Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air
Tim SAR Temukan Bagian Tubuh Mengapung dan Rekaman FDR, Kolonel: Alhamdulillah Berkat Rahmat Tuhan
Tim SAR dari anggota TNI AL mendapati sejumlah bagian tubuh dari korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang mengapung.
Kisah Penyelam di Balik Temuan Black Box FDR
Hari keempat pencarian Selasa kemarin juga memancarkan secercah titik terang dalam operasi SAR Sriwijaya Air SJ-182 yang telah berlangsung sejak Sabtu (9/1/2021).
Sebab, salah satu komponen utama pesawat, yakni kotak hitam atau black box akhirnya ditemukan.
Dari dua black box yang sedang dicari, tim penyelam TNI AL menemukan flight data recorder (FDR) saat tengah menyelam di perairan Kepulauan Seribu pada Selasa sore.
Salah seorang penyelam dari TNI AL, Mayor Laut Teknik Iwan Kurniawan menceritakan, proses pencarian black box dimulai pukul 11.00 WIB kemarin siang.
Pertama, penyelam menemukan underwater locator beacon (ULB) sekaligus casing dari black box FDR.
"Kita pencarian sekitar jam 11, dapet beacon-nya berikut di siang hari dapat casing FDR-nya," tutur Iwan kepada Dinas Penerangan TNI AL di Dermaga JICT II, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa.
Kemudian, pada penyelaman terakhir di sore hari, tiga orang penyelam, termasuk Iwan, akhirnya mendapatkan black box FDR.
"Penyelaman terakhir pas saya sama tiga rekan saya dapat FDR-nya," kata Iwan.
Didapatkannya black box FDR ini berawal dari penemuan titik koordinat yang diberikan KRI Rigel.
Berbekal titik koordinat tersebut, Iwan dan dua penyelam TNI AL terjun ke lokasi di dekat keberadaan sebuah bongkahan besar.
"Kita survei dulu, setelah itu kita lihat titik-titik yang punya bongkahan-bongkahan besar, di mana material atau objek yang besar dan berat," kata Iwan.
Sementara itu, Kepala Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) Koarmada I Kolonel Laut (T) Wahyudin Arif menuturkan, penemuan black box ini hasil koordinasi empat unsur TNI AL yang memiliki penyelam handal.
Keempat unsur TNI AL tersebut meliputi Dislambair, Komando Pasukan Katak (Kopaska), Detasemen Jalamangkara (Denjaka), serta Intai Amfibi (Taifib).
"Memang dari tim kita yang turun setiap hari kita rencana, sudah koordinasi dengan yang lain, dengan Kopaska, Taifib, maupun Denjaka, pembagian sektor maupun tugas," kata Wahyudin kepada tim Dispenal.