudah berhenti operasi, pemerintah hingga saat ini belum memutuskan untuk melikuidasi Merpati. 

3. Batavia Air

restoran batavia air
restoran batavia air (Shanghaiist/China News)

Maskapai bernama PT Metro Batavia ini mulai beroperasi pada 5 Januari 2002.

Batavia Air tak hanya melayani penerbangan domestik, namun juga sejumlah rute internasional dengan menggunakan pesawat Airbus A330-300 dan A320-200.

Pada 30 Januari 2013, Batavia Air dinyatakan pailit oleh PN Jakarta Pusat karena ada permohonan yang diajukan perusahaan sewa guna pesawat International Lease Finance Corporation (ILFC).

Sejak itu, maskapai tersebut berhenti beroperasi dan bangkrut. 

Baca juga: Cuaca Buruk, Proses Pencarian Dihentikan, Tim Penyelam Temukan Velg Roda Pesawat Sriwijaya Air

4. Sempati Air

Maskapai ini didirikan pada Desember 1968 dan beroperasi pada Maret 1969 dengan nama PT Sempati Air Transport.

Maskapai ini melakukan ekspansi yang besar selama akhir 1980-an hingga 1990-an.

Sempati Air pun sempat melayani rute penerbangan berjadwal ke Singapura, Kuala Lumpur, dan Manila.

Maskapai ini juga dikenal dengan pelayanannya yang prima.

Namun, Sempati kemudian bangkrut dan bertepatan dengan krisis moneter yang menghantam Indonesia pada tahun 1998.

Kabarnya, kebangkrutan juga disebabkan kesalahan manajemen.

5. Mandala Airlines

Kecelakaan pesawat Mandala Airlines PK-RIM penerbangan RI91 di Medan, 5 September 2005.
Kecelakaan pesawat Mandala Airlines PK-RIM penerbangan RI91 di Medan, 5 September 2005. (via Kompas.com)

Mandala Airlines, yang kemudian bernama Tigerair Mandala pertama kali beroperasi pada 17 April 1969.

Maskapai ini kemudian dibeli oleh Indigo Partners dan Cardig International pada tahun 2006.

Karena masalah utang, Mandala berhenti beroperasi pada tanggal 12 Januari 2011.

Akhir Februari 2011, para kreditur menyetujui restrukturisasi utang Mandala menjadi saham dan kembali beroperasi pada bulan Juni 2011.

Sebagai bagian restrukturisasi, pemegang saham mayoritas adalah PT Saratoga Investment Group (51 persen), Tiger Airways dari Singapura (33 persen), serta pemegang saham lama dan para kreditur (16 persen).

Namun, Mandala menghentikan kegiatan operasionalnya mulai 1 Juli 2014 lantaran kondisi pasar turun dan biaya operasional membengkak karena depresiasi rupiah.

6. Bouraq Indonesia Airlines

Maskapai ini didirikan pada tahun 1970 oleh Jerry Sumendap, pengusaha yang menggeluti bisnis kayu. Bouraq mencapai puncak bisnisnya pada era 1980-an.

Pada tahun 1995, Jerry Sumendap wafat dan posisinya digantikan oleh Danny Sumendap yang melakukan restrukturisasi besar-besaran sejalan dengan ketatnya persaingan.

Namun, upaya ini tak berhasil hingga pada tahun 2005, maskapai ini dinyatakan pailit.

Artikel ini telah tayang di Tribunnewsmaker.com dengan judul Deretan Maskapai Penerbangan di Indonesia yang Kini Tinggal Nama, karena Bangkrut hingga Kecelakaan

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Daftar 6 Maskapai Penerbangan Indonesia yang Kini Tinggal Nama

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved