News
Ibu dan Anak Ditembak Mati Polisi Gara-gara Petasan, Jonel Emosi dengan Ucapan Korban: 'Saya Polisi'
Dua orang tewas ditembak oknum polisi gara-gara petasan. Pelaku emosi karena ucapan korban.
Polisi itu terlihat bersama putrinya yang masih kecil
Nuezca yang marah mengancam akan membunuh Sonya sebelum menembak langsung ke kepalanya,
kemudian menembak Frank Anthony dua kali, sebelum menembaki Sonya sekali lagi yang sudah jatuh ke tanah.
Komisi Hak Asasi Manusia mengutuk pembunuhan tidak beralasan dan tidak masuk akal yang dilakukan oleh pasukan negara yang seharusnya melindungi publik.
Kantor regionalnya akan menyelidiki insiden tersebut.
"Tidak dapat diterima ketika merekalah yang berada di garis depan dalam melanggengkan pelanggaran hak asasi manusia seperti itu.
Insiden ini mengulangi seruan kami kepada pemerintah untuk mendesak dilakukannya penyelidikan luas atas setiap tuduhan pembunuhan sewenang-wenang," kata juru bicara Jacqueline Ann de Guia dalam sebuah pernyataan.
CHR juga mengimbau publik untuk tidak memfitnah putri Nuezca dan bahkan memposting nama dan foto anak tersebut karena dapat menimbulkan trauma yang tidak dapat diperbaiki.
Menteri Dalam Negeri Eduardo Año mengutuk insiden itu, tetapi mengatakan itu adalah kejahatan "terisolasi" yang tidak boleh digunakan untuk mendefinisikan seluruh pasukan polisi.
"Ini adalah insiden yang tidak menguntungkan tetapi terisolasi ... Dosa Nuezca bukanlah dosa seluruh Kepolisian Nasional Filipina," katanya dalam sebuah pernyataan.

(Ilustrasi foto pistol)
Pemerintahan Duterte, termasuk PNP dan Angkatan Bersenjata Filipina, telah dikritik karena pembunuhan di luar hukum,
pelanggaran hak asasi manusia, dan meningkatnya iklim impunitas sejak Presiden Rodrigo Duterte menjabat pada Juli 2016.
Dalam perang pemerintah melawan narkoba saja, data menunjukkan 5.903 tersangka telah tewas dalam operasi anti-narkoba,
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/ibu-dan-anak-tewas-ditembak-polisi-gara-gara-main-petasan-di-filipina.jpg)