Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Populer Indonesia

Media Asing Soroti Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182, Ungkap Penyebab Mengapa Sering Terjadi Kecelakaan

Media asing menyoroti mengapa di Indonesia sering terjadi kecelakaan pesawat. Terbaru kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

Editor: Frandi Piring
ANTARA/DIDIK SUHARTONO
Media Asing Soroti kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air SJ 182. 

Kondisi <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/pesawat' title='pesawat'>pesawat</a> <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/sriwijaya-air-sj-182' title='Sriwijaya Air SJ 182'>Sriwijaya Air SJ 182</a> hancur berkeping-keping. Serpihan bangkai <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/pesawat' title='pesawat'>pesawat</a> <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/sriwijaya-air-sj-182' title='Sriwijaya Air SJ 182'>Sriwijaya Air SJ 182</a> dan live vest serta barang milik penumpang ditemukan tim penyelamat.

Faktor cuaca sendiri juga berdampak pada tertundanya penerbangan Sriwijaya Air SJ 182 selama 1 jam.

Kedua, Bloomberg mengungkap faktor komunkasi sebagai penyebab kenapa pesawat Indonesia sering jatuh.

Contohnya insiden AirAsia pada Desember 2014 yang berangkat dari Surabaya. Pilot Indonesia dan kopilot dari Perancis gagal menangani kendala di auto-pilot, sehingga pesawat terjun ke laut.

Bloomberg menutup pemberitaannya dengan data pesawat Boeing 737-500 yang mengalami 8 kecelakaan dengan total 220 korban tewas, menurut Aviation Safety Network.

Kombinasi faktor ekonomi, sosial, dan geografi

Media AS lainnya, Associated Press atau yang biasa disingkat AP, menyebut ada tiga alasan di balik pesawat Indonesia sering jatuh.

"Ini karena kombinasi dari faktor ekonomi, sosial, dan geografi," tulis AP di artikel berjudul "EXPLAINER: Why Indonesia’s plane safety record is a concern", Senin (11/1/2021).

AP juga menyoroti maraknya Low Cost Carrier (LCC) di Indonesia yang menjadi opsi murah untuk terbang, meski masih banyak wilayah kurang memiliki infrastruktur yang aman.

"Industri ini memiliki sedikit regulasi atau pengawasan pada tahun-tahun awal booming penerbangan Indonesia," tulis AP.

Mengutip data dari Aviation Safety Network, sejak 1945 ada 104 kecelakaan penerbangan sipil di Indonesia dan korban tewasnya sebanyak 2.301, terbanyak di Asia dan di urutan 8 dunia.

Salah satu dampaknya, maskapai Indonesia sempat dilarang masuk AS pada 2007-2016 karena satu atau lebih faktor, seperti keahlian teknis, personel terlatih, prosedur pencatatan dan pemeriksaan.

"Uni Eropa juga menerapkan larangan serupa dari 2007 hingga 2018," lanjut AP.

Meski begitu, media yang berdiri sejak 1846 tersebut juga menerangkan bahwa belakangan ini kondisi mulai membaik di dunia aviasi Indonesia.

"Kemajuan industri ini meningkat signifikan dan pengawasan menjadi lebih ketat," kata pakar penerbangan dan pemimpin redaksi AirlineRatings.com, Geoffrey Thomas, kepada AP.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved