News
8 Hari Lagi Vaksinasi Covid-19 Perdana Dilakukan Pemerintah, Ini Yang Akan Disuntik Pertama
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memastikan proses vaksinasi perdana bakal dilakukan pada Rabu 13 Januari 2021.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Pemerintah telah menyampaikan mengenai kapan pelaksanaan vaksinasi covid 19.
Masih ada delapan hari lagi sebelum pelaksanaan vaksinasi covid 19.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin hari ini Selasa 5 Januari 2021.
Vaksinasi akan dilaksanakan pada pekan depan.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memastikan proses vaksinasi perdana bakal dilakukan pada Rabu 13 Januari 2021.
Presiden Jokowi akan mengawali proses vaksinasi beserta jajaran Kabinet Indonesia Maju dan pejabat di tingkat pusat.
Hal itu disampaikan dalam Rapat Koordinasi Kesiapan Vaksinasi Covid-19 dan Kesiapan Penegakan Protokol Kesehatan Tahun 2021 di Kantor Kemendagri, Jakarta Pusat, Selasa (5/01/2021).
"Penyuntikan pertama akan dilakukan pada Rabu depan (13/01), di Jakarta, oleh Bapak Presiden Jokowi," kata Menkes Budi.
Selanjutnya vaksinasi di daerah pada hari berikutnya secara serentak, dengan prioritas tenaga kesehatan.
Budi berharap, kepala daerah dapat turun untuk melihat proses vaksinasi pada tenaga kesehatan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat.
"Kemudian pada saat penyuntikan tenaga kesehatan, tolong kepala daerah, Bapak/Ibu Gubernur, turun untuk membangkitkan confidence ke masyarakat," ujarnya.
Penyuntikan vaksin, rencananya akan dilakukan perdana pada 13 Januari 2021, diikuti secara serentak di 34 provinsi.
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan dan partisipasi tenaga kesehatan dan publik dalam program vaksinasi gratis bertahap.
Vaksinasi perdana ini diikuti oleh kelompok pejabat publik pusat dan daerah, pengurus Asosiasi Pofesi Tenaga Kesehatan dan Key Leader kesehatan daerah, serta tokoh agama daerah.
"Arahan Bapak Presiden jelas, akan dilakukan secara serentak, diawali di pusat, kemudian dilanjutkan di daerah, melibatkan tokoh masyarakat dan kalau ada tokoh kesehatan atau figur dokter yang berpengaruh, misalnya, untuk diikutsertakan," jelasnya.