Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Menteri KKP

Wahyu Sakti Trenggono Jadi Menteri KKP Gantikan Edhy Prabowo, Ini Profil dan Rekam Jejaknya

Wahyu akan menggantikan jabatan Edhy Prabowo yang sebelumnya ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

Editor: Frandi Piring
Istimewa
Wamenhan Sakti Wahyu Trenggono menjajal salah satu senjata andalan milik Pindad, SS2V5 MR. Kini jabat Menteri KKP menggantikan Edhy Prabowo. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Wahyu Sakti Trenggono menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) setelah ditunjuk Presiden Joko Widodo.

Wahyu Sakti Trenggono sebelumnya menjabat Wakil Menteri Pertahanan.

Wahyu akan menggantikan jabatan Edhy Prabowo yang sebelumnya ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

 Sakti Wahyu Trenggono
 Sakti Wahyu Trenggono (Ist)

Ia sebelumnya menjadi bendahara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf pada Pemilihan Presiden 2019.

Pria kelahiran Semarang, 3 November 1962, ini merupakan lulusan S1 Teknik Industri Institut Teknologi Bandung pada 1986.

Lalu, dia melanjutkan S2 Magister Management Institut Teknologi Bandung pada 2006.

Dikutip dari Tribunnews.com, Trenggono merupakan pendiri PT Teknologi Riset Global (TRG) Investama.

Perusahaan yang telah berdiri sejak 2007 ini bergerak di bidang telekomunikasi, teknologi, properti, media, dan e-commerce.

Sedangkan sebelumnya, ia telah memiliki PT Solusindo Kreasi Pratama (SKP) dan PT Tower Bersama Infrastruktur.

Dua perusahan itu dikenal sebagai penyedia menara telekomunikasi terbesar di Indonesia.

Setelah lulus dari ITB, Wahyu Sakti Trenggono bekerja di Astra selama 11 tahun. Bekerja di Astra membuatnya belajar banyak hal seperti berelasi dengan lembaga konsultan dunia Boston Consulting Group (BCG).

Trenggono banyak belajar soal Management Trainee hingga infrastruktur IT.

Dikutip dari Surya.co.id, Trenggono memprediksi setelah 2000-an, Indonesia akan memasuki era teknologi mobile telekomunikasi.

Hal itu berdasar pada munculnya operator seluler dan pengguna ponsel yang terus tumbuh.
Ia berkesimpulan, pasti kebutuhan telekomunikasi mobile akan makin besar di masa mendatang.

Sehingga perlu ditangkap peluang membangun infrastrukturnya, yaitu menara.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved