Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air

Cerita Pilu Arneta dan Tiga Anaknya yang Tak Kunjung Tiba di Bandara Supadio

Mereka menjadi bagian dari penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Sabtu (9/1/2021) lalu.

Editor: muhammad irham
kompas.com
Yau, asisten rumah tangga memperlihatkan foto majikannya 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Yaman Zai, tak pernah menyangka tidak akan bertemu lagi dengan istri dan tiga orang anaknya.

Mereka menjadi bagian dari penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Sabtu (9/1/2021) lalu.

Istri Yaman, Arneta dan tiga orang anaknya Zurisya Zuar Zai (8), Umbu Kristin Zai (2) dan Faou Nontius Zai (6 bulan), masuk dalam daftar penumpang yang diperkirakan sudah tewas tersebut.

Arneta dan anak-anaknya sedianya akan berkunjung ke Pontianak untuk bertemu suaminya. Bersama Arneta, ia membawa serta sebuah jam tangan dan sepasang sepatu.

Sedianya, benda-benda itu akan ia hadiahkan untuk suaminya, Yaman Zai. Namun, jam tangan dan sepatu kado dari Arneta tidak pernah sampai ke tangan suami yang dicintainya.

Pesawat yang ditumpangi Arneta beserta ketiga anaknya, jatuh beberapa menit usai lepas landas, Sabtu (9/1/2021).

Sosok yang membersamai Arneta dan tiga anaknya hingga ke pintu Bandara Soekarno Hatta adalah Yayu.

Yayu bekerja sebagai asisten rumah tangga di tempat tinggal Arneta, Perumahan Taman Lopang Indah, Kelurahan Unyur, Kecamatan Serang, Banten.

Menurut Yayu, keluarga itu pergi ke Pontianak untuk berjumpa dengan sang suami sekaligus ayah anak-anak Arneta, Yaman Zai.

Yaman selama ini bekerja di bidang pelayaran di Kalimantan. Arneta dan anak-anaknya merasa rindu lantaran telah lama tak bertemu.

"Ke sana karena kangen, sudah lama enggak ketemu suami," tutur Yayi. Arneta, kata Yayu, juga menyiapkan hadiah istimewa untuk sang suami.

"Ibu Arneta itu sudah bawa jam sama sepatu kerja buat suaminya. Bilangnya hadiah," kata dia.

Sayur sop dan wajah pucat Arneta

Yayu masih ingat, sebelum berangkat, Arneta memintanya membuat sayur sop dan makan cukup banyak. Yayu pun turut mengantar sang majikan hingga ke Bandara.

Saat itu, Arneta tidak mengucapkan kata pamitan padanya. Namun, menurut Yayu, wajah Arneta terlihat pucat.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved