Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Heboh

Pakar Intelijen Curiga Tindakan Diplomat Jerman Kunjungi Markas FPI, Diduga Lakukan Spionase

Apalagi menurut Kedutaan Besar Jerman untuk Indonesia tindakan itu inisiatif pribadi si diplomat dan bukan perintah resmi pemerintah Jerman.

Editor: Alexander Pattyranie
Istimewa/FPI
Foto saat Staf diplomatik Kedubes Jerman mendatangi markas FPI. 

staf Kedutaan tersebut sebagai bentuk dukungan Jerman kepada organisasi tersebut.

"Kedutaan Jerman juga secara tegas menyampaikan dukungan dan komitmen pemerintah

Jerman untuk melanjutkan kerja sama bilateral dengan Indonesia untuk melawan intoleransi,

radikalisme, dan ujaran kebencian," lanjut keterangan tersebut.

Kementerian Luar Negeri menuntut agar Kedutaan Besar Jerman memberikan pernyataan

resmi kepada publik sebagaimana yang dijelaskan kepada Kementerian Luar Negeri.

"Kedubes Jerman menyampaikan, staf diplomatik tersebut telah diminta kembali segera

untuk mempertanggung-jawabkan tindakannya dan memberikan klarifikasi kepada

pemerintahnya," jelas Kemlu.

Komisi I DPR: Melanggar Tata Krama Diplomasi

Anggota Komisi I DPR Muhammad Farhan menilai Kedutaan Besar (Kedubes) Jerman

untuk Indonesia telah melanggar tata krama berdiplomasi.

Hal tersebut disampaikan Farhan menyikapi kunjungan perwakilan Kedubes Jerman 

ke markas Front Pembela Islam (FPI) di Petamburan, Jakarta, Kamis (17/12/2020).

"Sesuai dengan tata krama diplomasi, seharusnya pihak Kedubes Jerman menghubungi

dulu Kemenlu RI, apapun alasan dari Kedubes Jerman.

Jadi hal ini bisa dikatakan telah melanggar tata krama diplomasi," ujar Farhan saat

dihubungi, Jakarta, Senin (21/12/2020).

Meski telah melanggar tata krama diplomasi, kata Farhan, pemerintah Indonesia tidak

dapat memberikan sanksi terhadap Kedubes Jerman terkait hal itu.

"Tidak ada sanksi, tapi ini akan jadi catatan yang mempengaruhi beberapa kepentingan

negara Jerman di Indonesia," ucap Farhan.

Menurutnya, negara Indonesia tidak pernah melarang warga negaranya untuk berhubungan

dengan perwakilan negara manapun, selama memiliki hubungan diplomatik.

Namun, Farhan menyebut, dalam hal ini justru Kedubes Jerman yang seharusnya memahami

sensitivitas permasalahan di dalam negeri Indonesia, terutama menyangkut FPI.

"Tidak mungkin mereka (Kedubes Jerman) tidak tahu hal itu," ucap politikus NasDem itu.

Farhan pun menilai alasan kedatangan perwakilan Kedubes Jerman ke markas FPI, yaitu untuk

menjaga keamanan wilayah kantor Kedubesnya jelang aksi 1812, terlalu mengada-ada.

"Klarifikasi Kedubes Jerman soal memastikan keamanan demo hari Jumat 18 Des 2020, itu sih alasan

'kaleng-kaleng', bukan kelas diplomasi internasional," ujar Farhan.

Sebelumnya diberitakan, FPI mengaku didatangi pihak Kedutaan Besar Jerman untuk Indonesia.

Sekretaris Umum FPI Munarman menjelaskan, ada dua orang perwakilan Kedubes Jerman berkunjung

ke Sekretariat DPP FPI, Petamburan, Jakarta Pusat, pada Kamis (17/12) siang hari.

"Dari pihak Kedubes Jerman menyampaikan turut berdukacita dan belasungkawa atas kejadian

dibunuhnya enam syuhada," kata Munarman.

Pihak Kedubes Jerman pun mengklarifikasi kedatangannya ke Markas FPI.

Mereka mengaku tidak ada niatan politik, tetapi hanya untuk memastikan keamanan karena

demontrasi 1812 berada di sekitaran gedung Kedubes Jerman.

Kata pakar hukum internasional

Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana mendesak

Duta Besar Jerman untuk Indonesia segera memulangkan pegawai kedubes yang telah bertindak

secara ceroboh datang ke Markas Front Pembela Islam (FPI).

“Dubes Jerman segera memulangkan pegawai kedubes yang telah bertindak secara ceroboh.

Ini untuk mencegah rusaknya hubungan diplomatik Indonesia dan Jerman,” ujar Hikmahanto Juwana

ketika dihubungi Tribunnews.com, Senin (21/12/2020).

Sejak kemarin viral foto yang menggambarkan seorang yang diduga diplomat Jerman dengan

mobilnya memasuki Markas FPI.

Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani ini pun menilai ada empat alasan untuk mendesak

Kedubes Jerman segera memulangkan pegawainya yang datang ke Markas FPI.

Pertama, hingga saat ini tidak dijelaskan apakah pegawai kedutaan Jerman tersebut

seorang diplomat atau bukan.

Kedua, kata dia, tidak seharusnya pegawai Kedutaan mencari tahu tentang sesuatu

dengan mendatangi Markas FPI.

“Bila pegawai tersebut ingin mencari tahu seharusnya dilakukan di tempat yang netral,

seperti hotel ataupun rumah makan,” jelas Hikmahanto.

Ketiga, adalah tindakan bodoh dari pegawai Kedubes Jerman untuk datang ke Markas FPI di era sosial media.

Karena di tengah isu FPI yang menghangat akhir-akhir ini, siapa saja tentu dapat mengambil

gambar dan mem-posting kedatangan pegawai Kedubes Jerman itu di sosial media untuk

berbagai kepentingan dan menimbulkan berbagai penafsiran.

Terkahir, menurut dia, pegawai tersebut bahkan tidak cerdas dan sensitif dengan situasi politik

yang belakangan berkembang di Indonesia.

“Pegawai tersebut seolah membiarkan Negara Jerman dijadikan legitimasi untuk satu pihak

dan pada saat bersamaan sebagai tindakan yang tidak bersahabat oleh pihak yang lain,” tegasnya.

Untuk itu pula dia meminta Duta Besar Jerman untuk Indonesia mengklarifikasi hal ini dan

meminta maaf secara terbuka.

(Tribunnews.com)

BERITA TERPOPULER :

Baca juga: Foto Penumpang Positif Covid-19 yang Meninggal Mendadak di Pesawat Viral, Sempat Mendarat Darurat

Baca juga: Olly Sebut Pengunjung Mall Akan Dites Cepat, Polda Kerahkan 1700 Personel Pengamanan

Baca juga: AC Milan Semakin Sulit Mempertahankan Capolista, Tonali Cedera & Kessie Jalani Skorsing, Teror Inter

TONTON JUGA :

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kedubes Jerman Datangi Markas FPI, Pakar Intelijen: Mencurigakan, Patut Diduga Lakukan Spionase

https://www.tribunnews.com/regional/2020/12/21/kedubes-jerman-datangi-markas-fpi-pakar-intelijen-mencurigakan-patut-diduga-lakukan-spionase.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved