Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kesehatan

Jika Kurang Tidur, Ini Dampak Buruk Yang Akan Dialami

Gangguan tidur untuk waktu yang lama bisa menyebabkan perubahan struktural otak yang berhubungan dengan memori jangka panjang.

SHUTTERSTOCK
Ilustrasi Mengantuk 

Menurut beberapa perkiraan, 90 persen orang dengan insomnia (gangguan tidur yang ditandai dengan sulitnya tidur dan sulit tidur lelap) juga memiliki kondisi kesehatan lain.

4. Membunuh dorongan seks

Pakar tidur mengatakan bahwa pria dan wanita yang kurang tidur melaporkan libido yang lebih rendah dan minat yang kurang pada seks.

Energi yang terkuras, rasa kantuk, dan ketegangan yang meningkat mungkin menjadi penyebab utamanya.

Untuk pria dengan sleep apnea, masalah pernapasan yang mengganggu tidur, mungkin ada faktor lain yang menyebabkan penurunan kualitas seksual.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism pada 2002 menunjukkan bahwa banyak pria dengan sleep apnea juga memiliki kadar testosteron yang rendah.

Dalam studi tersebut, hampir setengah dari pria yang menderita sleep apnea parah juga mengeluarkan kadar testosteron yang sangat rendah pada malam hari.

5. Rasa kantuk membuat depresi

Seiring waktu, kurang tidur dan gangguan tidur bisa berkontribusi pada gejala depresi.

Dalam jajak pendapat yang dilakukan Sleep Foundation di Amerika pada 2005, ditemukan bahwa orang yang didiagnosis dengan depresi atau kecemasan cenderung tidur kurang dari enam jam di malam hari.

Gangguan tidur yang paling umum, insomnia, memiliki kaitan terkuat dengan depresi.

Dalam sebuah studi pada 2007 terhadap 10.000 orang, mereka yang menderita insomnia lima kali lebih mungkin mengalami depresi dibandingkan mereka yang tidak.

Nyatanya, insomnia seringkali merupakan salah satu gejala awal depresi.

Insomnia dan depresi saling memengaruhi. Kurang tidur sering kali memperburuk gejala depresi, dan depresi bisa membuat seseorang lebih sulit tidur.

Sisi positifnya, mengobati masalah tidur dapat membantu mengatasi depresi dan gejalanya, maupun sebaliknya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved