Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Konflik China Jepang

Strategi Tiongkok untuk Rebut Senkaku dari Jepang: Melemahkan Perlawanan hingga Tokyo Setuju

China telah mengirim pesawat militer dengan ratusan serangan mendadak di daerah tersebut, memaksa Pasukan Bela Diri Jepang mengacak jet tempurnya.

Editor: Rizali Posumah
Foto Kyodo
Kepulauan Senkaku atau Diaoyu yang diperebutkan oleh Jepang dan China. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - China terus berusaha mengurangi perlawanan Jepang dari waktu ke waktu. 

Usaha ini nampaknya berhasil. Pasalnya dalam beberapa tahun terakhir, China telah meningkatkan kehadiran sipil dan militernya di wilayah udara dan perairan di sekitar gugusan pulau berbatu tak berpenghuni di Laut China Timur.

Wilayah ini disebut Senkaku oleh Jepang dan Diaoyus di China. Sebenarnya wilayah ini berada di bawah pemerintahan Jepang tetapi diklaim oleh kedua negara.

Sebagai bagian dari strateginya, China telah mengirim pesawat militer dengan ratusan serangan mendadak di daerah tersebut, memaksa Pasukan Bela Diri Jepang untuk mengacak jet tempurnya dari fajar hingga senja.

Para pengamat mengatakan taktik itu menguras personel dan peralatan Jepang, tetapi juga berisiko besar bagi China.

Dilansir dari SCMP, Sabtu (2/1/2021), Penjaga Pantai Jepang mulai melaporkan jumlah kapal penjaga pantai Tiongkok di dekat Senkaku pada 2008.

Untuk sementara hanya ada beberapa kasus - tidak lebih dari 10 per tahun.

Namun pada September 2012, pemerintah Jepang menasionalisasi pulau-pulau tersebut dan pada akhir tahun China telah mengirim 428 kapal penjaga pantai ke perairan yang berdekatan di pulau-pulau tersebut, sebuah zona antara 12 dan 24 mil laut dari Senkaku.

Dari 2013 dan 2018, rata-rata 720 kapal penjaga pantai Tiongkok berkelana ke perairan.

Dan pada tahun 2020, 1.157 kapal China masuk ke zona berdekatan pulau-pulau tersebut, naik lebih dari 5 persen dari tahun lalu dan hampir tiga kali lipat jumlahnya dari tahun 2012.

Ketegangan juga meningkat di langit.

Mengutip sumber-sumber pemerintah, Kyodo News melaporkan pada bulan Juli bahwa serangan mendadak Tiongkok yang sering terjadi memaksa Angkatan Udara Bela Diri Jepang untuk terbang di atas Laut Tiongkok Timur dari matahari terbit hingga terbenam setiap hari.

Kedua negara sejak itu sepakat untuk memulai kembali pembicaraan di pulau-pulau itu tetapi ada banyak ketidakpercayaan yang harus diatasi.

Menteri Pertahanan Jepang Yasuhide Nakayama menyuarakan keprihatinan tersebut pada awal Desember ketika dia mengatakan aktivitas maritim China yang meningkat di perairan sekitar Jepang merupakan ancaman.

Dia juga menyebut gerakan Beijing sebagai upaya untuk "secara sepihak" mengubah status quo di Laut China Timur.

Sumber: Grid.ID
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved