Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tribun Travel

Dari Zaman Belanda Hingga Zaman Covid 19, Tradisi Natal Warga Langowan Ini Tetap Ada

Sudah jadi kebiasaan orang Langowan yang berdiaspora di dalam dan luar negeri untuk kembali ke tanah kelahirannya tiap hari natal.

Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
TRIBUNMANADO/ARTHUR ROMPIS
Pasiar deng Bendi, tradisi unik warga Langowan saat merayakan Natal. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Datang jauh - jauh dari Amerika Serikat. Hanya untuk naik bendi di Langowan, Kabupaten Minahasa

Ungkapan itu pas untuk menyebut kehebohan yang muncul dari tradisi pasiar bendi setiap hari natal 25 Desember.

Sudah jadi kebiasaan orang Langowan yang berdiaspora di dalam dan luar negeri untuk kembali ke tanah kelahirannya 
tiap hari natal.

Mereka tak akan melewatkan tradisi pasiar bendi yang jadi khas daerah yang sebentar lagi jadi kota tersebut.

Diketahui, banyak orang Langowan yang mengadu nasib di negeri Paman Sam. Di sana mereka kebanyakan menjadi pekerja swasta dan gereja.

Ada pula sukses jadi pengusaha. Jadi Marinir dalam US Seals. Ada yang menekuni pekerjaan informal tapi berkelas. Seperti tukang rumput artis Hollywood Bon Jovi.

Di era Covid 19, pasiar bendi tetap berlangsung meski tak semarak tahun sebelumnya karena aturan tidak boleh berkerumun akibat wabah Covid 19.

Bendi yang ikutan tak sebanyak tahun sebelumnya. Warga yang naik juga dibatasi. Tidak bergerombol seperti biasanya.

Kusir dan penumpang memakai masker.Amatan Tribun Manado, Jumat (25/12/2020), nampak deretan bendi berduyun - duyun di pusat kota, menembus hujan deras yang seharian mengguyur, menuju desa Karondoran yang merupakan batas Langowan bagian utara.

Bendi dihias meriah dengan belasan bendera di sekujur tubuhnya. Astri Wanda mengatakan, ia tak mau ketinggalan ikut 
pesiar bendi meski dibayang bayangi Covid 19.

"Tak lengkap rasanya jika tak naik bendi," kata dia.

Astri biasa naik sekeluarga, dengan suami dan anak anak. Dengan merogoh kocek 50 ribu, ia jalani dua trip pesiar bendi.

"Tentu kami pakai masker serta bawa hand sanitizer," kata dia.

Medi salah satu ASN dari Bolmong Raya (BMR) mengaku tak bisa pulang kampung tanpa naik bendi di hari natal.

Meski hujan deras, ia tetap memaksakan mencari bendi.

"Ini sudah mendarah daging," kata dia.

Sebut Medi, tradisi pasiar bendi telah berjalan sejak zaman Belanda.

Donal salah satu tukang bendi menyebut pesiar bendi adalah waktu panen uang.

"Omzetnya bisa ratusan ribu, hingga jutaan," kata dia.

Tapi rezeki pesiar bendi tahun ini agak seret. Ia hanya dapat beberapa trip.

"Agak kurang orang, selain Covid mungkin karena hujan deras," kata dia. (art)

Baca juga: Peringatan Dini Cuaca Besok Minggu 27 Desember 2020, BMKG: Sejumlah Wilayah Potensi Cuaca Ekstrem

Baca juga: Makin Go Public, Pevita Pearce Pamer Momen Kencan Virtual Dengan Arsyah Rasyid, Ini Potretnya

Baca juga: Ada Temuan Varian Baru Virus Corona, Ini 7 Gejalanya

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved