Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Internasional

Di Filipina, Lockdown Membuat 200 Ribu Bayi Lahir Tanpa Direncanakan, 2 Juta Lagi Siap Menyusul

Meski menerapkan beberapa kali lockdown dengan ketat, namun sampai saat ini Filipina masih belum mampu mengalahkan gempuran virus corona.

Editor: Rizali Posumah
Tribunnews
Ilustrasi Bayi - Melansir BBC, Kamis (23/12/2020), lockdown juga berarti ratusan ribu wanita Filipina tidak dapat mengakses alat kontrasepsi. Walhasil ada jutaan ibu yang hamil di sana. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Selama pandemi virus corona mewabah, ada beberapa negara di dunia yang memberlakukan lockdown paling ketat. 

Salah satu dari negara-negara itu adalah tetangga kita, Filipina.

Meski menerapkan beberapa kali lockdown dengan ketat, namun sampai saat ini Filipina masih belum mampu mengalahkan gempuran virus corona.

Saat lockdown diberlakukan, hal ini berarti semua warga dilarang keluar rumah kecuali untuk membeli barang-barang pokok atau olahraga di luar.

Transportasi publik juga berhenti beroperasi dan penerbangan dibatalkan, sementara restoran hanya boleh melayani pesanan yang dibawa pulang.

Tentara berpatroli di jalan-jalan dengan pengangkut personel lapis baja, pos pemeriksaan polisi membatasi pergerakan dan hanya satu anggota keluarga yang diizinkan keluar untuk berbelanja persediaan makanan.

Melansir BBC, Kamis (23/12/2020), lockdown juga berarti ratusan ribu wanita Filipina tidak dapat mengakses alat kontrasepsi.

Hal ini mengakibatkan banyak kehamilan yang tidak direncanakan.

Menurut proyeksi dari University of the Philippines Population Institute dan United Nations Population Fund, diperkirakan ada 214.000 bayi tambahan yang tidak direncanakan akan lahir pada tahun depan.

Anak-anak ini akan lahir di rumah sakit yang sudah kewalahan dengan 1,7 juta kelahiran setiap tahun, sebagian besar dari keluarga yang berjuang untuk memenuhi kebutuhan.

Pada kenyataannya, pandemi Covid-19 tidak hanya menyebabkan kematian ribuan orang Filipina, tetapi juga akan menyebabkan kelahiran lebih banyak bayi.

Melansir Coconuts.co (25/6/2020), Juan Antonio III, direktur eksekutif Komisi Kependudukan dan Pembangunan (POPCOM), mengatakan ABS-CBN Teleradyo dalam sebuah wawancara bahwa hampir 2 juta bayi diharapkan akan lahir tahun depan di Filipina karena kurangnya akses terhadap kontrasepsi yang disebabkan oleh lockdown.

Perkiraan tersebut didasarkan pada studi yang dilakukan oleh Institut Kependudukan Universitas Filipina (UP) dan Dana Kependudukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFPA).

“Angka kelahiran biasa di Filipina, seperti tahun 2018, 1,7 juta. Saat ini UP Population Institute telah memproyeksikan, berkoordinasi dengan UNFPA, bahwa akan ada tambahan 214.000 [kelahiran]. Jadi, tampaknya 1,9 atau hampir 2 juta bayi [diharapkan] tahun depan [akan lahir] di Filipina,” kata Antonio dalam bahasa Inggris dan Filipina.

Antonio mengatakan karantina yang diberlakukan di berbagai bagian negara telah mempersulit warga Filipina untuk pergi ke pusat kesehatan di mana alat kontrasepsi tersedia.

Halaman
12
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved