Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air

Cerita Kelurga Kapten Didik Gunardi Tak Mau Pasang Bendera Kuning

Keluarga salah seorang korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air, Kapten Didik Gunardi (50), menolak kediamannya dipasang bendera kuning

Editor: muhammad irham
Tribunnews
Inda Gunawan kakak kandung Didik Gunardi memperlihatkan foto adiknya 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Keluarga salah seorang korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air, Kapten Didik Gunardi (50), menolak kediamannya dipasang bendera kuning dan karangan bunga.

Kapten Didik Gunardi adalah penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ 812 yang jatuh di Perairan Kepulauan Seribu Jakarta.

Istri Didik Gunardi, Ari Kartini, berharap ada keajaiban suaminya masih bisa ditemukan dalam keadaan hidup.

"Iya keluarga sangat syok, terutama istrinya. Ada TV di atas itu ditutup, enggak dinyalain. Terus enggak mau dipasang bendera kuning, enggak menerima karangan bunga atau apapun, memang belum bisa menerima," ujar Inda Gunawan (57) Kakak Kapten Didik Gunardi, di Bekasi, pada Senin (11/1/2021).

Gunawan mengungkapkan keluarga masih berharap adanya keajaiban atas kondisi Didik Gunardi.

Didik Gunardi menjadi copilot pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang hilang kontak dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021).

Meskipun, tim pencarian menemuan puing-puing pesawatan dengan kondisi cukup hancur.

"Harap masih ada keajaiban, ya meskipun sekecil apapun barang kali Tuhan berkehendak lain. Mudah-mudahan masih bisa ditemukan mudah-mudahan masih hidup. Kalau Tuhan berkehendak lain ya Insyallah kita harus terima," imbuhnya.

Gunawan mengungkapkan awalnya keluarga tak percaya bahwa Didik masuk dalam daftar manifes di pesawat Sriwijaya Air yang hilang kontak dan jatuh di laut Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, pada Minggu (10/1/2021).

Pasalnya, Didik merupakan pilot pesawat NAM Air.

"Dari awal, saya kakaknya yang cewek benar-benar engga percaya, 100 persen engga percaya. Karena, setahu kami adik saya di NAM Air sebagai captain pilot di sana," imbuhnya.

Gunawan yang ketika itu tengah di perjalanan berusaha tenang mendengar kabar itu. Dia sangat yakin adiknya itu tidak berada di pesawat Sriwiijaya Air.

"Lalu denger kabar Sriwijaya kecelakaan, ah enggak mungkin. Saat itu saya di jalan berusaha untuk jangan panik, sabar, bahwa Didik itu enggak di Sriwijaya tapi di NAM Air," ucapnya.

Sesampainya di rumah, Gunawan mendapatkan penjelasan dari keluarga dan rekan kantor adiknya, bahwa Didik masuk manifes pesawat Sriwijaya Air dikarenakan mau membawa pesawat NAM Air dari Pontianak ke Surabaya atau Solo.

"Kami masih belum percaya tuh, karena kan jadwalnya harusnya Minggu pagi, bawa pesawat NAM Air, masa ikut Sriwijaya Air," tuturnya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved