Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Aktivis Nahdlatul Ulama

Guntur Romli: Citra FPI Mematikan, Bersenjata Api dan Terorisme, Insiden Tol Cikampek Percaya Polisi

Banyak kalangan lebih mempercayai versi polisi terkait insiden Tol Cikampek yang menewaskan enam laskar khusus FPI

Editor: Aswin_Lumintang
YouTube Channel
Mohamad Guntur Romli menyatakan lebih percaya polisi ketimbang FPI terkait Tol Cikampek 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA -  Banyak kalangan lebih mempercayai versi polisi terkait insiden Tol Cikampek yang menewaskan enam laskar khusus Front Pembela Islam (FPI).

Satu di antaranya aktivis Nahdlatul Ulama (NU), Mohamad Guntur Romli yang lebih percaya kronologi versi pihak kepolisian dalam bentrok dengan Front Pembela Islam (FPI), di Tol Cikampek, Karawang, Jawa Barat, Senin (7/12/2020) dini hari.

Ilustrasi - Rekaman Percakapan pengikut MRS saat rencanakan serang Polisi di Tol Cikampek.
Ilustrasi - Rekaman Percakapan pengikut MRS saat rencanakan serang Polisi di Tol Cikampek. (Youtube)

Guntur Romli lebih mempercayai versi kepolisian lantaran rekam jejak aparat.

"Percaya versi polisi atau versi FPI? Saya percaya versi polisi, karena rekam jejaknya," ujar Guntur Romli kepada Tribunnews, Sabtu (18/12/2020).

"Polisi tidak pernah membunuh FPI selama ini," imbuhnya.

Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu menyebut pihak kepolisian terbukti benar dalam puluhan kasus saat berhadapan dengan FPI.

"Bahkan imam besar FPI sudah terbukti di pengadilan bersalah dan divonis penjara 2 kali," ungkapnya.

Guntur Romli menyebut, jika polisi sampai memberi tindakan tegas kepada anggota FPI, maka ada penyebab yang luar biasa.

"(Pastinya) ada penyebab yang luar biasa, kedaruratan sehingga mereka membela diri," ungkapnya.

Menurut Guntur Romli, FPI saat ini tampil dengan citra yang mematikan, yaitu terkait senjata api dan terorisme.

"Ini bukan fitnah atau hoaks (kabar bohong), enam orang FPI terpaksa didor mati oleh petugas polisi karena mereka menyerang polisi dengan senjata api."

"Ini kejahatan yang tak bisa dibela. Pencopet tak bersenjata yang tertangkap oleh massa saja bisa jadi bulan-bulanan massa, karena bikin geram, marah, apalagi yang bersenjata api," ungkapnya.

Lebih lanjut, Guntur Romli menyebut penegak hukum pasti akan melakukan tindakan tegas jika ada yang menyerang mereka dengan senjata.

"Apalagi senjata api. Pilihannya cuma dua, ditembak atau menembak. Dibunuh atau membela diri," ujar Romli.

FPI Bantah Laskar Pengawal Miliki Senjata

Sementara itu Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI), Munarman menegaskan, laskar pengawal Habib Rizieq Shihab tidak membawa senjata api dalam bentrok dengan Polisi di Jalan Tol Cikampek, Karawang, Jawa Barat, Senin (7/12/2020) dini hari.

Munarman, Front Pembela Islam
Munarman, Front Pembela Islam ()

Hal itu diungkapkan Munarman saat menjadi narasumber program Mata Najwa, Rabu (16/12/2020).

"Tidak (bawa senjata), laskar itu hanya penamaan untuk membedakan dengan anggota FPI yang biasa," ungkap Munarman, dikutip dari kanal YouTube Najwa Shihab.

Munarman menyebut laskar pengawal berseragam dan tidak dipersenjatai.

Bahkan, Munarman menyebut larangan membawa senjata sudah tertera dalam kartu anggota.

"Mereka berseragam, tidak pernah (membawa senjata) dan standar organisasi kita di kartu anggota FPI dilarang membawa senjata tajam, senjata api, dan bahan peledak, itu dilarang," ungkapnya.

Baca juga: Debat Sengit Munarman vs Politisi PDIP di Mata Najwa, Singgung Drone Kuntit Rizieq hingga Jejak FPI

Munarman meyakini senjata api yang ditunjukkan polisi sebagai barang bukti bukanlah milik laskar FPI.

"Kita sudah cek keluarganya, kita sudah cek laskar yang masih hidup, kita sudah cek tipikal-tipikal laskar kita, tidak pernah (bawa senjata)."

"Saya juga pernah dikawal laskar, saya lihat tidak pernah bawa apa-apa," ungkap Munarman.

Munarman menyebut tidak ada yang mengetahui berasal dari mana senjata api yang dijadikan barang bukti tersebut.

Baca juga: Viral, Pemuda Pukul Polisi saat Bubarkan Demo Aksi 1812, Begini Nasibnya Saat Ini

Baca juga: Promo JSM Indomaret Hari Ini Sabtu 19 Desember 2020, Susu Kental Manis Diskon Harga, Cek Katalog!

Baca juga: Punya 15 Pengawal Polisi, Mantan Gubernur Ditembak Mati di Toilet Negara Bagian Meksiko

"Pistol itu pistol jenis mahal, menurut ahli senjata harganya minimal Rp 20 juta, laskar kita nggak punya kemampuan membeli itu," ungkap Munarman.

Munarman menyebut, perlu dicek kebenaran sejumlah peluru yang juga dijadikan barang bukti, apakah sesuai dengan barang bukti pistol jenis revolver tersebut.

"Itu akan terlihat setelah dilakukan penyelidikan Komnas HAM," ungkapnya.

Diketahui sebelumnya FPI dan pihak kepolisian memberi keterangan berbeda mengenai bentrok yang terjadi di Tol Jakarta-Cikampek, Senin (7/12/2020) dini hari.

Peristiwa tersebut berujung tewasnya enam anggota FPI setelah diberikan tindakan tegas oleh kepolisian.

(Tribunnews.com/Gilang Putranto)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved