Pesawat Sriwijaya Air Jatuh
Sudah Ada 16 Kantong Jenazah Korban Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang Diterima RS Polri Kramatjati
"Kami sudah terima 16 kantong jenazah dari insiden jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air," kata Rusdi di RS Polri Kramat Jati Senin pagi.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Hingga Senin 11 Januari 2021, sudah ada enam belas kantong jenazah yang diterima RS Polri Kramatjati.
16 kantong jenazah itu berisi potongan tubuh jenazah pesawat Sriwijaya Air yang jatuh pada hari Sabtu 9 Januari 2021 kemarin.
Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Rusdi Hartono mengatakan sampai pukul 09.00 WIB pihaknya sudah menerima 16 kantong jenazah dari insiden Pesawat Sriwijaya yang jatuh Sabtu (9/1/2021) di Kepulauan Seribu, Jakarta.
"Kami sudah terima 16 kantong jenazah dari insiden jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air," kata Rusdi di RS Polri Kramat Jati Senin pagi.
Selain itu pihaknya juga telah menerima tiga kantong property yang diduga terkait dengan korban Sriwijaya Air.
Rusdi mengungkapkan bahwa rencananya pemeriksaan post mortem akan dimulai Tim DVI pada Senin ini.
Baca juga: Soal Kecelakaan Sriwijaya Air 182, Tim DVI Polri Perlu Rekaman CCTV: Akan Kita Capture Satu per Satu
Pemeriksaan post mortem adalah data fisik yang didapat personal identifikasi yang didapat saat meninggal.
Nantinya setelah pemeriksaan selesai, data post mortem akan dicocokan dengan data ante mortem yang diambil dari keluarga korban.
Data ante mortem adalah data yang didapat sebelum korban meninggal seperti sidik jari di ijazah korban, ciri-ciri tubuh korban, DNA keluarga kandung korban, hingga rekam medis terakhir sebelum korban meninggal.
Nantinya data post mortem akan dicocokan dengan data ante mortem yang sudah didapat Tim DVI.
Saat ini Tim DVI gabungan sudah mendapat 40 sample data ante mortem berupa DNA keluarga korban.
Ke-40 DNA itu diambil dari lokasi berbeda yakni 14 sample dari Rumah Sakit Polri Kramat Jati, kemudian 24 sampel dari Pontianak, satu sample dari Jawa Timur, dan satu sample dari Sulawesi Selatan.
"Jadi total saat ini kami sudah kumpulkan 40 sample data ante mortem korban," terang Rusdi.
Nantinya pihak Tim DVI akan mencocokan data ante mortem dengan data post mortem.
Apabila kedua jenis data cocok maka korban akan dapat teridentifikasi.